Tuesday, September 21, 2021

KETUA MPD ACEH SELATAN, TERKAIT VAKSIN TIDAK PERLU ADA ANCAMAN IKUTI SAJA HIMBAUAN ULAMA ACEH.

KETUA MPD ACEH SELATAN, TERKAIT VAKSIN TIDAK PERLU ADA ANCAMAN IKUTI SAJA HIMBAUAN ULAMA ACEH.

Tapaktuan: Khazanahacehnusantara: 21/9/2021. Ketua Majelis Pendidikan Daerah Kabupaten Aceh Selatan, Drs. Yahya Azmar, MM., Sesalkan ada instruksi vaksinasi siswa bernada ancaman terhadap kepala sekolah, kekuatiran kita terhadap siswa agar tidak terjangkit Covid wajar, tapi jangan berlebih-lebihan, apa lagi terkesan paksaan dan ancam.

Kita sepakat dan apresiasi Kadisdik Aceh yang serius dan mencemaskan kondisi Covid yang makin marak, tentu niat beliau baik agar siswa tidak tertular Covid, tapi dengan intonasi ancaman bukan justru menyelesaikan masalah, apa lagi karakter masyarakat Aceh itu pantang di tekan, saya kira kita harus dudukkan masalah mencari pola terbaik agar masyarakat terutama wali siswa menerima vaksinasi anak-anak mereka, banyak cara lain umpama terus mensosialisasikan pemahaman dan kegunaan vaksin dan lain-lain, ungkap Pak Yahya panggilan akrab Ketua MPD.

Dalam hal ini, secara pribadi saya berharap kita percayakan saja pada himbauan para ulama Aceh, Pemerintah Aceh punya pengalaman terbaik dalam menghimbau masyarakat pada awal-awal Covid terjangkit di Aceh.

Masyarakat tidak mematuhi sama sekali protokoler kesehatan, walau banyak himbauan dan peringatan pemerintah, tapi setelah pemerintah merangkul Ulama, dan ulama terlibat dalam mensosialisasikan bahaya Covid, Alhamdulillah masyarakat sangat mematuhinya, tidak berkerumun, patuh cuci tangan dan pakai masker, bahkan sampai pada jaga jarak saat shalat di masjid.

Ini pengalaman penting, Pemerintah Aceh kita nilai sukses dalam penanganan Covid dan mampu menekan angka positif dan mengurangi bahaya Covid di tengah masyarakat.

Untuk itu kami harap pada pemerintah kembali merangkul para ulama kita dalam memberikan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat, tidak perlu ada ancaman, karena justru memperkeruh kedaan.

Dalam hal vaksin kita bersyukur dan berterima kasih pada para alim ulama kita, Tampa dilibat pun mereka sudah mulai menyampaikan arti pentingnya vaksin ini, misal Abu MUDI menyampaikan dalam kajian-kajian beliau, bahkan Abu sendiri sudah vaksin.

Berikutnya Dayah Abu Kuta Krung, diikuti oleh berbagai Dayah lainnya, terakir vaksin masal di Dayah Abu Lam Ateuk secara masal disaksikan langsung oleh Presiden. Artinya vaksin sudah mulai diterima dan lumayan sukses untuk wilayah Aceh.

Untuk itu kedepannya jangan ada lagi ancam mengancam, kita percayakan saja pada para Ulama, MUI, MPU, HUDA, RTA dan ormas Islam lainnya. Insyaallah kita menuju kebaikan secara bersama-sama, seraya terus berikhtiar berdoa agar bala ini segera diangkat oleh Allah dari muka bumi ini, agar kita terus dapat melaksanakan proses pendidikan seperti biasa.

Mari kita dengan penuh kesadaran, kita dukung vaksin, pihak sekolah juga terus berupaya memberi pemahaman pada wali murid, agar proses vaksin segera tuntas sebagaimana harapan Kadisdik Aceh dan pemerintah Aceh. (AY).







Friday, September 17, 2021

KHUTBAH JUMAAT: MENGAMBIL IKHTIBAR DARI KISAH ABU DZAR (Meneladani Kisah Hidup Abu Dzar)

 

KHUTBAH JUMAAT SAFAR

MENGAMBIL IKHTIBAR DARI KISAH HIDUP ABU DZAR

(Meneladani Kisah Hidup Abu Dzar Al-Ghifari ra, Seorang Sahabat Teras Rasulullah saw).

