Thursday, October 28, 2021

KULTUM, CERAMAH MUHADHARAH SANTRI, KEBAHAGIAN SANTRI

 

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه


MENJADI SANTRI, KENAPA TIDAK...!!!

Oleh:
Tim Penjamin Mutu Internal Dayah Raudhatus Sa'adah Syik Awe.

Puji serta Syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia Allah, pada malam Juma’at yang mulia ini, para sahabat Santri kembali bertemu di atas mimbar yang bahagia ini, sebuah mimbar yang memberikan kesempatan untuk menggoncang dunia kelak, banyak orang merasa hebat, tapi jangan buru-buru di akui, sebelum mereka membuktikan diri mampu meneriakkan kebenaran dari mimbar dakwah, sepakat.....?........ Alhamdulillah...!!

Shalawat berangkai salam, kita persembahkan kepangkuan Baginda Nabi Besar Muhammad saw... Beliau yang menjadi contoh bagi kita dalam berdakwah, berani menyampaikan kebenaran walau pahit, Rasullullah lah suri tauladan bagi kita semua, yang Insyallah “kita” semua santri yang berhadir pada kesempatan ini akan melanjutkan perjuangan mulianya, Insyaaaaaalaaah....!

Shalawat beserta salam, terus mengalir pada para sahabat dan keluarga Rasulullah sekalian, dan pada Tabi’ dan Tabi’in, serta Salam sejahtera dan doa restu kita, kepada alim ulama, baik ulama mutaqaddimin dan ulama mutaakhirin, baik mereka yang sudah kembali kepada Allah, maupun para ulama yang masih hidup dipermukaan bumi ini dalam rangka menerangi umat kejalan yang benar.

Sahabat Santri Yang Budiman...!

Mengawali perjumpaan kita pada kesempatan yang bahagia ini, izinkan kami menyampaikan takrim wa ta’zim kami kepada seluruh dewan Guru Dayah Raudhatuss’adah Syiek Awe, terkusus kemuliaan kami kepada ayahanda rohani kita bersama Abi beserta keluarga, semoga Selalu Allah berikan Kesehatan kepada beliau, amin ya Allah amiiin...!!

Sahabat santri seperjuangan yang di Rahmati oleh Allah...

Dalam waktu yang singkat ini, kami akan menyampaikan sebuah ceramah, dengan tema “BAHAGIA MENJADI SANTRI”...

.....................

Menjadi santri bukan orang biasa... betul...??

Hanya orang-orang pilihan Allah yang mampu menjadi santri, ditengah kemewahan dunia, arus kemajuan menggoda generasi bangsa ini, tapi santri mampu memilih jalan mondok ke Dayah untuk menjadi calon yang menyampaikan kebenaran dan dakwah dimasa akan datang......

Coba perhatikan, betapa banyak saudara kita diluar sana, hari ini terjebak dengan kenakalan remaja, mereka terjebak teknologi yang menghabiskan waktu berlama-lama hanya untuk duduk di warung, bergadang, bermain game yang tidak bermanfaat. Mereka lalai dengan ilmu agama, menghabiskan waktu sia-sia yang kemudian kelak akan Allah mita pertanggungjawabannya di hari kiamat...

Tapi disisi lain, santri mewakafkan waktu dan kesempatannya bergelut dengan ilmu pengetahuan, menyiapkan diri menjadi berakhlak, menyiapkan diri menjadi warga negara yang baik, yang mampu menjaga kedaulatan bangsa dan agama..

Sahabat Santri yang berbahagia...!

Di Dayah, kita diajarkan mengenal Allah, mengenal orang tua, mengenal bangsa dan agama...

Di dayah, kita diajarkan melafazkan ayat-ayat suci kalam Allah, dibekali dengan ilmu agama yang diwariskan oleh baginda Nabi...

Di dayah kita dibekali akhlak mahmudah, dibekali karakter, kepedulian bersama, dan dibekali pengetahuan agar saat kembali ketengah Masyarakat berguna bagi umat...

Untuk itu kita patut bersyukur kepada Allah, dan terus semangat mempertahankan cita-cita mulai seorang santri..... karena kita merupakan orang PILIHAN, yang dipilih oleh Allah sebagai calon penghuni sorga...

