KHUTBAH JUMA’AT
BAHAYA DENGKI, MENGAMBIL IKHTIBAR DARI SEJARAH ABU JAHAL
Oleh:
Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I, MA
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ
نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ
فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ
بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ
كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين
آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Khatib mengajak hadirin sekalian untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan rahmat yang Allah berikan kepada kita semua, dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil Alamin, seraya terus mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhkan segala bentuk larangan-Nya. Dengan harapan, Semoga kehadiran kita dirumah Allah yang mulia ini, dalam rangka menjunjung tinggi sebuah titah/ perintah-Nya yakni Shalat jumaat yang diwajibkan pada mukallaf yang mukmin, berakal lagi sehat, dihitung oleh Allah sebagai wujud implementasi syukur kita kepada-Nya. Amin ya Allah Amin...!!
Shalawat bertangkai salam, kita sanjung sajikan kepangkuan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta shalawat dan salam terus mengalir pada seluruh keluarga Baginda Nabi, Kepada Sahabat, Tab’i dan Tabi’in, Para ulama Mutaqaddimin, ulama mutaakhirin, ulama khalaf dan Shalaf, serta seluruh para guru kita yang telah terlibat mewariskan Iman dan Islam sampai pada kita di hari yang berbahagia ini.
Khatib mengajak dan mengimbau kita semua, terutama diri pribadi khatib sendiri, Marilah kita bertaqwa kepada Allah, karena taqwa merupakan jalan penerang yang membawa kita mudah menuju-Nya, dengan taqwa kita menggapai Maqam yang tinggi disisi Allah Kelak.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT...!
Nama Abu Jahal tidak asing lagi ditelinga umat Islam, kemarahan dan kebencian kita tidak pernah luput pada sosok Abu Jahal di sepanjang sejarah Islam, diawali sejak Rasulullah masih hidup, hingga sekarang masih membuat kita marah padanya, namanya sering disepah serapahkan, dan menjadi contoh buruk sepanjang sejarah yang ada.
Timbul suatu pertanyaan besar, siapakah Abu Jahal ini?
Abu Jahal bernama lengkap Amr Ibnu Hisyam, lahir tahun 570 dan meninggal tahun 624 dalam usia lebih kurang 53 tahun. Abu Jahal artinya “Bapak Kebodohan” dia adalah seorang pemimpin penduduk Mekah yang sangat menentang ajaran Rasulullah saw.
Abu Jahal dikenal kuat, kasar, bengis dan ditakutkan oleh kalangan Mekkah, dia tidak segan membunuh kaum muslimin yang sudah beriman ketika itu, bahkan ia membunuh siapa saja Bani Hasyim yang berani mendekati Nabi Muhammad, apa lagi ada yang memuji Rasullullah dihadapannya. Karna kekuatannya, sehingga Rasulullah berdoa kepada Allah untuk memilih salah satu diantara Abu Jahal dan Umar untuk memeluk Islam, agar Islam kuat dan terlindungi, Sabda Rasulullah saw:
HR. Ibnu Umar, r.a,, Rasulullah saw Berdoa:
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابُِ
Artinya: “Ya Allah. Muliakan lah Islam dengan Salah satu (seorang) yang lebih Engkau Cintai (Ridhai) dari dua laki-laki ini, yakni Amr Bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar Ibnu Khatab” (H.R. Tirmidzi).
Dalam hal ini Allah memilih Umar untuk mendapatkan hidayah Allah, Allah lebih ridha Umar untuk membantu Nabi-Nya. Kenapa Allah memilih Umar, ternyata karena di dalam tubuh Abu Jahal, ada penyakit dengki, iri atau hasad, yang membentengi hidayah turun kepadanya, ternyata penyakit dengki menghalangi hidayah Allah masuk kehati manusia.
Dengki menolak kebenaran dan nur ilahi, seperti Abu Jahal yang terhalang mendapat hidayah Allah, akirnya ia mati dalam kedaan tidak beriman kepada Allah, hingga mati ia tetap berada dalam agama nenek moyangnya, menyembah lata dan huzza.
Hadirin Jamaah Jumaat yang kami muliakan...!
Kisah berikut ini menggambarkan bahwa kedengkian Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad, sebenarnya Abu Jahal tidak mengingkari kebenaran dan kejujuran Rasul, tapi hanya keegoisan dan kedengkiannya saja yang menutup hatinya untuk mengakui kebenaran Muhammad.
Dikisahkan bahwa seorang Quraisy bernama Miswar bin Makhramah[1] pernah bertanya kepada Paman (Pakcik) nya Abu Jahal, pertanyaan perihal pribadi Rasulullah, lalu kata Abu Jahal “Nabi Muhammad adalah seorang yang sangat jujur sehingga dijuluki al-Amin” lalu Al-Miswar bertanya lagi, lantas kenapa paman mengingkarinya? Abu Jahal menjawab, “Wahai Miswar anak Saudariku, Kami dikalangan Bani Hasyim saling merebut kehormatan, Mereka memberi makan kepada tamu, fakir dan miskin, kami juga memberi makan, mereka menghidangkan minuman, kami juga melakukan hal yang sama, mereka membayar upah pekerja, kami juga sama, kami bersaing, berlomba-lomba dan saling bermusuhan.... dari mereka memiliki seorang Nabi, lalu kapankah kami mendapatkan hal yang sama??”
