KHUTBAH JUMAAT
AMALAN BULAN SAFAR YANG DIAJARKAN OLEH BAGINDA NABI BESAR MUHAMMAD SAW.
Oleh: Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I, MA
Assalamualaikum Wr Wb…
Alhamdulillahi rabbil alamin. Wassalatu wasalamu ala asyrafil ambia I walmusalin. Waala alihi wassabihi ajmain. Asyhadulaala illahaillahu khaluqul haqqul mubin, waasyhaduanna muhammadan shadiqul wa’dul amin…
Hadirin sidang jamaah jumat yang di muliakan oleh Allah…!
Pertama-tama, puji dan syukur sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan mau’nnah, taufiq dan hidayah-Nya, yang Allah berikan kepada kita semua, sehingga pada hari yang penuh berkah ini, Allah memilih kita dari sekian banyaknya penduduk desa ini, sebagai hamba yang patuh, yang menjunjung tinggi titah dan perintah Allah, meninggalkan segala kepentinggan pribadi, meninggalkan kesenangan pribadi, mengutamakan seruan Allah untuk melaksakan ibadah Shalat jumaat, semoga jumaat hari ini, merupakan amal terbaik bagi kita semua disi Allah, dan menjadi penolong perjalan kita menuju sorganya. Amiin…
Dan kita dokan, para saudara kita, yang ozor secara syar’I, dilapakan perkaranya oleh Allah, dan para mereka saudara kita yang tidak hadir secara sengaja, dibukakan pintu hidayah dan keampunan oleh Allah…
Shalawat dan salam, pada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang semua Qaulannya, fi’lannya dan taqrirnya, merupakan pedoman bagi kita semua, setiap perkataan Rasulullah, perbuatan bahkan diamnya, menjadi rujukan bagi kita semua, dan siapa saja yang mengerjakan setiap titah dan perintahnya, dijamin oleh Rasulullah akan kebahagian dan keselamatan dunia dan akirat.
Shalawat serata salam pada para sahabatnya, dan para keluarga baginda sekalian, yang ikut membantu dan mendapingi Rasulullah dalam perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Doa keselamatan dan kebahagian, juga kita persembahkan pada para guru kita yang telah terdahulu, para alim ulama, orang tua, atau siapapun mereka yang sudah berperan mewariskan agama yang haq ini kepada kita semua, sehingga kita terlahir dan dibesarkan dalam lingkungan orang-orang yang sudah beriman kepada Allah, alhadulillah….. dan insyallah agama ini, akan terus kita kaji, kita jaga serta akan kita warisi kembali pada regenerasi islam berikutnya, insyllah.
Bapak-bapak, para saudara kami yang dimulikan Allah…!
Sudah menjadi a’dat dan tradisi oleh kita bangsa a’jam (yakni selain bangsa Arab), sebelum memasuki pada rukun dua al-khibah, terlebih dahulu menyampaikan mauidatul hasanah, nasehat tetang agama, karna “addinul nasihah” agama itu nasehat menasehati, atas dasar kebiasaan itu, izinkan kami menyampaikan sepatah dua patah kata, dengan harapan bermanfaat bagi kita semua, terutama pribadi khatib sendiri, umumnya jamaah yang sudah beradir kerumah Allah yang mulia ini.
Bapak-bapak para orang tua kami sekalian…
Sebagaimana kita maklumi bersama, hari Rabu yang lalu, sebahagian masyarakat Aceh, kususnya dipantai barat selatan, dan sebahagian masyarakat pulau Jawa, serta beberapa suku melayu yang serumpun dengan a’dat dan kebiasaan kita, malakukan perayaan RABU HABEH dalam bahasa Aceh, bahasa Aneuk Jamee disebut “Rabu Habieh”, yang kemudian lebih dikenal dengan TOLAK BALA di bulan Safar.
Karna masih banyak diantara kita menagakui bulan Safar merupakan bulan kemalangan, bulan sial, bulan mara bahaya, prinsip dan keyakinan semacam ini, merupakan keyakinan kaum jahiliah arab sebelum datang Islam, namun mitos kemalangan ini, sudah dipatahkan oleh baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dengan cara, beliau Rasulullah, menikahi saidatun Khadijah al-Kubra di bulan Safar ini, kemudian Nabi menikahkan putri semata wayangnya Saidatun Fatimah Az-Zuhra dengan Saidina Ali ra, juga di bulan safar, dan kedua rumah tangga ini, menjadi keluarga yang paling bahagia dalam catatan sejarah yang ada.
Bahkan Nabi sendiri mengajarkan kita umatnya sebuah doa dalam bekeluarga agar seperti keluarga beliau “Ya Allah, jadikanlah keluarga kami, bagaikan keluarga Kekasihmu Muhammad dan Ali”. Artinya mitos ini terbantah, karna Rasullah sendiri menikah di bulan ini, ternyata tidak terjadi perceraian….
Jamaah Jumaat yang dimuliakan Allah…
Keperyaan yang berlebihan tetang Bulan Safar ini bisa merusak akidah kita, jiaka pun ada pendapat ulama bulan ini merupakan bulan diturunkan bala, maka jadikan pendapat ini sebagai pelajaran bagi kita untuk makin dekat dengan Allah, dan memohon perlindungan hanya pada Allah semata, bukan dengan cara merayakan dengan datang ketempat-tempat wisata, mempertotonkan perbuatan yang jauh dari ajaran syariah, bahkan sebahagian muda mudi kita bahkan melakukan perbuatan yang dicegah oleh Allah dan Rasullnya, nau’zubilhimin zalik.