Rasulullah saw, Bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan menuntut Ilmu, Maka akan Allah mudahkan baginya, Jalan menuju Sorga”. (H.R. Muslim).

 

Sahabat Santri yang di Cintai Allah...! 

Biar kita hari ini merasa sakit, terkurung untuk kebaikan di masa akan datang, dari pada hari ini terasa bebas tapi kelak akan menyesal, orang-orang yang hari ini asyik dengan kelalaian kelak akan menyesal, di usia tua terus bergelimang dengan kemaksiatan, ilmu tidak di miliki, kelak akan menyeret ke dalam neraka Allah untuk mempertanggungjawabkan amalnya di dunia.

Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Biar sakit dahulu

Agar tidak menyesal kemudian

Untuk itu mari kita optimis, memasang niat dari sekarang terus bertahan demi ilmu, karena kebahagian sese orang adalah karena ilmu, baik kebahagian dunia, kebahagian akhirat bahkan kebahagian keduanya dunia dan akhirat adalah karena ilmu. Rasulullah bersabda:


مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

Artinya: “Siapa yang menginginkan Kebahagian di Dunia maka tuntutlah Ilmu, Barang Siapa yang menghendaki kebahagian akhirat maka juga dengan Ilmu, dan barang siap menghendaki kebahagian keduanya (dunia dan akhirat) maka juga dengan ilmu”.

Oleh sebab itu sahabat santri yang kami banggakan, selagi masih di Dayah, mari kita terus menimba ilmu sebanyak-banyaknya, kita jadikan setiap kesempatan untuk mulazamah dengan ilmu, mengikuti setiap pengajian dan kegiatan Dayah, insyaallah semua kebahagian kelak adalah milik kita. Amin ya Rabbal Alamin...

Demikian yang dapat kami sampaikan, hadanallah waiyakum ajmain, Assalamua’laikum Wr. Wb.....

Tuesday, October 26, 2021

MENGGUGAT GUS MUHAIMIN, PANGLIMA SANTRI.

MENGGUGAT GUS MUHAIMIN, PANGLIMA SANTRI.

Gus Imin, atau Cak Imin yang bernama lengkap Abdul Muhaimin Iskandar ketua partai politik PKB pusat berkunjung ke Aceh.

Yang menarik dalam kunjungannya banyak ucapan dan tulisan menyampaikan SELAMAT DATANG PANGLIMA SANTRI,, tulisan ini tersebar di berbagai spanduk yang dibentang diberbagai wilayah di Aceh, juga banyak yang menulis di di dunia Maya, seperti Facebook dan lainnya.

Lalu timbul pertanyaan, kenapa Gus Imin tiba-tiba disebut sebagai panglima santri, sejak kapan dan apa alasannya beliau dapat menjabat sebagai panglima??

Kapan dikukuhkan?

Berawal pada tahun 2019 lalu, Muhaimin Iskandar selaku ketua umum PKB berkunjung ke Pasuruan, tepatnya saat menghadiri perayaan hari Santri, dalam acara pemecahan rekor muri Santri Terbanyak Menghafal  Nadham Aqidatul Awwam dan Aqaid 50 Oleh 32.000 orang santri di Taman Candra Wilwatikta Pandaan Kab. Pasuruan.

Dihadapan 32.000 santri KH. Mujib Imron Pimpinan Pondok Al-Yasini yang juga Ketua NU Pasuruan, mengukuhkan Gus Imin sebagai panglima santri. Pengukuhan di lakukan secara simbolis dengan menyematkan Kopiah hitam berlambang NU kepada Gus Imin, yang disematkan oleh ulama sepuh Pasuruan KH. Fuad Nur Hasan yang melambangkan bahwa Gus Imin (Ahmad Muhaimin Iskandar) sebagai Panglima Santri Nasional.

Alasan Gus Imin jabat Panglima Santri?

Ulama se Pasuruan memandang Gus Imin layak dan orang yang tepat dikukuhkan sebagai panglima santri, alasannya, perjuangan PKB sejalan dengan NU yang terus menggelorakan semangat juang, semangat perjuangan mengusir penjajah Belanda masih sangat kental di tubuh PKB, kerena itu beliau layak menjabat sebagai panglima santri.

