Saturday, June 14, 2025

KHUTBAH JUMAT Terbaru 2025: Bangkit dengan Tasmi’: Hikmah di Balik Bacaan Saat Rukuk.

 KHUTBAH JUMAT

Bangkit dengan Tasmi’: Hikmah di Balik Bacaan Saat Rukuk

Oleh:
Tgk. Ilham Mirsal, MA


Khutbah Pertama:


 اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمْدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala puji bagi Allah ﷻ, yang mengangkat hamba-Nya dari kejatuhan, dan mengajarkan cara bangkit melalui shalat. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, pembimbing hati yang lelah, yang mengajarkan adab berdiri dan rukuk di hadapan Rabb semesta alam.

Jama’ah Jumat rahimakumullah...

Dalam setiap gerakan shalat, kita mengucapkan takbir: Allahu Akbar, sebagai bentuk pengagungan. Namun ada satu pengecualian, yaitu saat bangkit dari rukuk. Mengapa kita tidak bertakbir ketika berdiri kembali?

Alih-alih mengatakan Allahu Akbar, kita membaca:

"سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ"
“Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”

Ini bukan sekadar perubahan teknis, melainkan mengandung pelajaran spiritual yang mendalam.

📖 Kisah: Pujian di Tengah Ujian

Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, suatu hari Rasulullah ﷺ menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit berat. Rasulullah bertanya:

“Apakah engkau menginginkan sesuatu?”
Dengan lirih, sahabat itu menjawab:
“Ya Rasulullah... aku hanya ingin bisa sujud bersamamu sekali lagi.”

Rasulullah ﷺ pun meneteskan air mata, lalu bersabda:

“Bacalah: Sami‘allahu liman hamidah — karena Allah mendengar hamba yang memuji-Nya, meski ia tak lagi mampu berdiri atau bersujud.”
(HR. Ahmad, no. 19794, sanad hasan).

Kedalaman Dzikir “Sami‘allahu liman hamidah”

Rukuk adalah wujud merendahkan diri di hadapan Allah. Namun saat kita bangkit, kita tidak hanya berdiri, tapi menegakkan kembali pujian dan kemuliaan kepada Allah.

Bacaan “Sami‘allahu liman hamidah” mengajarkan bahwa Allah bukan hanya melihat gerakan fisik, tetapi mendengar dan memperhatikan isi hati yang memuji-Nya.

Lalu kita lanjutkan dengan:


"رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ"


“Wahai Tuhan kami, bagi-Mulah segala pujian.”

Ini menunjukkan bahwa gerakan bangkit dari rukuk adalah momen spiritual yang sakral — kita mengangkat pujian dari bumi menuju langit.

Pendapat Ulama: Imam An-Nawawi:
Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ (3/421) menjelaskan:

“Bacaan tasmi’ adalah sunnah muakkadah bagi imam dan orang shalat sendiri, sedangkan bacaan tahmid disunnahkan bagi makmum. Ini berbeda dari takbir karena gerakan ini disertai dzikir khusus dari Rasulullah ﷺ yang tidak tergantikan.”

Asal-usul Kesunnahan Membaca Tasmi' saat Bangun dari Ruku'

Dikisahkan dalam referensi ulama Syafi’iyyah, bahwa suatu peristiwa indah terjadi pada masa kehidupan Rasulullah ﷺ yang menjadi sebab disyariatkannya bacaan tasmi’ (سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) ketika bangun dari ruku’.

Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dikenal sebagai tokoh yang sangat menjaga kehadirannya dalam shalat berjama’ah bersama Rasulullah ﷺ. Tak pernah sekalipun beliau tertinggal, selalu berada di saf pertama, menunjukkan kesungguhan dan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Namun, pada suatu hari, dalam shalat Ashar, beliau mendapati dirinya terlambat datang ke masjid. Perasaannya pun diliputi kesedihan yang mendalam. Meski terlambat, beliau tetap bergegas menuju masjid dengan harapan masih sempat bergabung bersama Rasulullah ﷺ.