Oleh:

Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I, MA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ, ‏اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، الَّذِي اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِسْلَامِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, شَهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنَ النِّــيْرَانِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْبَشِيْرُ النَّذِيْرُ، الْـمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَـمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ ما استطعتم وسارعوا إلى مغفرة رب العالمين، وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى : يٰاأَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Hadirin Jamaah Jumaat yang Di Muliakan Allah...!

Alhamdulillah, dengan nikmat umur panjang yang Allah titipkan pada kita semua, hari ini sampai jua kita pada bulan kedua dalam bulan Hijriah 1443 (Safar), kita sudah menikmati berbagai karunia Allah dalam rentang kehidupan kita masing bermasing, Nikmat sehat, nikmat harta, nikmat pangkat dan jabatan, nikmat keluarga dan bahagia, nikmat hidup serta nikmat Iman dan Islam, yang patut kita syukuri dengan terus mengikatkan ketaqwaan kepda Allah SWT.

Untuk itu, khatib menyeru pada kita semua jamaah yang berbahagia, mari kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, karena taqwa merupakan jalan satu-satunya menuju ridha Allah SWT, Taqwa jalan mudah menuju Jannah Nya, taqwa dalam pengertian mengerjakan segala perintah-Nya, dan terus berupaya meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.

Jamaah Yang Mulia...!

Dalam mengarungi kehidupan yang singkat ini, Pola kehidupan yang kita jalani silih berganti, terkadang sakit, adakalanya senang, semua itu hanya perjalanan hidup semata, yang muaranya apapun kondisi kehidupan kita hari ini, semua kelak akan kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya.

Untuk itu pada kesempatan yang sangat mulia ini, izinkan khatib menyampaikan kembali sejarah hidup seorang sahabat Rasulullah yang sangat dikenal dengan kezuhudan dan kecintaannya pada Rasullullah, yakni Abu Dzar  Al-Ghifari ra. Dengan harapan menjadi tauladan bagi kita semua dalam menggapai ridha Allah SWT.

Jamaah Jumaat Rahimakumullah...!

Abu Dzar merupakan panggilan akrab seorang sahabat Nabi yang bernama Lengkap Jundub Bin Junadah, belia merupakan sahabat teras Rasulullah, termasuk golongan sahabat pertama beriman pada Rasulullah swa, beliau memeluk Islam di Mekah kemudian setelah beriman beliau kembali ke kampungnya Giffari untuk berdakwah. Abu Dzar wafat di Rabadzah sebuah Kampung dipinggir kota Madinah pada tahun 32 Hijriah pada masa Khalifah Utsman bin Affan.

Sebelum memeluk Islam, Abu Dzar merupakan seorang perampok padang pasir yang sangat ditakuti, hingga kelompoknya dijuluki dengan binatang buas malam atau hantu kegelapan, karena Abu Dzar dan kelompoknya sering melakukan aksinya ditengah malam kegelapan, hampir tidak ada kafilah yang selamat atas teror kelompok ini pada masa jahiliah.

Akirnya Abu Dzar Al-Giffari mendapat hidayah Allah beriman dan memeluk Islam, dan melalui beliau jualah seluruh suku Giffari memeluk Islam karena dakwahnya, bukan hanya sukunya, tapi suku Aslam yang dekat dan bertetangga dengan Giffari juga seluruhnya memeluk Islam, begitu besarnya Dakwah Abu Dzar setelah beliau bertaubat dan mendapat hidayah Allah SWT.

Ada dua prinsip yang dapat kita teladani pada diri Abu Dzar;

Pertama: Jika sesuatu kebaikan dan keselamatan serta keuntungan yang baik diperoleh, maka jangan hanya cukup pada diri sendiri saja, tapi harus diberikan, di ajak dan dikabari pada saudara yang lainnya. Karena itu setelah beliau mengecap manisnya Iman dan Islam, beliau terus menyampaikan berita keselamatan dan kedamaian ini pada kaumnya, hingga bukan beliau saja yang beriman, tapi orang lain juga beriman kepada Allah.