Alasan berikutnya Gus Imin mampu dan selalu menggelorakan semangat dan perjuangan Ulama, dan menginspirasi gelaran kirab resolusi jihad ulama, (KH. Imron).

Dengan semangat gelaran kirab tersebut menjadi dasar pemerintahan Jokowi menetapkan 22 Oktober sebagai hari santri Nasional, berawal dari dari rutinitas gelaran kirab yang disemangati oleh Gus Muhaimin Iskandar.

Terakhir Gus Imin dan PKB dipandang sebagai pelopor yang menggagas lahirnya dana abadi pendidikan Pesantren yang di tuangkan dalam Perpres no 82 tahun 2021 Tentang pendanaan penyelenggaraan pesantren, yang mengatur dana abadi pendidikan nasional.

Atas dasar beberapa alasan di atas, maka Gus Muhaimin Iskandar disebut sebagai panglima Santri, yang mengomandoi seluruh Santri Nasional, termasuk di Aceh..!!

Terlepas kita sepakat atau tidak, namun ucapan dan tulisan panglima santri terhadap Gus Imin Disampaikan secara meriah menyambut kunjungan Ketua PKB ke Aceh.

Walau ada sedikit keberatan disebagian kalangan di Aceh, karena Santri Aceh merasa tidak ikut serta dalam pengukuhan tersebut.

Aceh merasa lebih pantas memilih panglimanya, bukan karena keistimewaan, tetapi Santri berawal dari Aceh, bahkan jauh sebelum ada santri di pulau Jawa, Aceh merupakan cikal-bakal lahirnya santri yang dikenal dengan sebutan Aneuk Meudagang (Aneuk Rangkang) yang kemudian di kenal dengan istilah nasional dengan sebutan santri.

Kita sepakat pada sosok Cak Imin sebagai panglima, sedikit tidak kriteria tersebut beliau miliki, dan beliau kita anggap tepat memangku jabatan Panglima Santri, namun kusus di Aceh, dipandang perlu penguatan atau pengukuhan ulang atas pengakuan tersebut, dari Aceh lah paling pantas beliau di deklarasikan dan di nobatkan sebagai Panglima Besar Santri Nasional.

Selamat datang sang Panglima Santri. Redaksi. (AY).

Sunday, October 24, 2021

ABUYA UDIN SYAMSUDDIN KUTACANE MURID LANGSUNG ABUYA JAILANI MUSA KOTAFAJAR ACEH SELATAN

 

ABUYA UDIN SYAMSUDDIN KUTACANE

MURID LANGSUNG ABUYA JAILANI MUSA KOTAFAJAR ACEH SELATAN

 

Oleh:

Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA.

Abuya Udin bernama lengkap Abuya. Tgk. H. Udin Syamsuddin, beliau lahir tahun 1954 dan wafat tahun 2017 dalam usia 63 tahun. Beliau merupakan ulama karismatik Aceh yang dapat berguru langsung pada Abuya Jailani Musa Kotafajar Aceh Selatan. Abuya Udin dikenal tegas dan mengayomi, di usia singkatnya beliau banyak berkiprah bagi umat di Aceh Tenggara.

Abuya Jailani Musa Kotafajar (guru Abuya Udin) merupakan murid langsung Abuya Muda Wali Al-Khalidy Darussalam Labuhaji Aceh Selatan, beliau murid Abuya Muda Wali angkatan pertama, leting beliau adalah Abuya Adnan Mahmud Bakongan dan lain-lain. Abuya Jailani lahir tahun 1910 dan wafat tahun 1983 di usia 73 tahun.

Setelah kembali dari Darussalam, Abuya Jailani Musa membuka Dayah Darussa’adah Kotafajar pada tahun 1957, ketika itu usia Abuya Jailani Musa 47 tahun, dan Abuya Jailani sempat memimpin Dayah Darussa’adah selama 26 tahun sebelum beliau wafat tahun 1983.

