Tuesday, August 31, 2021

MENGGUGAT SIGANTANG SIRA, ARTI DAN FILOSOFI.

MENGGUGAT SIGANTANG SIRA, ARTI DAN FILOSOFI.

Satu jam bersama tokoh gerakan Aceh merdeka Teuku Abrar Muda eks Panglima Wilayah Lhok Tapaktuan Aceh Selatan.

Seperti biasanya, meja bundar yang berada dibelakang kediaman rumahnya di Kotafajar Kluet Utara, Pria yang akrab disapa Tengku Muda ini melayani berbagai kalangan tamu yang datang dengan bermacam kepentingan, dimeja bundar yang desain elegan dan mewah ini menjadi saksi atas berbagai solusi dan pemikiran Abrar Muda untuk umat dan kepentingan lainnya.

Tidak ada perlakuan berbeda terhadap tamunya, siapa saja, miskin kaya, pejabat dan rakyat, siapapun mereka dilayani dengan penuh Ukhuwah oleh sang panglima. Baginya tamu adalah Rahmat, tamu membuka pintu Rizki dan kemuliaan, tugas kita melayani dengan baik, sisanya urusan Allah, karena itu Setiap tamu datang pasti ia pulang dengan penuh kebahagiaan ucapnya.

Disela para tamu yang silih berganti, Abrar Muda yang dikenal publik dengan nama akun Facebook nya Sigantang Sira ini acap kali melontarkan guyonan dan canda, ia mampu membuat para tamunya tersenyum sejak pertama datang hingga pulang. Disela diskusi saya menyodorkan pertanyaan terkait arti dan filosofi Sigantang Sira?

Apa alasan Tgk Muda menamakan diri dan usaha dengan sebutan Sigantang Sira? Apa hanya iseng, kemudian viral? Seharusnya sebuah nama ada arti dan filosofi gugat saya, disahuti tawa oleh para tamu yang hadir...

Ya.. pasti ada sahutnya, Nama sigantang Sira bukan saja memiliki arti, tapi punya akar filosofi yang sangat mendalam dalam kehidupan keluarga kami jelasnya. Sigantang itu sebuah alat ukur (sukatan), zaman dulu belum ada liter dan timbangan (kiloan). Jadi satu-satunya alat ukur adalah SIGANTANG mirip liter/ bambu sekarang, terbuat dari kayu yang diraut licin mengkilat.

Sementara Sira adalah garam, jadi sigantang Sira itu nama sebutan untuk alat mengukur garam saat transaksi pada zaman dahulu.

Lalu apa hubungannya dengan nama sukatan tersebut?

Ayah saya bahkan sejak Kakek merupakan keluarga penambang garam di pesisir Subadeh, mereka memasak air laut hingga menjadi butiran garam, itu pekerjaan turun menurun dalam keluarga kami. Garam sumber pendapatan keluarga kami, jadi garam tidak bisa dibalter Tampa alat ukur nya, untuk itu Ayah kemana saja selalu membawa sigantang sebagai alat untuk mengukur di pasar, adakalanya garam ditukar dengan beras, kopi, gula, dan lainnya.


 

Jadi Tampa sigantang ayah dan kakek tidak bisa melakukan apapun, jadi sigantang merupakan sumber utama dalam menafkahi kami semua oleh ayah, masih terbayang hingga sekarang saat ayah mengayuh sepeda ada sigantang digantung pada ambong (tas dari rotan) dibahu Ayah. ketika itu belum ada jalan Gunung Kapur sekarang (Jl Medan-Banda Aceh sekarang), dibawah Puncak Sigantang Sira sekarang ada sebuah jalan lintas dari desa Panton Bilie menuju Desa Gunung Kapur, jalan itu yang digunakan oleh Ayah dan keluarga lainnya menuju Pasar Ladang Rimba, Krung Luas serta Pasar Kuala Keueng untuk membawa Sira (Garam).

Sejak itulah Sigantang punya arti yang sangat berati dalam kehidupan kami sebagai sumber Rezki.

Lalu dibuat lah untuk sebuah nama objek wisata??

Ooh... Belum jelas Teungku Muda, nama Sigantang Sira mulai menyegarkan kembali di ingatan saya sejak tahun 2005, pasca perdamaian Aceh GAM-RI, saya membuka sebuah kebun diperdalaman Trumon, lalu untuk kebutuhan air, kami mencoba menggali beberapa sumur, tapi dimanapun sumur di bor semua airnya terasa asin oleh garam, hampir 10 titik di bor semuanya asin, untuk itu mengingat kembali pada tambang Sira punya keluarga, lalu saya buat sebuah perusahaan yang bersentral di kebun tersebut dengan nama perusahaan Sigantang Sira.

Tak lama kemudian saya ganti nama akun Facebook dengan nama yang sama Sigantang Sira, dengan harapan juga menjadi sumber Rezki dan keberkahan.

Nama Sigantang Sira terus populer saat dinamai disebuah pusat Wisata daratan tinggi Sigantang Sira, yang hari ini masuk nominasi API Award 2021 katagori dataran tinggi Terpopuler, yang insyaallah ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Aceh, terutama masyarakat Aceh Selatan, khususnya lagi bagi masyarakat Trumon, dengan hadirnya Puncak Sigantang Sira, harapan dapat mendongkrak kemajuan daerah dan pendapatan masyarakat sekitarnya.

Alhamdulillah sejauh ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan, insyaallah terus bergerak kearah kemajuan bersama, banyak tokoh Aceh dan tokoh nasional mulai berdatangan berkunjung kesini. Harapan ini benar-benar menjadi Sigantang sumber rezeki untuk setiap orang, tuturnya.

Cerita terus mengalir ditengah malam sambil sesekali diaduk dengan canda, Abrar Muda yang tampak takzim dan Bangga pada sosok orangtuanya "Ayah" ini sengaja mengambil nama Sigantang Sira dari sebuah catatan kehidupan masa lalu keluarganya, agar kelak terus dikenang oleh anak-anak setelahnya, agar mereka tidak lupa sejarah dan terimakasih atas perjuangan sang Kakek/ Ayah mereka.

Sigantang Sira mempunyai akar sejarah dan makna tersendiri bagi panglima lhok Tapaktuan ini, hadirnya bukan tiba-tiba begitu saja, tapi penuh tantangan dan perjuangan, hingga saat ini dapat dicicipi oleh setiap kalangan.

Semoga Sigantang Sira terus maju dan dapat menjuarai anugerah world terbaik, dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mari kita berikan dukungan dengan mengetik API 10H kirim SMS ke 99386...(AY).

No comments:

Post a Comment