“Masjidku Surgaku: Menghidupkan Kembali Ruh Rumah Allah”
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَأَصْحَابِه وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِه وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالى يَا أَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡس وَٰحِدَة وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرا وَنِسَآءۚ وَٱتَّقُواْ ٱللّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبا. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَن بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي به وجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ له مِثْلَهُ في الجَنَّةِ (متفق عليه)
Segala puji hanya milik Allah, yang memanggil kita bukan ke istana, bukan ke pasar, tapi ke rumah-Nya: masjid.
Masjid bukan sekadar tempat shalat—masjid adalah tempat kembali ruh manusia kepada Rabb-nya. Masjid adalah tempat sujud yang menjadi penyejuk hati, pelepas penat, dan penghapus dosa.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW—teladan agung yang pertama kali membangun masjid saat hijrah ke Madinah, bukan pasar atau balaikota. Karena beliau tahu, peradaban hanya bisa hidup jika masjidnya hidup.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Mari kita jujur bertanya pada hati:
Apakah kita masih rindu ke masjid?
Apakah kita masih merasakan kehangatan ruhani ketika kaki melangkah ke rumah Allah?
Ataukah masjid telah menjadi tempat asing, yang kita kunjungi hanya pada hari Jumat dan Hari Raya?
Mari kita Renungkanlah sabda Rasulullah SAW:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ:... وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ...
Artinya:
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya: … dan seorang lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berbahagialah mereka yang hatinya terpaut pada masjid. Yang bangun subuh bukan karena alarm dunia, tapi karena rindu bertemu Tuhannya. Yang merasa sepi jika tidak duduk di saf pertama, yang menangis jika tak sempat mendengar adzan.
Mengapa Masjid Ditinggalkan?
Masjid bukan ditinggalkan karena tidak megah. Tapi karena kita belum membangkitkan ruhnya. Masjid hanya akan hidup jika ada cinta di dalamnya.
Hari ini, banyak dari kita lebih cinta:
scroll media sosial daripada membaca Al-Qur’an di masjid.
duduk di café daripada duduk di saf shalat.
main futsal malam daripada shalat Isya berjamaah.
Kita kehilangan ruh cinta masjid.
Padahal dulu, masjid adalah tempat:
anak-anak belajar mengaji,
pemuda berdiskusi dan berdakwah,
orang tua bersujud panjang dengan hati yang khusyuk.
Ayo Kita Kembalikan Cinta ke Masjid!
Jangan biarkan rumah Allah sunyi seperti kuburan.
Bangkitkan kembali gerakan “Hidup Bersama Masjid”:
Ajari anak kita cinta masjid sejak kecil.
Bukan hanya pintar matematika, tapi juga tahu cara bersuci.
Hidupkan shalat berjamaah sebagai syiar harian.
Jangan hanya semangat ke masjid saat Tarawih.
Bentuk remaja masjid yang aktif dan kreatif.
Dakwah milenial, tapi tetap Qur’ani.
Mari kita tidak hanya membangun masjid, tapi membangunkan hati orang ke masjid.
Wahai saudara-saudaraku…
Pernahkah kita duduk sejenak di saf masjid dan merenung:
"Andai ini rumah terakhirku di dunia, cukupkah amalanku di dalamnya?"
Masjid bukan hanya tempat shalat. Masjid adalah tempat jiwa disembuhkan dari luka dunia. Masjid adalah tempat air mata menetes saat sujud malam. Masjid adalah tempat kita benar-benar merasa: "Aku sedang berada di hadapan Tuhanku."
Hadirin, sidang jamaah jumaat yang dimuliakan oleh Allah...
Mari jadikan masjid:
tempat utama, bukan cadangan.
rumah hati, bukan hanya rumah kaki.
ruang pembinaan, bukan ruang kosong.
Wahai jamaah, wahai kaum muslimin..…
Kalau ingin hidup kita terang, datanglah ke tempat yang paling terang: masjid.
Kalau ingin anak-anak kita selamat dari kerusakan zaman, didik mereka di rumah Allah.
Kalau ingin masyarakat damai, perkuat ikatan lewat masjid.
Cinta masjid adalah cinta kepada Allah.
Jauh dari masjid adalah tanda jauh dari keberkahan.
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ...
Artinya:
"Jika kalian melihat seseorang membiasakan diri ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia beriman." (HR. Tirmidzi No. 2617, dinilai hasan).
Lalu Rasulullah membaca ayat:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Artinya:
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. At-Taubah: 18).
اللَّهُمَّ اجْعَلْ مَسَاجِدَنَا سُرُجَ الْهُدَى، وَمَنَابِرَ الرَّحْمَةِ، وَمَآوِيَ السَّكِينَةِ لِعُبَّادِكَ...
Ya Allah, jadikanlah masjid-masjid kami pelita hidayah, mimbar kasih sayang, dan tempat berlindungnya hati-hati yang merindukan-Mu…
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Wahai hamba Allah,
Saat dunia terasa sempit, datanglah ke masjid.
Saat hidup tak menentu, bersujudlah di rumah Allah.
Karena masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga rumah jiwa.
Mari kita hidup bersama masjid—karena Masjidku Surgaku.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلهُ, أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِه وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالى يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
No comments:
Post a Comment