Abuya Udin Syamsuddin belajar di Dayah Darussa’adah Kotafajar selama 7 tahun, tepatnya tahun 1978 s/d 1985, beliau kembali ke Kutacane Aceh Tenggara setelah 2 tahun Abuya Jailani wafat 1983, tepatnya beliau kembali ke Kutacane Tahun 1985, artinya Abuya Udin dapat berjumpa dan belajar langsung pada Abuya Jailani lebih kurang selama 4 Tahun.

Setelah kembali ke Aceh Tenggara Abuya Udin Syamsuddin terus mengembangkan Ilmu agama ketengah-tengah umat, sejak kembali beliau terus mengisi kajian agama, dakwah dan mengajar, akirnya atas bantuan teman-teman dan saudaranya, Abuya Udin mendirikan sebuah Pesantren yang bernama Dayah Badrul Ulum tepat pada tahun 1985.

Abuya Udin merupakan pengembara Ilmu, di usia 13 tahun beliau sudah mondok di Pesantren Darul Iman Kecamatan Bambel, tepatnya tahun 1967 s/d 1970, kemudian melanjutkan pendidikannya di Al-wasliyah Medan Sumatera Utara tepatnya tahun 1970 s/d 1973, kemudian tahun 1978 beliau masuk ke Dayah Darussa’adah Kotafajar pimpinan Abuya Jailani Musa.

Di Aceh Selatan Abuya Udin dikenal oleh kawan-kawannya dengan Sebutan Tgk. Udin atau Tgk Kutacane, beliau dikenal sangat takzim pada gurunya Abuya Jailani, sehingga kerap dipanggil boligat Abuya, karena selalu siaga menjaga Abuya.

Ketika beliau mondok di Darussa’adah saat itu banyak santri berasal dari Kutacane, mungkin mencapai seratusan santri dari Kutacane, suatu ketika terjadi konplik Politik Golkar-PPP di Kluet Utara, Dayah Darussa’adah disegel oleh polisi atas perintah camat setempat. Karena Abuya Jailani dikenal kuat sebagai tokoh PPP.


Suatu hari Abuya Jailani datang memprotes kebijakan pemerintah yang memblokade jalan akses ke dayah Darussa’adah Kotafajar, Abuya Jailani datang kekantor Camat hanya di dampingi oleh beberapa orang santri senior, ketika situasi itu terdengar Oleh Abuya Udin dkk, maka beliau sangat marah dan mengajak santri untuk menyusul Abuya Jailani di Kantor Camat, Abuya Udin berjalan didepan diikuti ratusan santri, diantaranya banyak santri asal Kutacane, kemudian membongkar paksa akses jalan yang di blok oleh polisi, serta mengejar polisi sampai lari kocar kacir.

Sejak itu Tgk Udin dan santri asal Kutacane, dkk menjadi sangat dikenal dikalangan Dayah Darussa’adah, bagi Abuya Udin dan para santri ketika itu Abuya Jailani tidak boleh disakiti dan harus dijaga serta dilindungi, begitu takzimnya para santri ketika itu pada guru mereka Abuya. H. Jailani Musa Kotafajar.

Setelah kembali ke Aceh Tenggara Abuya Udin Syamsuddin terus mengajar umat, beliau aktif sebagai Penceramah (Mubaligh) diberbagai tempat ibadah seperti Mushalla, Masjid, Lembaga Pemerintahan, Lembaga-lembaga Pendidikan, dirumah-rumah warga, diberbagai daerah baik Aceh Tenggara, Gayo Lues, Medan Sumatera Utara, Riau, Padang Sumatera Barat bahkan sampai ke Negeri Jiran Malaysia. Abuya Udin juga aktif di bidang Politik, Organisasi sosial masyarakat, dan beliau juga belajar Tariqat di Besilam Langkat Sumatera Utara.

Selain sebagi pimpinan Dayah Badrul Ulum, beliau juga menjabat sebagai ketua MPU Aceh Tenggara, dan di usia beliau 63 tahun kembali kepada Allah masih dalam jabatan Ketua MPU Aceh Tenggara, karena itu kabar duka kepulangan beliau kepada Alah, begitu menyisakan duka bagi Masyarakat setempat dan juga masyarakat Aceh secara umum, umat kehilangan sosok ulama terbaik, ulama gigih yang selalu memperjuangkan kebenaran, kini perjuangan beliau terus dilanjutkan oleh para murid beliau diseluruh Aceh dan Nusantara. Semoga guru umat, Ayahada rohani kita bersama Abuya. Tgk. H. Udin Syamsuddin di tempatkan dimaqam yang tinggi disisi Allah A’za Wajalla. Amin Ya Allah Amin. Penulis Ayah Ilham (AY).