Kedua: Abu Dzar konsisten dan Istiqamah, setelah beliau memeluk Islam, apa yang diajarkan oleh Baginda Nabi beliau kerjakan, apa yang menjadi larangan beliau tinggalkan, tidak sebatas pada dirinya sendiri, iya terus menegakkan perintah Rasulullah di tengah umat, kemanapun Abu Dzar pergi, sebilah pedang selalu tersemat di pinggangnya, siapa saja yang melanggar perintah Islam, tak segan-segan beliau keluarkan pedang dari sarungnya.

Melihat konsistensi Abu Dzar dalam menyampaikan dakwah, suatu ketika Rasulullah menegur Abu Dzar, Rasulullah Bersabda “Maukah engkau kuberi tahu apa yang lebih baik dari pedang mu”, Abu Dzar menjawab, iya, mau ya Rasulullah..... Rasul bersabda “Bersabarlah Hingga engkau bertemu dengan ku di negeri akhirat”, sejak mendapatkan nasehat Rasulullah, Abu Dzar menyimpan pedangnya, dan Melanjutkan dakwah dengan Lisannya, serta terus mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, beribadah, zikir, tawajjuh dan lainnya hingga beliau disebut Oleh Rasulullah sebagai sahabat yang paling jujur, dan pada kali yang lain Rasul menyebutnya Sahabat yang paling Zuhud.

Ma'asyaral Muslimin Rahimakumullah...!

Karena lantangnya Abu Dzar menyampaikan dakwah, menegur siap saja jika yang dikerjakan tidak sesuai dengan ajaran Islam, bahkan beliau mengkritik Khalifah serta pejabat-pejabat kala itu yang tidak sesuai dengan tuntunan Agama, iya berteriak dengan keras menyampaikan kebenaran, membuat pemerintah kala itu risih dan keberatan, hingga suatu ketika Khalifah Ustman bin Affan turun tangan membujuk Abu Dzar dengan memberikan fasilitas tempat tinggal dan lainnya, tapi semua itu beliau tolak dan memilih berjalan sendiri, meninggalkan haru hara dunia, beliau lebih memilih beribadah dalam kesendirian ketimbang harus ikut dalam kemewahan yang tidak sesuai dengan tuntunan.

Kisah Abu Dzar, cenderung relevan pada masa sekarang, beliau menjadi panutan pada kita semua dalam mengarungi kehidupan yang singkat ini, ada dua pilihan, berani menyampaikan kebenaran di tengah umat, atau memilih berjalan sendiri mengamalkan kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam.

Jamaah Jumaat, hadirin para orang tua kami yang di muliakan oleh Allah...!

Jika kita memilih kesendirian, maka ada 7 wasiat Rasullullah yang diwasiatkan pada Abu Dzar ketika beliau masih hidup, wasiat ini ditulis dalam Kitab Buqhyatul Bahits An- Zawaid, dalam Musnad Harits karya Abu Usmah Wafat pada tahun 282 Hijriyah, berikut sabda Rasullulah pada Abu Dzar:

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي صَلَّى ال لَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.

 

Artinya: Abu Dzar r.a berkata; “Kekasihku Muhammad saw mewasiatkan padaku tujuh perkara; (1). Cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka, (2). Rasulullah mengajarkan ku untuk melihat kondisi orang di bawahku tidak melihat kondisi  orang di atas ku, (3). Rasulullah memerintahkan ku untuk menyambung silaturrahmi, meskipun mereka berbuat kasar padaku, (4). Rasul menganjurkan pada ku untuk sering mengamalkan Laa Haula wala quwwata Illa Billah, (5). Rasul memerintahkan padaku untuk menyampaikan kebenaran meskipun pahit, (6). Rasul memerintahkan padaku agar tidak gentar saat dicela dalam menyampaikan dakwah, (7). Rasulullah melarang ku meminta-minta kepada manusia selain kepada Allah”. (Hadits ini diriwayatkan oleh banyak perawi, diantaranya Imam Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Baihaqi, dll).

