Wednesday, November 6, 2024

ABI. TGK. H. KHAIRUDDIN BAKONGAN (Ulama yang Berkat).

 ABI. TGK. H. KHAIRUDDIN BAKONGAN

(Ulama yang Berkat). 

Oleh: Tgk. Ilham Mirsal, MA. 

Abi Khai, begitu panggilan Akrab pada Abi Khairuddin, Beliau merupakan Ulama Karismatik Aceh Selatan sekaligus pimpinan Dayah Hidayatul Anam yang beralamat di Gampong Ujong Tanoh, Kecamatan Kota Bahagia Aceh Selatan. 

Abi Khai Lahir di Ujung Tanoh pada tahun 1969, dan sekarang mengajar dan memimpin Dayah yang didirikan oleh Ayah beliau bernama Tgk. Ibrahim bin Mansur (Seorang Ulama Karismatik Aceh). Ayah beliau hampir seangkatan dengan Nek Abu Bakongan (Abu. H. Adnan Mahmud). Setelah Tgk. Ibrahim bin Mahmud meninggal dunia pada tahun 1991, Abi Khai melanjutkan kepemimpinan Dayah Hidayatul Anam sampai sekarang. 

Abi Khai memulai pendidikan agamanya pada orangtuanya sendiri Tgk. Ibrahim, setelah Alim Abi Khai melanjutkan Pendidikan ke Dayah Darussalam Al-Waliyyah Labuhan Haji di bawah kepemimpinan Abuya Nasir Wali Al-Khalidy. 

Sepulang dari Dayah Darussalam, Abi Khai  diminta oleh Nek Abu Bakongan (Abu. H. Adnan Mahmud) mengajar di Dayah Ashabul Yamin, Abi Khai mengajar sampai khatam kitab Mahalli di Dayah Bakongan. 

Sembari mengajar kitab Mahalli di Dayah Ashabul Yamin Bakongan, Abi Khai sudah mulai merintis kembali pendidikan di Dayah Hidayatul Anam peninggalan Ayah beliau, sebagai seorang pimpinan muda. Buah kegigihan beliau, kini Dayah hidayatul Anam sudah banyak berkiprah di tengah masyarakat, dan Dayah Abi Khai sekarang juga sudah tersedia Sekolah SMK sebagai wadah sekolah umum bagi para santri.



Abi Khai dikenal sebagai Ulama Tasawuf dan mulazamah dengan ibadah, beramal shalih serta tawad'uk. Dengan ketekunan sifat religius Abi Khai, maka beliau banyak diberi kelebihan oleh Allah SWT. Masyarakat sering meminta doa dan petunjuk pada Abi Khai, dan Abi Khai kerap juga diminta oleh masyarakat untuk mendoakan (rajah) para masyarakat yang sakit, keserupaan dan lainnya. 

Abi Khai dikenal mudah bergaul dan cepat akrab dengan siapa saja, berdiskusi dengan beliau pasti saja mendapat petuah-petuah dan nasehat, beliau juga sangat mudah mengijazahkan doa, wirid dan zikir untuk diamalkan sehari-hari, beliau selalu mengajarkan hikmah bagi siapa saja. 

Kini di usia tuanya, gerakanya sudah terbatas, beliau mengalami penyakit stroke, dan aktivitasnya di bantu oleh kursi roda, namun kegigihan untuk mengajar para santri tidak pudar, semangat berdakwah tidak pernah padam, beliau tetap mengontrol para santri untuk jama'ah, dengan bantuan kursi roda beliau tetap datang untuk mengajarkan umat. 

Semoga Allah panjangkan umur beliau, diberi kesembuhan dan kesehatan kepada Abi, agar tetap senantiasa membimbing kita semua. (Ayah Ilham).. 

Friday, August 2, 2024

MPU ACEH, SERU UMAT SHALAT GHAIB UNTUK PIMPINAN HAMAS. Begini Tatacara Shalat Ghaib.

MPU ACEH, SERU UMAT SHALAT GHAIB UNTUK PIMPINAN HAMAS.
Begini Tatacara Shalat Ghaib.

Oleh: Ilham Mirsal, MA 


Ketua MPU Aceh, Tgk. H. Faisal Ali,M.Pd, seru umat untuk melakukan shalat ghaib untuk pejuang Palestina Ismail Haniyeh, yang bernama lengkap Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah إسماعيل عبد السلام أحمد هنية yang terbunuh di Teheran Iran.

Ajakan ini dituju pada seluruh umat Islam di Aceh dan segenap Muslim di dunia, beliau meminta agar dilakukan shalat ghaib di masjid-masjid dan Dayah dimana pun berada.