Jamaaah sekalian….
Jika demikian…! Apa ajaran rasulullah di bulan safar yang mulia ini, untuk itu khatib mengajak kita mengulang kaji kembai sebuah sabdanya yang disampaikan pada akir safar, atau awal bulan rabiul awwal, saat beliau pertama menginjakkan kaki di madinah, saat hijrah bersama Abu Bakar.
Apa sabdanya, Bahwa Rasulullah SAW, Bersada:
“Afsyus salam, waadi’mu ta’am, wasilul arham, wasallu bilaili wannassu niyam, tadqulul jannahta bisalam”
“Sebarkan Salam, Berilah Makan, Sambunglah Silaturrahmi, Shalatlah di malam hari, ketika manusia sedang tertidur, niscaya kalian masuk sorga dengan penuh keselamat” (HR. Ibn. Majah dan Ahmad).
Ternyata disaat kita salah merayakan safar, jauh hari Rasulullah sudah meninggalkan wasiat, dan pedoman, dengan petuahnya yang mengatarkan kita mudah memasuki sorganya, yankni dengan empat perkara yang sudah kita sampaikan
1. Sebarkan salam/kedamaian.
Sebarkan salam, ucapkan salam kesetiap mukmin lainnya, biasakan saling mendoakan dengan ucapan salam, niscaya Allah akan mengabulkan kesejartraan bagi kita, salam juga diartikan kedamaian, maka agama Islam sejak awal perkembangannya sampai sekarang, tidak ada paksaan untuk siapun, islam berkembang dengan kedamaian,
“laikraha piddin, (tidak ada paksaan untuk mamsuki agama)” (QS. Al-Baqarah: 256).
Baik di dunia, maupun di Aceh, Islam itu jaya dengan tampa paksaan dan kekerasan, jika pun ada perperangan, seperti perang khandak, perang Badar, perang Siffin, dan perang lain sebagainya…. Itu semua sebagai bentuk Islam membela diri, melawan atas tindakan, menjaga kehormatan, karna prisip Islam, musuh jangan dicari, jika bertemu pantang lari…
Hadirin yang di muliakan Allah…!
2. Berikan Makan
Ajaran yang kedua, berikanlah makan, pada orang yang membutuhkan, pada fakir miskin dan anak yatim, ajaran ini memperlihatkan bagaimana Islam mengedepankan humanisme dan rasa kepedulian yang sangat besar, buruk bagi seorang muslim jika iya kenyang sementara saudara seiman disekitarnya kelaparang, buruk perangai seorang mukmin, iya makan tapi ayah dan ibunya kelaparan, maka dengan sebab itu ajaran Rasululah mengajarkan umatnya untuk saling memberi makan, bahkan ini diungkapkanya sebagai salah satu jalan menuju sorga,
Allah, menguktuk dan menganggab dusta seseorang jika ia enggan dan kikir dalam membagi, firmannya
“araiatallazi yukazzibu biddin, fazalikallazi yadu’ul yatim, wala yahuddhu ala ta’al milmiskin”
(taukah kamu siapa yang mendustakan agama?, mereka yang menghardik anak yatim, dan tidak memberi maka orang-orang miskin).
Begitu celanya mereka para penghardik anak yatim, dan kikir membagi makan pada mustahiq, sehingga Allah melebelkannya dengan sebutan pendusta agama, iya mengaku beragama, ternyata iya dusata dan palsu.
Maasyiril muslimin yang dimuliakan Allah…
3. Sambung Silaturrahim.
Ajaran ketiga, Rasulullah menganjurkan kita menyambung silaturrahim, bukan saja dengan saudara, orang tua dan keluarga, tapi semua, dengan tetangga, seiman seakidah dimanapun yang berada..
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dipanjangkan umurnya, maka hendak menyambung silaturrahim” (HR. Bukhari).
Silaturahim bukan saja membuat kita kompak dan kuat, tetapi juga salah satu agar jalan pintu rezki ditambah, serta keberkahan umur, begitu jaminan Nabi kita bagi siapa saja yang menyambung silaturrahim.
La yadqulul jannah, man khati’ul Rahim, (tidak masuk sorga, bagi siman yang memutuskan tali silaturrahim).
Untuk itu, mari kita perbaiki kembali hubungan kita sesama…
4. Shalat malam, ketika orang lain tertidur
Afdhalus shalati ba’da faridhatin, qiyamul lail,
(Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam)” (HR. AN-NASAI).
Kemudian firman Allah:
“Dan pada sebahagian malam hari, bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan, tuhanmu menggankat kamu ketempat yang terpuji” (QS. AL-Isra’: 79).
Demikian khutbah singkat yang dapat khatib sampaikan, dengan harapan menjadi pedoman bagi kita semua dalam mnggapai rahmat Allah, khatib mengajak kita kembali pada ajaranIslam yang murni, hindaripemahaman yang masih tercampur dengan pemikiran jahiliyah, tidak ada kemalangan kecuali hanya Allah sajalah yang mampu menimpakan sesuatu pada hambanya, dan mari kita tingkat ibadah kita pda bulan shafar yang penuh kebaikkan dari Allah swt..
Barakallahu walakum....
No comments:
Post a Comment