Saturday, October 23, 2021

PUISI KU TITIP SALAM CINTA AYAH DAN IBU

Ku Peluk Mu Dalam Gendongan Ibu.


Sejak kecil, kau adik...

Ku sayang dan ku banggakan

Tangis mu ku cemasi

Tawa mu ku senangi

Hadir mu menjadi suka duka.


Di balutan Badung bayi mu, terus ku tatap dan kupeluk dirimu adik...

Digendong ibu terus ku cium pipi mu..

Rewel mu membuat rasa rinduku..


Adik...

Sampai besar kau tetap kebanggaan

Hingga ayah dan ibu memejamkan matanya...

Adik, kau tetap dalam jagaan ku.


Kini engkau telah dewasa, dipersunting oleh seorang pria...

Kini, malam ini, ketika ini, aku haru, bangga, engkau akan jadi kebanggaan kami semua...


Terus menjadi adik...

Agar ayah dan ibu tenang di alamnya.

Dari halaman rumah, ku tilik dirimu di pelaminan...

Atas nama ayah dan ibu, ku titip salam cintanya untuk mu adik...


Teupin Gajah, 23 Oktober 2021

Ayah Ilham.

Thursday, October 21, 2021

LONCENG TUA GAMPONG TEUPIN GAJAH.

 LONCENG TUA GAMPONG TEUPIN GAJAH.

Oleh:

Ilham Mirsal


Sebuah lonceng tua masih tergantung kokoh di Dayah wanita Gampong Teupin Gajah, namun tidak diketahui kapan persis lonceng ini ada, yang pasti lintas generasi mengakui bahwa lonceng ini sudah ada sejak mereka sebelum lahir.

Lonceng dari bahan baku besi padat dari pelak mobil ini menjadi salah satu peninggalan pendahulu Gampong Teupin Gajah, keberadaan lonceng ini sangat dirasakan manfaatnya oleh generasi tahun 70 an. Dimana tahun 1970 ke atas lonceng ini berfungsi sebagai media informasi bagi masyarakat Teupin Gajah. Biasanya digunakan saat hari Jum'at, shalat jamaah dan jika ada sesuatu kegiatan, maka petugas membunyikan lonceng sebagai isyarat pemberitahuan untuk warga.

Sebuah sumber lonceng ini sengaja dibuat pada masa Keuchik kedua Gampong Teupin Gajah, yaitu pada Keuchik Rani, sejalan dengan pemindahan lokasi Dayah Wanita kelokasi sekarang Jl. Sentral Gampong Teupin Gajah-Krung Kalee, sebelumnya Dayah wanita bertempat di tanah milik Pribadi keluarga Keuchik Puteh (Keuchik Pertama Gampong Teupin Gajah).

Sejak pemindahan lokasi ini lonceng tersebut mulai ada, sebuah lonceng yang kerap berbunyi sebagai isyarat pemberitahuan untuk warga.

Kini lonceng tersebut masih tergantung utuh, walau terkesan tidak terawat, lebih kurang 20 tahun sudah berjalan Dayah Wanita dan Lonceng tua ini terabaikan tidak terawat, seiring fungsi Dayah dan lonceng tua sudah ditinggal kemajuan.

Semoga lonceng tua ini, menjadi simbol sejarah pendahulu Gampong, cikal bakal dan warisan sejarah yang terus kita rawat sebagai bentuk sejarah bagi anak cucu Gampong Teupin Gajah kelak. (Ayah Ilham).