Dengan izin Allah, ketika sampai di masjid, beliau mendapati Rasulullah ﷺ masih dalam keadaan ruku’. Seketika itu juga, karena rasa syukurnya yang mendalam karena masih bisa mengikuti shalat bersama Nabi ﷺ, Abu Bakar RA mengucapkan pujian tulus, “Alhamdulillah.” Beliau pun segera bertakbir dan bergabung dalam shalat berjama’ah.

Peristiwa ini begitu agung hingga Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi ﷺ saat beliau dalam keadaan ruku’. Jibril berkata, “Wahai Muhammad, ucapkanlah: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ – Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya.” Jibril menyampaikan bahwa sejak saat itu, bacaan tersebut disyariatkan untuk dibaca setiap kali bangun dari ruku’.

Maka, bacaan tasmi’ saat bangkit dari ruku’ bukanlah sekadar lafaz, melainkan warisan spiritual dari keikhlasan seorang sahabat mulia. Ia adalah jawaban ilahi atas pujian manusia yang benar-benar merindukan perjumpaan dengan Tuhannya dalam shalat.

Pelajaran untuk Kehidupan

Jama’ah yang dimuliakan Allah...

Kita semua pernah rukuk dalam kehidupan — jatuh dalam ujian, tertunduk oleh masalah, atau tertimpa dosa. Namun saat Allah memberi kita kesempatan untuk bangkit, jangan hanya bergerak — pujilah Dia.

Karena Allah ﷻ lebih mencintai pujian dari hati yang pernah patah, namun tetap memilih untuk bersyukur.

Jama’ah sekalian...

Jadikanlah shalat kita lebih dari sekadar rutinitas gerakan. Bangkitlah dari rukuk bukan sekadar berdiri, tetapi sebagai bentuk pengakuan cinta dan pujian kepada Allah.

Tasmi’ adalah dzikir orang yang sedang naik derajat.
Karena Allah mendengar pujian orang-orang yang ingin kembali dekat.

Bacaan “سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ” bukan sekadar ucapan yang mengiringi gerakan bangkit dari ruku’, tetapi merupakan pernyataan iman yang penuh makna. Kalimat ini mencerminkan pengakuan atas sifat Allah yang Maha Mendengar dan apresiasi terhadap setiap pujian yang tulus dari hati seorang hamba.

Tasmi’ adalah jembatan spiritual yang menghubungkan pujian manusia dengan perhatian Rabb-nya. Ia menyiratkan bahwa Allah mendengar—dan lebih dari itu, merespons—pujian hamba yang lahir dari rasa syukur dan ketundukan.

Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil:

Tasmi’ merupakan kewajiban bagi imam dan orang yang shalat sendirian. Ia adalah bagian dari sunnah muakkadah bagi makmum, yang dilanjutkan dengan bacaan “Rabbana lakal hamd.”

Menghadirkan hati dalam bacaan ini membuka ruang khusyuk yang lebih luas. Shalat yang khusyuk bukan hanya soal gerakan yang benar, tetapi juga rasa yang hidup dalam setiap bacaan.

Hikmah di balik bacaan ini mengajarkan kita untuk senantiasa sadar bahwa setiap pujian yang kita lantunkan, Allah tidak hanya mendengar, tetapi juga menerima. Ini menumbuhkan semangat untuk memperindah bacaan, baik secara lisan maupun dalam penghayatan makna.

Dengan membiasakan diri memahami dan menghayati tasmi’ dalam setiap shalat, kita sedang melatih hati untuk senantiasa hadir di hadapan Allah SWT. Semoga lantunan tasmi’ menjadi gema pujian yang membawa kita semakin dekat kepada-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Doa Penutup

اللهم اجعل صلاتنا صلةً بيننا وبينك،
Ya Allah, jadikanlah shalat kami sebagai penghubung antara kami dan Engkau,

واجعل تسبيحنا سببًا لقربنا منك،
Dan jadikanlah tasbih kami sebab kedekatan kami kepada-Mu,

اللهم اجعلنا من الذين إذا ركعوا خشعوا، وإذا قاموا حمدوا، وإذا سجدوا ذاقوا لذة القرب منك.
Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang ketika rukuk mereka khusyuk, ketika bangkit mereka memuji, dan ketika sujud mereka merasakan manisnya dekat dengan-Mu.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْم


Khutbah Kedua:


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

No comments:

Post a Comment