7 wasiat Rasulullah tersebut, terus diamalkan oleh Abu Dzar, tentu wasiat tersebut bukan hanya kepada Abu Dzar semata, tapi pada kita seluruh umat Nabi Muhammad, agar melaksanakan 7 wasiat baginda Nabi tersebut, dalam kondisi apapun, bagaimana pun, kita hendaknya terus melaksanakan segala ajaran baginda Muhammad, agar selamat dunia akhirat.

Banyak kelebihan dan keselamatan tersirat atas wasiat Rasulullah tersebut, pertama kita diajarkan sayang pada orang miskin, dan dekat dengan mereka, jika ini kita lakukan maka Islam akan kuat, bukankah miskin lebih dekat dengan kekufuran, untuk itu agar Islam ini kokoh ditengah pemurtadan yang sedang marak dewasa ini, hendaknya kita dekat dengan orang miskin, membantu mereka, kerena membatu satu kesulitan sesama muslim, Allah akan gantikan dengan kebaikkan lainnya;

Sabda Rasulullah saw:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ


Artinya: “Siapa yang menghilangkan satu kesusahan (perkara dunia) sesama saudara seiman, Allah akan membantunya (Allah hilangkan) kesusahannya di hari akhirat, dan barang siapa yang memudahkan saudara seiman dari kesulitan terlilit hutang, maka Allah akan mudahkan kepadanya perkara dunia dan akhirat”. (HR. Muslim).

Jamaah Jumaat yang Budiman....!

Yang Kedua: wasiat Rasulullah pada kita semua, agar melihat kondisi orang dibawah kita, agar hidup damai, tampa ada iri dan dengki, renungkan betapa banyaknya nikmat dan rahmat Allah tercurahkan pada diri kita dibandingkan orang-oran dibawah kita, sudahkah kita syukuri atas nikmat tersebut?

Karenanya orang-orang yang selalu melihat orang diatasnya, maka ia tidak pernah bersyukur, merasa selalu kurang dibandingkan oleh orang lain, maka orang yang selalu melihat keatas akan tersu cukup tidak cukup, tidak merasa puas tidak pernah kan bersyukur.

Rasulullah bersabda agar kita melihat kebawah bukan keatas, Sabdanya:

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.

 

Artinya: “Lihatlah kepda orang dibawah mu, janganlah melihat orang di atas mu, kerena yang demikian lebih patut untuk mu, agar kamu tidak memandang remeh atas nikmat-nikmat Allah yang telah dicurahkan kepada kamu sekalian”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Wasiat Ketiga: Sambung lah silaturrahmi, silaturrahmi menjadi kekuatan besar Islam, dengan kuat Ukhuwah Islamiyyah, maka musuh Islam akan gentar, rasul mengajarkan pada kita “Muslim itu bagai tubuh yang satu”, artinya bahagian tubuh lain sakit maka akan terasa sakit semua, ini baru dapat kita rasakan jika dipupuk dengan silaturrahmi yang baik, selain itu silutarrami jiga banyak hikmah dan fadhilah, seperti dipanjangkan umur oleh Allah, dilapangkan rezki dan lainya.

Silaturrahmi menjadi asesmen seseorang beriman atau atau tidak, Berkenaan dengan ini Rasulullah saw Bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. 

“Siapa yang beriman dengan hari akir (kiamat), maka hendaklah menyambung silaturrahmi”. (HR. Bukhari).

Wasiat Keempat: Memperbanyak amalan bacaan Laa Haula wala quwwata Illa Billah, tiada daya dan upaya melainkan milik Allah, lafadz ini secara psikologis terus menumbuhkan rasa kebesaran dan kekuatan hanya milik Allah, untuk itu bagi yang mengamalkan akan tersu dicintai oleh Allah SWT,  tidak tanggung-tanggung, bagi yang mengamalkannya Allah berikan garansi surga sebagai balasannya.

Sabda Rasulullah saw, kepada Abdullah bin Quais yang artinya: “Wahai Abdullah bi Quais, lafatzkan lah Laa Haula wala quwwata Illa Billah, karena imbalannya sebagai simpanan pahala di surga”. (HR. Bukhari).

