Khutbah Jumat: "Jangan Sia-siakan Akal, Anugerah Terbesar dari Allah"
Oleh: Tgk. Ilham Misal, MA
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي كرَّم الإنسان بالعقل، وشرَّفه بالعلم والإيمان، وجعل العقل نورًا يهتدي به إلى سبيل الرشاد.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم Shift.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saya berwasiat kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini marilah kita renungkan nikmat akal, anugerah besar yang Allah titipkan kepada manusia. Dengan akal, manusia bisa memahami ajaran agama, membedakan benar dan salah, serta menimbang baik dan buruk. Tanpa akal, manusia tidak berbeda dengan makhluk lain, bahkan bisa lebih rendah dari hewan yang hanya mengikuti nalurinya.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pada pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Āli ‘Imrān: 190).
Imam al-Ghazali rahimahullah pernah berkata dalam Ihya Ulumiddin:
“Akal adalah modal utama manusia. Dengan akal manusia mengenal Allah, dengan akal manusia memahami agama. Maka siapa yang menyia-nyiakan akalnya, ia telah meruntuhkan agamanya sendiri.”
Betapa dalam kata-kata Imam al-Ghazali ini, jamaah sekalian. Akal bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk jalan menuju akhirat.
Namun sayangnya, banyak manusia yang tidak mensyukuri nikmat akal. Mereka merusaknya dengan mabuk, narkoba, pergaulan bebas, dan dosa-dosa besar lainnya. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan:
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ
“Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar itu haram.” (HR. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin,
Ibnu Khaldun rahimahullah dalam Muqaddimah-nya menulis:
“Akal adalah cahaya yang diletakkan Allah dalam diri manusia. Dengan akal, manusia mampu membedakan maslahat dan mafsadat, serta mampu mengatur kehidupan bermasyarakat.”
Maka jelaslah, bila akal digunakan dengan baik, ia menjadi cahaya kehidupan. Tetapi bila akal disalahgunakan, ia menjadi sebab kehancuran diri dan masyarakat.
Diriwayatkan pula sebuah kisah dari Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Ketika seorang pemuda dijatuhi hukuman karena maksiat, ia ditanya: “Mengapa engkau sampai berbuat demikian?” Pemuda itu menjawab: “Karena aku biarkan nafsuku mengalahkan akalku.” Umar menangis, lalu berkata: “Inilah akibat bila akal dipenjara, sementara nafsu dilepaskan.”
Benar sekali, jamaah sekalian. Akal adalah pemimpin, nafsu adalah pengikut. Jika akal tunduk pada nafsu, manusia jatuh hina. Tetapi jika akal dipandu oleh wahyu, manusia menjadi mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat.
Khutbah Kedua
الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Akal adalah amanah. Kelak di hari kiamat, setiap manusia akan ditanya bagaimana ia menggunakan akalnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا عَمِلَ بِهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya untuk apa diamalkan, hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan, serta tubuhnya untuk apa digunakan.” (HR. at-Tirmidzi)
Para ulama menegaskan, siapa yang tidak menggunakan akalnya untuk mendekat kepada Allah, maka akalnya akan menjadi saksi yang menuntutnya di hari kiamat.
Karena itu, mari kita syukuri nikmat akal dengan cara:
Menuntut ilmu untuk mempertajam akal.
Menjauhi yang merusak akal, seperti mabuk dan narkoba.
Menggunakan akal untuk tadabbur ciptaan Allah agar iman bertambah.
Mengendalikan hawa nafsu dengan akal yang dipandu oleh wahyu.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata:
“Barangsiapa yang menggunakan akalnya tanpa wahyu, ia akan tersesat. Dan barangsiapa mengikuti wahyu tanpa akal, ia akan tergelincir. Maka akal dan wahyu harus berjalan bersama.”
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Semoga kita semua menjadi hamba yang bersyukur atas nikmat akal, menjaganya, dan menggunakannya untuk kebaikan dunia dan kebahagiaan akhirat.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم اجعل عقولنا عاملةً بالحق، وقلوبنا خاشعةً لك، وألسنتنا ذاكرةً لك، وأعمالنا صالحةً ترضيك يا رب العالمين.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.