MASJID KUPIAH MEUKUTUB ATAU MASJID TEUKU UMAR KOTA BANDA ACEH
Penulis
(Tgk. Ilham Mirsal, MA).
Anda tau kenapa Masjid Stui Kota Banda Aceh ini disebut dengan nama Masjid Teuku Umar atau Masjid Kupiah Meukutub? Berikut ulasan sejarah dan alasan penyebutan nama Masjid Musyahadah Stui Kota Banda Aceh.
Berbeda dengan Masjid lain di dunia, masjid ini memiliki arsitektur yang serat dengan budaya Aceh, melambangkan gaya kecehan yang kental dengan nilai perjuangan.
Lalu terlintas dibenak para pengunjung apa hubungan sejarah dengan sang pahlawan Nasional Teuku Umar, yang di poster resmi Gambar pahlawan Nasional menggunakan Kupiah Meukutub kas bangsawan Aceh.
Alasan Pertama, masyarakat menyebut Masjid ini dengan sebutan Masjid Teuku Umar, kerena Masjid ini terletak dijalan Teuku Umar, Geuceu Kaye Jatoe, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Karena terletak di jalan Teuku Umar maka masyarakat menyebutnya dengan sebutan Masjid Teuku Umar.
Alasan kedua, karena puncak masjid Baitul Musyahadah ini berbentuk Kupiah Teuku Umar, Kupiah khas bangsawan Aceh Tempoe Doeloe,, Kupiah ini melekat dengan sosok Teuku Umar karena gambar pahlawan Nasional Teuku Umar menggunakan Kupiah tersebut, karena itulah masyarakat menyebutnya dengan sebutan Masjid Teuku Umar.
Lantas kenapa disebut masjid Kupiah Meukutub? Dengan alasan yang sama, karena Masjid Baitul Musyahadah ini memiliki khas arsitektur Kupiah Meukutub, yaitu Kupiah bangsawan Aceh Tempoe Doeloe,, selain puncaknya yang memiliki khas Kupiah Meukutub, ada sejumlah rapleksi Kupiah serupa diberbagai pojok Masjid, diantaranya 4 buah Kupiah Meukutub digerbang masuk kiri dan kanan Masjid, di pintu masuk utama, serta di mi'rab utama masjid juga terdapat Bentuk Kupiah Meukutub khas Teuku Umar.
Selain nama diatas, masjid ini juga disebut Masjid Stui, nama masjid sebenarnya adalah Masjid Baitul Musyahadah.
Sejarah Pembangunan Masjid Teuku Umar.
Masjid ini dibangun 34 tahun silam secara swadaya oleh masyarakat sekitar, tepatnya tahun 1989 dengan nama Masjid Al-Ikhlas, kemudian 4 tahun kemudian, tepatnya tahun 1993 Masjid ini direnovasi ulang berbentuk khas tradisional Aceh, yakni Kupiah Meukutub, yang dipelopori oleh Cendikiawan atau Budayawan Aceh Prof. Dr. Ali Hasyimi, sekaligus merubah nama Masjid menjadi Baitul Musyahadah.
Jika merujuk pada sejarah awal pembangunannya masjid ini sudah memiliki usia 34 tahun, masjid ini memiliki 5 segi (sisi) dengan makna filosofisnya sebagai rukun Islam dan Pancasila, artinya ruh masjid yang mengandung dua unsur utama, yakni Spritual Religius dan nasionalisme, dengan harapan kelak menjadi pusat penyebaran Agama dan pemersatu Bangsa.
Masjid Baitul Musyahadah juga memiliki pekarangan yang luas, hampir 3 hektar,, dipojok pekarangan banyak terdapat ornamen bersejarah, terletak dipusat kota, mudah di jangkau, tentunya masjid ini menawarkan kenyamanan dan keamanan bagi para jama'ahnya, masjid terdiri dari dua lantai, mampu menampung ribuan jama'ah.
Diantara banyaknya masjid di kota Banda Aceh, penulis juga merekomendasikan Masjid Teuku Umar ini sebagai salah satu tujuan wisata religi di Nanggroe Aceh Darussalam.
Apa lagi pada hari Jum'at, masjid ini banyak para dermawan yang membagikan makanan selepas shalat Jum'at, kami melihat sudah menjadi tradisi bagi jamaah tetap masjid Baitul Musyahadah, masyarakat Sekitar, para saudagar kaya, hartawan serta para dermawan membawakan makanan setiap Jum'at untuk dibagikan pada para jamaah, selamat berkunjung ke Masjid masyarakat kota Banda Aceh. Wassalam (Ayah Ilham).
No comments:
Post a Comment