Wasiat Kelima: Rasulullah memerintahkan agar kita menyampaikan yang hak adalah hak, yang batil adalah batil, sampaikan kebenaran walau pahit. Agama sudah mengetahui sejak awal, bahwa menyampaikan kebenaran merupakan pekerjaan berat, namun walau pahit sampaikanlah, Rasulullah saw Bersabda:

قُلِ اَلْحَقَّ، وَلَوْ كَانَ مُرًّا

Artinya: “Sampaikanlah kebenaran walau pahit”. (HR. Ibnu Hibban).

Wasiat Keenam: Rasulullah mewasiatkan pada kita semua, agar tidak gentar menghadapi tantangan dan hinaan dalam berdakwah, Rasulullah sendiri kerap di hina oleh kafir Qurais saat berdakwah, dilempari, dibaikot dan lainnya, tapi Rasulullah terus berdakwah tanpa gentar, hingga Agam Islam berdiri kokoh sampai hari ini, untuk itu mari kita ambil bahagian untuk ikut berdakwah, melanjutkan perjuangan Rasullullah mewariskan agama ini kepada Anak cucu kita, mari kita jaga Islam ini terus berkembang.

Ketujuh: Rasulullah berwasiat agar kita tidak meminta-mita kepada manusia, berharap dan mencari perhatian pada manusia, apa lagi menjilat demi mendapatkan sesuatu jabatan dan lainnya pada manusia, tetapi berharap lah dan terus meminta pada Allah, kerena Allah lah yang memberi segalanya kepada hambanya, Allah pemilik kekuasaan dan pertolongan.

Demikian yang dapat Khatib sampaikan, dari kisah Abu Dzar, semoga kita dapat mengambil Ikhtibar dari perjalan seorang sahabat yang sangat mulia dan zuhud ini, beliau tinggalkan kegelapan dan kemilaunya dunia, beliau berharap ridha Allah dan Rasul-Nya, hingga Abu Dzar hijrah dan wafat diperingan belian seorang, Abu Dzar wafat hanya ditemani oleh istrinya tampa ada selapis kain kafan pun, apalagi harta benda lainnya.

Hingga Allah mendatangkan seorang sahabat Rasul bernama Ibnu Mas’ud ketika sakaratul maut Abu Dzar di padang Pasir, ketika itu Ibnu Mas’ud sedang musafir dan melihat sosok Mayat yang didampingi oleh seorang istrinya, lalu didekatinya dan begitu haru serta kaget, ketika beliau melihat ternyata seorang Sabat Rasul yang sanga zuhud dan mulia, yakni Abu Dzar menghembus nafas terakhirnya dalam kedaan kesendiriannya.

Ibnu Mas’ud berkata, Benarlah apa yang disampaikan oleh Rasulullah etika beliau masih hidup, Rasulullah berkata “Anda (Abu Dzar) akan berjalan sendirian, Mati dalam kedaan sendirian, dan kelak dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan sendirian”.

Jamaah Jumaat yang mulia, marilah jadi Abu Dzar akir zaman, yang menyampaikan dan mengamalkan kebenaran walau hanya sendiri, kerena jika istiqamah dengan kebenaran, kelak Allah akan bangkitkan kita sendirian untuk menghadapinya secara Istimewa......

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيٰاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ, إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيم

Thursday, September 16, 2021

KHUTBAH JUMAAT SAFAR KE-2: KEHEBATAN YANG TERTIPU

 

KHUTBAH JUMAAT: KEHEBATAN YANG TERTIPU

(HAKIKAT KEKUATAN)


Oleh:

Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I, MA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

 

Jamaah Jumaat yang Dimuliakan Allah...!

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa, maha kuat lagi maha perkasa, yang menciptakan segalanya dengan kehendaknya, tanpa ada bantuan siapapun, Allah maha kaya yang mampu memberikan kekuatan bagi siap yang Allah kehendaki, Allah yang mendengarkan setiap hambanya yang bermohon kekutan kepada-Nya, dan Allah maha memberi bagi hamba-Nya yang Ia Cintai.

Shalawat bertangkai salam, tak henti-hentinya kita lantunkan kepangkuan Habibullah Muhammad saw, beliau seorang pemimpin terkuat yang tercatat dalam sejarah, pemimpin yang tangguh, yang telah merubah peradaban manusia dari alam jahiliah ke  alam yang penuh ilmu pengetahuan, dari alam yang tidak bermoral ke alam yang berakhlakul karimah.

