KHUTBAH JUMAAT
PENTINGNYA MENJAGA KEDAULATAN DAN MENGHINDARI PERPECAHAN SESAMA ISLAM. (Menyikapi Isu Empat Pulau Aceh yang Masuk ke Wilayah Sumatera Utara).
Oleh:
Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ أَيُّهاَ اْلحَاضِرُوْنَ اْلمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Sidang Jumat yang dirahmati Allah....
Kita berkumpul di hari yang mulia ini, dalam keadaan yang penuh berkah, untuk merenungi firman-Nya dan mengambil pelajaran dari sunah Rasulullah SAW. Pada kesempatan ini, mari kita sama-sama memusatkan perhatian pada sebuah isu yang belakangan ini hangat diperbincangkan, yaitu tentang wacana kepemilikan empat pulau yang secara historis dan kultural terkait erat dengan Aceh, namun kini menjadi objek diskusi terkait batas wilayah dengan Sumatera Utara.
Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran ayat 103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
Ayat ini secara jelas menyeru kita untuk berpegang teguh pada ajaran Allah dan menghindari perpecahan. Isu tentang batas wilayah, meskipun penting, tidak boleh menjadi pemicu keretakan persaudaraan dan persatuan bangsa. Kita harus melihatnya sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan dengan hikmah, musyawarah, dan berdasarkan prinsip keadilan.
Menjaga kedaulatan wilayah adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik. Kedaulatan adalah harga mati bagi setiap bangsa. Namun, dalam konteks persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa, penyelesaian masalah ini harus mengedepankan dialog konstruktif dan musyawarah mufakat. Bukan dengan emosi, bukan dengan provokasi, apalagi sampai menyulut api permusuhan yang bisa mengancam stabilitas dan harmoni sosial.
Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Artinya: "Janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengingatkan kita untuk menjauhi segala bentuk permusuhan dan senantiasa membangun ikatan persaudaraan. Dalam menghadapi isu ini, mari kita kedepankan rasa saling pengertian dan menghormati proses hukum yang berlaku. Serahkan penyelesaiannya kepada pihak-pihak yang berwenang, dan tugas kita adalah mendoakan agar keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi kemaslahatan bersama, tanpa mengorbankan hak-hak dan kedaulatan yang sah.
Marilah kita jaga lisan kita dari ucapan-ucapan yang memecah belah, dan hati kita dari prasangka buruk. Fokuslah pada bagaimana kita bisa berkontribusi untuk menjaga persatuan, bukan justru menjadi bagian dari masalah. Ingatlah, bahwa kekuatan sebuah bangsa terletak pada persatuan dan solidaritasnya.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah....
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Isu yang sedang kita hadapi ini adalah ujian bagi kedewasaan kita sebagai umat dan bangsa. Apakah kita akan terprovokasi dan terpecah belah, ataukah kita akan menyikapinya dengan kepala dingin, akal sehat, dan jiwa besar? Islam mengajarkan kita untuk selalu mencari solusi yang damai dan adil dalam setiap perselisihan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' ayat 59:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Ayat ini menegaskan pentingnya ketaatan kepada pemimpin dan pentingnya mengembalikan setiap perselisihan kepada Al-Qur'an dan Sunah, yang dalam konteks kenegaraan, berarti melalui jalur hukum dan perundang-undangan yang berlaku, yang notabene merupakan turunan dari nilai-nilai keadilan Islam.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mendoakan agar persoalan ini dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana, demi keutuhan bangsa dan persatuan umat. Jauhi segala bentuk fitnah dan adu domba. Ingatlah bahwa setan sangat senang melihat manusia berselisih dan bermusuhan.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua ke jalan yang lurus, menjaga persatuan kita, dan menjauhkan kita dari segala bentuk perpecahan.
Semoga khutbah ini bermanfaat dan dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, serta menyikapi setiap permasalahan dengan hikmah dan kebijaksanaan.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Penulis: Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA. (Dosen STAI Tapaktuan Aceh Selatan & Wakil Ketua Ikatan Alumni Dayah Madinatuddiniyah Babusa'adah, Gampong Teupin Gajah, Kec. Pasie Raja, Aceh Selatan.
No comments:
Post a Comment