Tuesday, October 19, 2021

SATU HARI BERSAMA USTAZ JULIANTO PANE POLISI AKTIF PENEGAK AHLUSSUNNAH WALJAMAAH DI GAYO LUES

 

SATU HARI BERSAMA USTAZ  JULIANTO PANE

POLISI AKTIF PENEGAK AHLUSSUNAH WALJAMAAH DI GAYO LUES 


Penulis: Ayah Ilham

Masih ingat, pada sosok Polisi Abdi Negara,Ust Julianto Pane Anggota Polres Gayo Lues yang sempat viral di berbagai media, bahkan sering diberitakan di TV Nasional Replublik Indonesia. Sang polisi viral disebabkan membuka sebuah pondok pesantren untuk masyarakat di Gayo Lues Aceh, di samping seorang Polisi aktif beliau juga seorang pimpinan Dayah di Blang Keujaren Gayo Lues.

Saat kami tiba, sang Polisi yang akrab disapa Ust Pane ini sedang berdinas di Polres Gayo Lues, pagi itu beliau sedang mengisi kajian agama di Polres tempat ia berdinas, kajian rutinitas mingguan bagi keluarga besar Polres Gayo Lues.

Tidak lama kemudian kami langsung di pandu oleh Ust. Pane menuju Dayah Ruhul A’zham milik beliau di Gunyak Kampung Persiapan Sentang, Kecamatan Blang Kejaren. Setiba di lokasi kami langsung berdecak kagum, Dayah milik beliau ternyata bukan dayah asal-asalan, tapi sebuah dayah yang megah dengan lokasi yang luas, bangunan juga sudah sangat banyak dengan jumlah santri mencapai 600 orang.

Dayah Ruhul A’zham milik Ust. Pane tergolong sangat cepat berkembang, baru didirikan pada tahun 2019 lalu kini dayah tersebut sudah setara dengan dayah maju lainnya yang ada di Aceh. Dayah ini berawal dari pengajian agama bagi anggota Polisi di wilayah Gayo Lues, terakir terus berkembang pesat.

Sejak kecil Ust. Pane memang sudah memiliki impian menjadi seorang pendakwah, faktor lingkungan membentuk jiwanya terpanggil untuk mengembangkan agama, Pane kecil sudah di didik oleh orang tuanya Juanda Pane (Ayah) tetang dasar-dasar agama, pendidikan dasar agama sudah ia miliki sejak kecil bersama orang tua. Di umur SMP Ust. Pane sudah tinggal bersama Wawaknya (Paman) Tgk. Andi Ampun Pane di Rumah Suluk Baital Hayyun, Ampun Pane merupakan salah satu Ulama yang Mursyid dan mengasuh Suluk bagi ratusan jamaah tarekat, disini Ust. Pane sudah bergabung menjadi anggota tarekat di Usia yang masih sangat muda.

Ust. Pane kemudian melanjutkan pendidikan agamanya di Pesantren Ar Raudhtul Hasanah Payabundung Medan, selesai disana ayah satu anak ini terus menekankan pendidikan Tarekat dengan bergabung belajar Tarekat Naqsyabandiyah ke Babussalam Langkat dibawah Asuhan Syekh Tajuddin Mudawar dan disini Ust. Pane diangkat menjadi Mursyid.

Keputusan ia bergabung dengan kesatuan Kepolisian Republik Indonesia merupakan keinginan Ayahnya Juanda Pane, ayahnya menyarankan agar Ust. Pane menjadi Polisi, disebabkan salah satu adik kandung semata wayang Ust. Pane bercita-cita jadi seorang polisi, namun sang adik terlebih dahulu dipanggil kembali kepada Allah, untuk memenuhi keinginan ayahnya punya anak seorang polisi, Ust. Pane pun memenuhi keinginan orang tuanya, baginya patuh terhadap ayah merupakan harga mati, jadi sami’na wa’athana saja tutur Ust. Pane.

Buah patuh terhadap kedua orang tua, ternyata Allah mudahkan langkah dakwahnya, bukan saja menjadi seorang Polisi, Ust. Pane kini menjadi seorang pendakwah bukan saja di Gayo Lues, bahkan sampai ke Kabupaten lain di Aceh dan luar Aceh. Jabatan Polisi dijadikan jembatan untuk berfastabiqul khairat, Ust. Pane juga menjadi Pimpinan Dayah yang mendidik regenerasi umat yang berakhlakul Karimah di tengah kemajuan zaman.