Salam dan keselamatan, terus mengalir pada keluarga Rasulullah, Para sahabatnya sekalian, Tabi’ dan Tabi’in, doa keselamatan juga kita mohon, tercurah pada para alim ulama mutaqaddimin dan mutaakhirin, ulama salaf dan khalaf, serta para guru-guru kita para alim ulama mu’tabar, siapa pun mereka yang terlibat mewariskan kekuatan Islam hingga berdiri megah ditengah-tengah umat saat ini samapi akir zaman.

Amin Ya Rabbal Alami...

Hadirin yang dicintai oleh Allah...!

Manusiawi, siapa saja diantara kita yang menginginkan kehebatan, menjadi orang hebat, sehingga banyak manusia menggunakan berbagai cara untuk menjadi hebat, sejak dahulu hingga sekarang, bahkan entah sampai kapan, manusia terus berusaha keras menjadi hebat, agar disanjung, dipuji, dihormati dan ditakuti karena kehebatannya. 

Untuk memperolehnya, tidak sedikit manusia menuntut ilmu kebal, bertapa (semedi) agar bisa terbang, mendalami ilmu perabun agar bisa hilang, bahkan mendalami ilmu agar bisa berjalan di atas air, tujuannya agar menjadi hebat, bahkan terkadang mereka memuja iblis dan syaitan untuk mendapat keinginannya dengan jalan pintas, tanpa menghiraukan kesyirikan, nauzubillahiminzalik.

Apakah kebal, bisa terbang, bisa hilang atau dapat berjalan di atas air sudah dikatakan Hebat?

Abu Said berkata, jika kebal tidak luka ditebas pedang atau peluru, batu dan besi jauh lebih kebal darinya...!

Kalau hebat hanya karena bisa terbang, lalat makhluk yang menjijikan juga bisa terbang...!

Bisa hilang? Angin dan kentut juga hilang tidak bisa dilihat oleh manusia...!

Kalau hanya berjalan di atas air, sampah, kayu dan lainnya juga terapung di atas air saat banjir tiba...!

Lalu hebat apa yang di banggakan??

 

Jamaah jumaat yang kami Hormati...!

Allah dan Rasulnya jauh lebih hebat dari yang kita bayangkan, kenapa kita justru terkadang meninggalkan kehebatan sebenarnya, tertipu atas nafsu yang mendorong kita terasa bangga, sesungguhnya yang terkuat adalah Rabbi yang patut kita sembah dan bermohon kehormatan, kemuliaan disi-Nya, kerena tiada satupun yang mampu memberikan kehebatan selain Allah semata.

Allah Berfirman dalam Al-Qur'an surah al-Mujadalah ayat 21:

كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغۡلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِيٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ ‌قَوِيٌّ عَزِيزٞ

Artinya: “Aku (Allah) telah menetapkan bahwa (Allah dan Rasulnya) pasti menang, Sesungguhnya Allah maha kuat dan maha perkasa”. (Q.S. Al-Mujadalah: 21).

أَلَمۡ ‌تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسۡجُدُۤ لَهُۥۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلۡجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٞ مِّنَ ٱلنَّاسِۖ

Artinya: “Apakah engkau tidak mengetahui siapa yang ada di langit? Dan siapa saja yang ada di bumi semua bersujud pada-Nya, Matahari, Bulan dan Bintang, Gunung-gunung, pohon dan tumbuhan, hewan melata, dan banyak juga diantara manusia...”. (QS. Al-Hajj: 18).

Firman Allah tersebut menunjukkan bahwa Allah dan Rasul lah yang terkuat, kita manusia banyak terkecoh dengan pemahaman kuat selama ini, agama Islam memang menghendaki Umatnya kuat, tapi bukan untuk menyombongkan diri, kuat bukan untuk menindas, tapi kuat sabagi muslim yang menggunakan segala kemampuannya untuk kebaikan agamanya:

 

Rasulullah saw, bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ

Artinya: “Mukmin Yang kuat lebih dicintai Allah dari pada Mukmin yang Lemah, dan pada Keduanya (kuat dan lemah) ada kebaikan”. (HR. Muslim).