Kisah di atas mengajarkan kita bahayanya iri dan dengki, sehingga dengan penyakit Iri dengki ini Abu Jahal tertutup pintu hatinya, tidak masuk hidayah dan kebenaran Allah dalam kalbunya, hanya karena persaingan, ia merasa kecewa atas rahmat Allah pada orang lain, pada kaum lain, dengki terhadap nikmat yang ada pada Rasul, hingga dia menghasut umat dikala itu, memfitnah Nabi Muhammad dengan sangat keji, Abu Jahal memprovokasi umat sehingga terjadi perang Badar, Kafir melawan kaum Muslimin pada tahun 624 M.
Jamah Jumaat yang Dimuliakan oleh Allah...!
Begitu bahayanya dengki, asy-Syarwani mengatakan, penyakit hati (jiwa) yang namanya “hasad/Dengki” ini benar adanya, dalam Al-Quran disebutkan:
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ
“ataukah Mereka Dengki terhadap manusia (Muhammad) karena karunia yang Allah berikan kepadanya”. (Q.S. An-Nisa: 54).
Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud Rasulullah saw mengingatkan kita semua, sabdanya:
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Yang artinya: “Jauhkanlah dirimu sekalian dari Hasad, karena sesungguhnya Hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar”. (HR. Abu Dawud).
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
“dan dari kejahatan orang dengki apabila mereka mendengki” (QS. al-Falaq: 5).
Begitu bahanya dengki bagi keberlangsungan Iman dan Islam kita, sehingga banyak sekali Firman dan Hadits Rasulullah mengingatkan kita semua untuk menjauhkan dengki ini. Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam karena dengki, Qabil tega membunuh adiknya Habil kerena dengki, anak-anak Nabi Yaqub a.s tega menyakiti hati ayahnya sehingga buta menanggung rindu dan kesedihan karena mereka menyembunyikan adiknya Yusuf dar Nabi Ya’qub, Abu Jahal mati dalam tidak beriman karena Iri dan Dengki.
Dalam hadits Riwayat Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dari Zubair bin Al-Awwan r.a, Nabi Muhammad saw, bersabda:
دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
Artinya: “Penyakit umat sebelum kamu telah menyerang kamu sekalian, yaitu penyakit dengki dan benci”, dengki adalah pencukur (bukan pencukur rambut), tapi mencukur agamamu. Demi dzat yang jiwaku (Muhammad) berada ditangan-Nya, Kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai sesama saudara, Maukah kalian Aku tunjuk sesuatu, yang jika kalian kerjakan maka kalian saling Mencintai?, Sebarkanlah Salam diantara sesama”. (HR. Tirmidzi).
Begitu keras dan jelasnya peringatan dari Baginda Nabi kita Muhammad SAW, jadi kenapa kita saling mendengki sesama? Saudara kita yang dikarunia mobil oleh Allah, kita yang kepanasan, tetangga buat rumah, kita tidak bisa tidur, sahabat dapat jabatan dan naik pangkat kita yang marah, sahabat, saudara atau siapa pun mereka yang mendapat kehormatan dan kemuliaan di tengah masyarakat, justru kita dirasuki syaitan penuh kedengkian?
Ini bukan cerminan mukmin yang baik, jangan biarkan pintu amarah terbuka, sehingga iblis terus membisik kejahatan kepada kita, seyogyanya kita diajarkan Syukur atas apapun nikmat yang Allah berikan, bukankah janji Allah dalam al-Quran semakin kita syukur maka akan semakin Allah tambah-tambahkan kebaikan, firman-Nya:
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “Sesungguhnya jika Kamu Bersyukur, Maka akan Aku tambah (nikmat) kepadamu, dan Jika kamu mengingkari maka akan kutimpakan azab yang pedih terhadapmu”. (Q.S. Ibrahim: 7).
Jamaah Jumaat yang dimuliakan Allah...!
Terakhir,,,. Mari kita berdoa kepada Allah, dengan keberkahan hari Jumaat yang agung ini, di bulan Muharram yang penuh sejarah dan Rahmat Allah ini, dengan mementum pergantian Tahun baru Islam, Allah angkat penyakit Iri dan dengki dari lubuk hati kita semua, kemudian Allah jauhkan penyakit Iri dengki dari hati kita, keluarga kita, dan dari masyarakat mukmin dan mukminat, sehingga disisa-sisa kehidupan kita, bisa hidup dengan penuh makna, selamat amalan yang sudah kita kerjakan.
Amin Ya Rabbal Alami...
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Allhamdulillah
ReplyDeleteSyukran...
ReplyDeleteAlhamdulillah,🙏🙏
ReplyDeleteTerimakasih
Delete