Monday, October 18, 2021

ABUYA MUSA JAILANI GAYO LUES ULAMA YANG BERJALAN KAKI 9 HARI SEMBILAN MALAM DEMI BERGURU PADA ABUYA MUDA WALI DARUSSALAM

 

ABUYA MUSA JAILANI GAYO LUES

ULAMA YANG BERJALAN KAKI 9 HARI SEMBILAN MALAM DEMI BERGURU PADA ABUYA MUDA WALI DARUSSALAM

Oleh:

(Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA)

Abuya. Musa Jailani merupakan ulama sepuh murid Langsung Abuya Muda Wali Al-Khalidi Darussalam Labuhaji Aceh Selatan, beliau pimpinan Dayah Bustanul Arifin yang merupakan dayah tertua di tanah Gayo Lues.

Abuya bernama lengkap Tgk. H. Musa Jailani Bin Husien, Lahir di Desa Perparik Dekat, pada Tanggal 04 April 1942 Kabupaten Gayo Lues Aceh, kini di Usia senjanya beliau tetap memiliki semangat menyampaikan agama pada masyarakat setempat, namun karena kondisi umur beliau semakin u’zur, Abuya lebih fokus pada pembinaan generasi yang melanjutkan pendidikan Dayah yang beliau dirikan 45 tahun silam.

Abuya seorang pengembara Ilmu, sejak kecil beliau punya semangat dalam menuntut ilmu, ketika kemasyhuran Abuya Maulana Syekh H. Muhammad Wali Al-Khalidy (Abuya Muda Wali) tersebar seluruh pelosok Aceh, beliau  (Abuya Musa Jailani) masih usia 14 tahun, namun kecintaannya pada sang guru Maulana Muda Wali Al-Khalidy menggerakkan Abuya Musa kecil untuk mendatangi gurunya ke Darussalam.

Demi mewujudkan cita-citanya belajar pada Abuya Muda Wali, Abuya Musa rela menjadi kurir pengangkut Bakong (Tembakau rokok) pada seorang toke tembakau yang membawa tembakaunya ke pasar Blang Pidie Aceh Barat Daya, tepatnya tahu 1956.

Ketika itu belum ada akses jalan menuju Blang Pidie, Abuya dan rombongan terpaksa menerobos hutan belantara dari Gayo Lues ke Aceh Barat Daya berjalan kaki, sembilan hari sembilan malam perjalanan, Abuya kecil ditengah hutan tropis yang dikenal dengan udara yang sangat dingin, ditambah dengan beban tembakau dibahunya.

Namun baginya itu sebuah perjuangan seorang thalabah dalam menuntut ilmu, kenang Abuya Musa. Setelah tiba di Pekan Blang Pidie Abuya melanjutkan perjalan kaki menuju Darussalam Labuhan haji, tepatnya tahun 1956. Abuya tidak lama sempat berguru pada Abuya Muda Wali Al-Khalidy, karena sebulan kemudian Abuya Muda Wali Al-Khalidy Wafat kembali pada Allah SWT, namun Abuya sangat bersyukur dan bangga dapat mengaji, dan mencium langsung tangan Abuya Muda Wali.

Abuya Musa Jailani dapat mengecap ilmu agama selama 11 tahun (1956-1967) di Dayah Darussalam Al-Waliyah Labuhaji Aceh Selatan, setelah Abuya Muda Wali wafat, beliau kemudian melanjutkan pendidikan atau berguru pada Abuya Imam Syamsudin, kemudian pada Abuya Adnan Bakongan, Abuya Prof DR Muhibbudin Waly Al-Khalidy.

Tahun 1967 Abuya Musa kembali ke kampung halamannya untuk berdakwah, dengan mendirikan sebuah Pondok Pesantren yang bernama Bustanul Arifin (Kebun orang Arif/ Bijaksana). Dan hingga kini beliau menetap di Desa Penosan, Kec Blang Jerango Kab Gayo Lues.

Dayah ini merupakan dayah pertama berdiri di Gayo Lues, kehadiran Abuya dan Dayah Bustanul Arifin terus mendapat sahutan dari masyarakat setempat, masyarakay mulai berdatangan pada Abuya untuk menuntut ilmu agama, kehadiran Abuya menjadi cikal bakal hadirnya pendidikan Dayah di Gayo Lues, disini dimulai pendidikan Dayah bagi anak-anak, dewasa dan majelis bagi masyarakat umum. 

Abuya dikarunia 4 orang anak bersama Umi Hj. Latifah, yakni 4 orang putri bernama Ustadzah Faridhah, Ustazah Aisyah, Ustazah Marlina, Ustazah Maulidah, terakir seorang putra Bungsu Abuya bernama Tgk. Muhammad Azmi sekaran sebagai pemangku kepemimpinan Dayah Bustanul Arifin yang Abuya dirikan.

Kini usianya beranjak 79 tahun, pendengaran dan ingatannya masih sangat bagus, hanya fisik terasa kaku faktor usia, setidaknya pengorbanan dan kontribusi Abuya sangat terasa di tengah masyarakat Gayo, semoga Abuya terus diberikan kesehatan dan umur panjang, beliau mutiara Ilmu untuk masyarakat Gayo Lues, Aceh pada umumnya, semoga keberkahan Abuya Muda Wali terus bersinar ditengah kemajuan zaman ini. (AY).

Penulis (Ayah Ilham).

 

 

4 comments:

  1. Saya merasa sangat bangga karna sempat menimba ilmu secara langsung kpd beliau (Abuya Musa Jailani Huesin).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masyaallah...
      Barakallah gure, tangan beliau bersentuhan dengan tangan Abuya Muda Wali...

      Delete