Muslim yang kuat lebih utama disisi Allah, tentunya kuat Iman dan Islamnya, kuat ilmu dan pengetahuannya, kuat fisik dan ekonominya, keberadaan orang mukmin yang kuat menjadi modal besar dalam agama, agar ia saling membatu, memberikan yang terbaik untuk sesama, bagi yang berilmu memberi dengan ilmunya, kuat fisik membantu dengan tenaganya, kuat ekonomi memberi dengan hartanya.

Agar manusia itu kuat, maka dekati Allah dan Rasulnya, lakukan apa yang diperintahkan dan jauhkan apa yang menjadi larangan, memohon kepada-Nya agar diberikan kekuatan yang hakiki, diberikan kekuasaan, jabatan, kekayaan, ketuk pintu langit dipertengahan malam, bermodal ketaqwaan, kegigihan, kesalehan, iman dan ilmu maka Allah berikan kekuasaan pada hamba pilihannya.

Firman Allah SWT:

قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ وَزَادَهُ ۥ ‌بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ  مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Allah telah memilihmu (Menjadi Raja) dan Allah memberikan kelebihan ilmu dan fisik, Allah akan memberikan kekuasaan (kerajaan-Nya) pada siapa yang Allah kehendaki, Allah maha luas dan maha mengetahui”. (Q.S: Al-Baqarah: 247).

Surah Al-Baqarah ayat 247 di atas, menjelaskan kekuasaan sebenarnya adalah milik Allah, untuk itu kekuatan dan kekuasaannya hanya memilik Allah semata, dan Allah yang akan memberikan kekuatan tersebut pada hamba pilihannya, melalui kelebihan ilmu, kekuatan fisik dan lainya.

Kita sadari kekutan dan kekuasaan besar ada pada Nabi Sulaiman as, kekebalan tidak terbakar oleh api pada Nabi Ibrahim, kebal tidak luka disembelih leher pada Nabi Ismail, perlindungan terbaik pada Nabi Musa padahal Fir’un mencoba dengan berbagai upaya membinasakannya, kealiman dan keilmuan ada pada setiap diri Nabi, kenapa?

Karena mereka hamba pilihan, dan kenapa mereka dipilih, semua atas dasar ketaatan, ketaqwaan, tawakal hanya pada Allah, tidak berharap selain pada-Nya.

Salah besar manusia yang haus akan kekuatan, kekuasaan dan kekayaan, tapi meninggalkan Allah dan Rasulnya..... Salah besar manusia memburu kemuliaan agar dipuji, agar ditakuti, agar memiliki jabatan dan lainnya, tapi ia justru membelakangi segala yang Allah dan Rasulnya ajarkan.... 

Ma'asyaral Muslimin yang dimuliakan Allah...!

Menurut Syekh Muhammad Ali Ash-shabuni, dalam kitabnya Min Kunuzis Sunnah, beliau menguraikan 4 pokok kekuatan umat muslim yang harus dimiliki, yaitu:

1.      Kekuatan Iman (Quwwatil Iman).

Kekuatan iman akan didapati dengan tiga cara, yakni; pertama: dengan cara mendalami ilmu pengetahuan, belajar serta mengajarkan ilmu-ilmu Allah. Kedua: memperhatikan dan mendalami ayat-ayat kauniyah, merenungi serta mentadabburkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga: dengan cara bersungguh-sungguh beramal shaleh, beribadah dengan ilmu, beramal dengan berbagai amalan kebaikan, karena makin taat seseorang maka makin kuatnya iman.

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ

Artinya: “Allah mengangkat derajat orang-orang Beriman diantara kalian, serta derajat orang-orang Berilmu beberapa tingkatan derajat”. (QS. Al-Mujadalah: 11).

2.      Kekuatan Fisik/ Jasad (Tubuh).

Fisik kuat menandakan mental yang kuat, tarikh Islam mencatat bagaimana sempurnanya fisik Rasulullah, dengan tubuh kekar, badan tegap, bukan hanya saja ganteng dan tampan, Rasulullah memiliki kekuatan skill di atas rata dalam kekuatan badan, karena itu Rasulullah sangat lihai mengunakan pedangnya, lihai menunggang kuda, dan sangat akurat membidik panahnya.