Ust. Pane yang akrab dipanggil oleh santrinya Tuan Guru ini melihat tugas Polisi dan pendakwah adalah sama, sama-sama menjaga ketertiban, mencegah kemungkaran, dan mengajak pada kebaikan, karena itu tidak menjadi sebuah halangan, justru dayah yang beliau dirikan dengan maksud mencapai cita-cita Kepolisian, untuk itu ia jadikan jabatan Polisi sebagai sarana dakwah bagi umat.

Apa yang dilakukan Ust. Pane hari ini sebagai Amal Ma’ruf Nahi wa Mungkar, ia bukan saja fokus pada lembaga Dayah miliknya pribadi, Ust. Pane juga hadir memberi sport untuk para pendakwah lainnya, beliau hadir memberi dukungan untuk pertumbuhan dayah di Gayo Lues dan wilayah tengah secara umum. Karena itu beliau sering mendesak para pimpinan lain untuk melengkapi adminitrasi dayah agar di akui oleh pemerintah, mendesak para ulama muda alumni dayah dari Aceh dan Timur Tengah yang punya kapasitas agar membuka Dayah, dan beliau hadir membantu dengan tenaga bahkan dukungan dengan harta.

Satu hal yang ia cemaskan, kerusakan generasi, untuk itu beliau mengajak semua semua ulama muda yang punya kapasitas dan intelektualitas ilmu agama untuk mengajar agama di tanah Gayo. Jika bukan kita yang berbuat maka orang lain akan berbuat, jangan beri ruang kepada Wahabi untuk menyesatkan umat ungkap Ust. Pane.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Ust Pane merangkul semua pihak, bukan saja satu Alumni, semua alumni dayah beliau rangkul, mengajak mewujudkan cita-cita bangsa dan Tanah Air. Baginya pendidikan Agama harus sesuai dengan warisan Ulama Aceh I’tikat Ahlussunah Waljamaah, wa Matudiriyah dengan Mazhab Imam yang Empat, karena itu beliau sangat menjujung tinggi Fatwa MPU Aceh, apapun keputusan MPU harus kita Implementasikan ketengah umat.

Atas kerja keras dan pengabdiannya, Ust. Pane mendapat penghargaan dari Kapolri, yang dituangkan dalam surat keputusan Kaplri RI Nomor Kep/337/II/2021 yang di tanda tangani oleh Jendral Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si, atas trbosannya Mendirikan dan memimpin Majelis Zikir Tareqad Nasyabandiyah, Mendirikan dan Memimpin Dayah Ruhul A'zham, Mendirikan Majelis Zikir Attazkiah Watasfiah Membentuk Gerakan Remaja Mengaji (GRM) Gayo Lues.

Berikut Profil Lengkap Ust. Pane:

Nama kantor               : Julianto Pane

Nama di Pesantren      : Abuya Syekh Sutan Muda Hanaikan Pane

Gelar:                          : Tuan Guru Ruhul A'zham

: Tgk Gunyak

: Ustaz

Nama Dayah               : Pesantren Ruhul A'zham

Pekerjaan:

1.      Anggota Polisi Polres Gayo Lues

2.      Pimpinan Dayah Ruhul A’zham

Organisasi:

1.      Ketua Persatuan Ulama Lintas Tengah

2.      Ketua Persatuan Thariqat Naqsyabandiyah Segayo Lues

3.      Pembina Gerakan Remaja Mengaji

4.      Pimpinan MajelisZikir  At Taskiah Wattasfiah

5.      Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Pesantren Ruhul A'zham

6.      Ketua Gerakan Subuh Berjamaah Gayo Lues

Alamat             : Gunyak Kampung persiapan sentang kec Blangkejeren Kab Gayo Lues

Istri                  : Erni Juwinta

Anak               : Azkiatus Syehna Pane

Nama Ayah     : Juanda Pane

Nama ibu         : Nurami selian


Pendikan Agama:

1.      Awal belajar kepada org tua kandung

2.      Thariqat Rumah Suluk Baitu Hayyun Asuhan Tgk Andi Ampun Pane.

3.      Resantren Ar raudhtul Hasanah Payabundung Medan.

4.      Thariqat Naqsyabandiyah, Babussalam Langkat Asuhan Syekh Tajuddin Mudawar. (AY).