Shalat ghaib sama saja dengan pelaksanaan shalat jenazah pada umumnya, yang membedakan hanya saja shalat jenazah langsung di hadapan mayit, sementara shalat ghaib dilakukan untuk jenazah yang jauh, tanpa ada jenazah dihadapan. Kemudian yang menjadi perbedaan shalat ghaib dengan shalat jenazah terletak pada Lafadz Niat shalatnya. Berikut tatacara pelaksanaan dan panduan lengkap shalat ghaib bagi jenazah:

 1. Niat Sholat Ghaib.
a. Niat Sholat Ghaib Jenazah Perempuan

أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ ( فُلَانَةِ ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى...

Artinya: "Saya berniat mengerjakan sholat untuk mayit (pulang NAMA PEREMPUAN Binti pulan) yang ghaib, empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam/makmum, karena Allah Ta'ala."

b. Niat Sholat Ghaib Jenazah Laki-laki

أُصَلِّ عَلَى مَيْتِ (فُلَانٍ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى...

Artinya: "Saya berniat mengerjakan sholat untuk mayit (Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah...) yang ghaib, dengan empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai imam atau makmum, karena Allah Ta'ala."

c. Niat Sholat Ghaib Jenazah Banyak.

Sementara untuk jenazah yang banyak, baik itu perempuan atau pun laki-laki, misalnya untuk meniadakan shalat ghaib bagi korban perang yang ada di Palestina, begini cara meniatkan lafadz Ushallinya:

أُصَلِّي عَلىٰ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالىٰ...

Artinya: "Aku berniat sholat Ghaib sebagai (Imam atau sebagai makmum) atas mayit yang disholati dengan empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta'ala.".

Adapun cara niatnya di lafadz atau dibacakan dalam hati, sebagaimana pelaksanaan shalat pada umumnya.

Selanjutnya;

2. Berdiri (bagi yang mampu) bagi yang tidak mampu berdiri disesuaikan, dan mengucapkan niat seperti bacaan di atas yang sudah kita uraikan.

3. Takbiratul ihram (mengucapkan takbir) seperti sholat biasa lainnya.

4. Kemudian membaca surah Al-Fatihah.

5. Melakukan Takbir kedua dan membacakan sholawat kepada Nabi, sebagai berikut:

اللّـٰهُمَّ صَلَّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

6. Melakukan Takbir ketiga dan diteruskan dengan membaca doa untuk mayit, sebagai berikut:

اللّـٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، وَارْحَمْهُ، وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ باالْمَاءٍ وَالثَّلْجِ والْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَاراً خَيْراً مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجاً خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ اْلجَنَّة وَأَعِدْهُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَعَذَابِ الناَّرِ


Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia, luaskanlah kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.

Bersihkanlah dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau mebersihkan baju putih dari kotoran. Berilah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, istri yang lebih baik dari istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

7. Kemudian dilanjutkan Takbir ke empat serta membaca doa untuk keluarga yang ditinggalkan (doa takbir keempat).

اللّـٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِااْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِنَا غِلاَّ لِّـلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُفٌ الرَّحِيْمٌ



Artinya: "Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya."

8. Terakhir mengucapkan Salam dengan menghadap kanan terlebih dahulu dan selanjutnya menghadap ke kiri.

Demikian tata laksana shalat ghaib bagi mayit yang jauh, semoga Kita dapat melaksanakan dengan baik dan ikhlas shalat gaib bagi Ismail Haniyeh dan para korban syuhada yang syahid di Palestina, aamiin..

Wednesday, July 24, 2024

KHUTBAH JUMAAT 3 WASIAT SAIDINA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ.

 KHUTBAH JUMAAT
3 WASIAT SAIDINA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Oleh: Tgk. Ilham Mirsal, MA 


اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala Puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kudrah dan iradah-Nya kepada kita semua. Ditengah-tengah orang melakukan kema’siatan secara merajalela, meninggalkan perintah Allah begitu mudah saja, meninggalkan shalat dan puasa didepan mata kita, tidak ada rasa malu melakukan kemaksiatan terhadap Allah.

Namun pada Kesempatan ini Allah berikan pentunjuk bagi kita hamba pilihan-Nya, untuk menjunjung tinggi titah dan perintah-Nya, melakukan perintah shalat juma’at yang mulia ini, kita tinggalkan segala kesibukan pribadi, kita tinggalkan sejenak kesenangan duniawi, hanya karena untuk berUbudiyah kepada-Nya.

Semoga juma’at kita pada hari yang sangat mulia ini, dibulan yang penuh ampunan ini, Allah balas dengan keampunan-Nya serta menjadi amal penentu kelak, yang diberi gandaan dengan surga Jannatun Naim, Amiin ya Rabbal aamiin.