Rasul mengajarkan umatnya untuk sehat dan kuat, orang yang menjaga sehat dan kuat pada tubuhnya, merupakan orang sedang menjalankan Sunnahnya, dalam sebuah hadits Rasullulah saw bersabda:

إِنَّ وَلَيْسَ اللَّهْوُ إِلَّا فِي ثَلَاثَةٍ: تَأْدِيبِ الرَّجُلِ فَرَسَهُ، وَمُلَاعَبَتِهِ امْرَأَتَهُ، وَرَمْيِهِ بِقَوْسِهِ، وَنَبْلِهِ، وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ، فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ كَفَرَهَا

Artinya: “Sungguh ada 3 hal yang bukan perbuatan sia-sia, (1) Seorang lelaki yang melatih kudanya, (2) Sumi yang riang bercanda sambil melatih Istrinya memanah, (3) dan latihan memanah, dan bagi siapa saja yang meninggalkan belajar memanah setelah ia pandai memanah, maka mereka digolongkan dalam golongan kufur nikmat”. (An-Nas’i).

 

3.      Kekuatan Keilmuan/ Kuat Ilmu (Quwwatul Ilmi)

Kekutan ilmu menjadi kunci mengendalikan kekuatan sebenarnya, ilmu dapat menaklukkan dunia, Rasulullah merubah peradaban dengan Ilmunya, Para sahabat dapat mewariskan apa yang telah diajarkan Rasulullah kepada kita dengan Ilmunya, Islam terus berdiri kokoh sampai hari ini juga dengan berkat para ilmu para ulama, artinya sejarah mengajarkan pada kita betapa ilmu menaklukkan kekuatan besar penjajah di negeri ini berkat kelihaian dan cerdiknya para pejuang kita tempo dulu dengan ilmu peperangan nya.

Ilmu juga menjaga pemiliknya, orang berilmu dihormati dan dipatuhi oleh umat, mereka dimuliakan, bukan hanya saja manusia, tapi malaikat juga menghormati orang-orang berilmu, dan para Syaitan sangat takut dan cemas pada pemilik ilmu.

4.      Kuat ekonomi (Quwwatul Istishad).

Kekutan ekonomi juga merupakan faktor penting dalam sebuah kekuatan, kuat fenensial serta memliki kekayaan menjadi sebuah kekuatan besar umat Islam, tapi harus mempu dengan ikhlas menggunakannya di jalan Allah. Tampa kekuatan ekonomi mungkin Islam tidak cepat berkembang, tapi Nabi saw dalam waktu relatif singkat sudah dapat menaklukkan dua buah kota besar yakni Mekkah dan Madinah, selain faktor keilmuan rasul juga didukung oleh fenensial dari para sahabatnya.

Khadijah Istri Rasulullah seorang yang kaya, dan menggimpakkan seluruh hartanya untuk dakwah agama, Abu Bakar, Umar dan Ustman juga para pemuka Quraisy yang kaya raya, setelah memeluk Islam mereka berlomba-lomba menjadi donatur dalam menegakkan kalimat tauhid dimuka bumi ini, harta mereka disumbangkan kedalam setiap langkah dakwah Rasulullah, dan banyak lagi sahabat lain yang kaya melakukan hal yang sama, sahabat kaya menjadi donatur utama dalam peperangan Islam hingga agama ini tegak dengan kokoh.

Jamaah jumaat yang berbahagia...!

Inilah hakikat kekuatan sebenarnya, seseorang jika memiliki 4 standar kekuatan ini maka ia lah yang kuat, bukan yang kebal atau bisa terbang, tapi mereka yang kuat imannya, kuat ilmu dan fisiknya, serta kuat ekonominya, dan mampu memaksimalkan penggunaan keempat kekuatan tersebut di jalan Allah, maka merekalah yang kuat.

Kekuatan yang hakiki adalah milik Allah dan Rasulnya, untuk itu tertipu lah mereka yang mecari kekuatan pada selain Allah, orang-orang yang membelakangi Allah dan Rasulnya dalam mencari kehebatan/ kekuatan, maka akan Allah hinakan mereka sejak di dunia apa lagi di akhirat kelak.

Barakallah walakum....

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