Shalawat dan salam kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw, panutan dan tauladan bagi kita semua, dimana setiap tindak tandunya menjadi contoh bagi kita semua, qaulan, fi’lan dan taqrirannya, dimana perkataannya, perbuatan dan diamnya menjadi suri tauladan bagi kita semua, semoga kelak kita mendapakan syafa’at baginda nabi besar di Yaumil akir. Amin ya Allah amiin...

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Ketika pasukan Abrahah datang dengan pasukannya yang sangat besar, pasukan yang gagah dan tangguh sangat luarbiasa, sehingga al-quran menggabarkannya dengan sebutan pasukan “Al-Fiil”, yang secara harfiah diartikan “gajah”, namun secara maknawiyah memiliki arti sebuah kekuatan besar, kekuatan kuat yang maha dahsyat, yaitu pasukan Abrahah.

Mejelang pasukan besar ini mau memasuki kota Mekkah untuk menghacurkan Ka’bah, ingin meluluhlantakkan Ka’bah, Abrahah terlebih dahulu menjumpai seorang tokoh bangsawan Mekkeh ketika itu, seorang yang nama besarnya sangat disegani, yang sangat karismatik dan berwibawa, seorang tokoh yang sangat arif dan bijak, dia adalah kakek Nabi kita bernama Abdul Muthalib.

Sebuah nama yang terbayang di benak Abrahah sangat karisma, yang ucapannya lantang, yang suaranya didengar dan dipatuhi oleh penduduk Mekkah, marwahnya dahsyat, seorang yang sangat disegani.

Setelah Abrahah berjumpa dengan Datuk Rasullah Abdul Muthalib, maka terjadilah dialog, Abrahah menyampaikkan tujuannya ingin menghacurkan Ka’bah, ia ingin membinasakan Baitullah.

Lantas Abrahah sangat terkejut mendengar jawaban dari Abdul Muthalib yang ia pandang seorang yang sangat bijaksana, lalu apa jawaban Abdul Muthalib?

Abdul Muthallib menjawab, Silakan.... silakan saja jika tuan ingin menghacurkan Ka’bah, silakan saja jika ingin meluluh lantakkan bangunan Ka’bah ini, tapi jangan enkau coba-coba sentuh penduduk Mekkah, jangan kau sakiti satupun para anak, istri dan keturunan kami, silakan saja kamu hancurkan Ka’bah... tapi jangan ganggu Onta-onta kami, jangan ganggu gembala dan harta kami, silakan saja kata Abdul Muthalib.

Cuman ingat wahai Abrahah, kata Abdul Muthalib...

“Inal haza Baiturrabbah”,
ingat,, ini rumah ada pemiliknya, ini rumah ada penjaganya, silakan saja kau robohkan, ia akan dijaga oleh pemiliknya, karena sesungguhnya Ka’bah ini ada yang miliki, dan saya yakin pemiliknya kan menjaga apa yang menjadi miliknya ucap Abdul Muthalib.

Saat hari menjelang kedatangan pasukan Abrahah, kakek Nabi Abdul Muthalib mengumpulkan seluruh penduduk Mekah, memindakan mereka dan hartanya ke sebuah bukit, untuk menyaksikan bagaimana sang Pemilik Ka’bah menjaga miliknya.

Akirnya Allah meluluh lantakkan pasukan Abrahah yang sombong itu, Allah binasakan, Allah hancurkan pasukan besar itu sehancur-hancurnya, dimana kisah ini diabadikan secara utuh dalam Al-Quran surah Al-Fill, yang berbunyi;

“Alam Tarakhaifa Fa’ala Rabbuka biasha bilfiil..... ilaq” (Qs. Al-Fil; 1-5).

Kenapa pasukan Abrahah Hancur?? “Fainna Hazal Baiturrabah”, karena ini merupakan Rumah Allah, dan Allah yang menjaganya.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Jangankan satu atau dua orang saja yang menghina Islam ini, jangankan satu bazer atau bahkan ribuan dan jutaan bazer menistakan agama ini, “Faina hazal dinurrabbah” agama ini ada pemiliknya, agama Islam ini ada penjaganya.

Silakan saja kita semua bermaksiat, silakan saya mungkar atas perintah Allah, kufur kepada-Nya, maksiat terus, silakan saja, tapi ingat, “Faina hazal dinulrabbah” agamani adalah milik Allah, dan Allah akan binasakan siapa saja yang mungkar terhadap perintahnya.

Dalam sebuah ayat, Allah berfirman;
“La ikraha fiddid, khadtabaiyanu rusydi ilal ghaiyi” tidak ada paksaan dalam agama, orang cerdas itu, atau orang yang bijak pasti menerima risalah ini.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Ditengah kondisi dunia saat ini, dapat kita lihat dan saksikan bersama, betapa semberautnya kondisi kita saat ini, sampai-sampai orang berani menistakan agama kita, orang kafir berani memerangi saudar seiman didepan mata kita sendir, kemaksiatan meraja lela, alfakir teringat sebuah wasiat yang disampaikan oleh Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a dalam sebuah khutbahnya, yaitu:

“Kalian suatu saat (pada suatu masa) akan berada dipersimpangan jalan, padahal kalian masih berada dalam nauangan Nubuwiyah (Kenabian) dan kalian mengaku umat Nabi Muhammad, tetapi kalian berada dipesimpangan jalan”. “Kalian saling fitnah, kalian saling menyakiti, kalian saling melemahkan, kalian saling merendahkan satu sama lain, kalian saling berdebat, kalian merasa paling benar, kalian dipersimpangan jalan”. “dan itu yang kalian saksikan nanti pada suatu masa”.

Sekarang kita lihat kondisinya, tatakelola amburadur, system kenegaraan  porak poranda,  nilai-nilai baik tercabut dari akarnya, akhlak tercela merajalela, malu hilang tanpa berakar, umat terkotak, akirnya kebenaran tidak lagi menjadi ukuran, salah jadi benar, benar jadi salah, pada titik ini umat terpecah belah, penyebab ini umat saling menyakiti, maka terjadilah pertumpahan darah, padahal diatara mereka diikat dengan “Fiikhwati Fillah” mereka seiman dan seakhidah.

Maka pada ketika kondisi ini datang, kata Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang-orang Bathil akan mencengkramkan kukunya, semua akan dikuasai oleh mereka, kita hanya menjadi boneka, betul apa yang Sabdakan oleh Rasulluallah “Umat Islam seperti hidangan di atas meja”, karena umat Islam dikuasai oleh yang bathil, dan umat Islam tidak berdaya.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Lalu apa yang harus kita lakukan jika zaman ini sudah datang, Abu Bakar Ash-Shiddiq mewasiatkan kepada kita semua agar melakukan tiga perkara;

Solusi pertama yang diwasiatkan oleh Abu Bakar adalah:
“Falzimul Masjida”
Jadikan masjid sebagai akra rumput penggerakan kalian, jadikan masjid untuk merajud kasih sayang diatara kalian, gunakan masjid sebagai sumber inspirasi dan kekuatan kalian, jadikan masjid sebagai tempat mengokohkan nilai-nilai tahid kalian.
Para jamaah sekalian: solusi yang pertama yang harus kita kerjakan adalah, jangan pernah meninggalakn masjid kita, jangan pernah biarkan masjid kita sepi, masjid kita kotor dan kusam, mari bergandengan tangan memakmurkan masjid Allah agar kita terhidar dari kondisi yang sudah kita sampaikan diatas. Bangun, dan ajarkan anak-anak kita agar mencintai masjid, berikan contoh kepada mereka bagaimana kita menjcitai masjid ini, jika tidak, ingatlah “Innal haza baiturrabah”.

Kemudian solusi yang kedua:
“Wastasirul Quran”
Al-quran bukan sekedar kita baca, quran bukan sekedar di hafal, tapi “Istasyiru” tetapi kaji, pahami dan dalamilah al-quran, insyallah alquran akan menjadi solusi dan benteng bagi umat Islam. Apa lagi ini bulan ramdhan, suatu bulan yang didalamnya diturunkan Al-quran, untuk itu mari kita tadabburkan Al-quran sebagaimana yg diwasiatkan oleh Abu Bakar r.a.

Kemudian solusi yang ke tiga:
“Wa’tasimu Bitta’ah”
Bergandengan tangan, bersalaman, berpelukanlah diatara kalian dengan ta’at, bergandenga tangan dengat ta’at kepada Allah, hidari saling bermusuhan, saling menjatuhkan, saling curiga, mari bergandeng tangan untuk ta’at secara bersama-sama kepada Allah SWT. Hilangkan pernialai negative sema kita, karena hakikat pernialai kelak ialah dihapan Allah, kita tidak berhak menilai salah sesama muslim.

Dalam kitab Tarbiyatul Aula, dikisahkan bahwa bertahun-tahun Rasulullah saw diangakat menjadi hakim di Madinah, selurus perkara ditumpukan kepada baginda untuk diselesaikan, tapi dari sekian tahun Rasullah menjadi hakim di Madinah, hanya dua kasus saja perkara yang sampai dimeja Rasulluah, selebihnya selesai dengan baik diantara sesama sahabat.

Dua kasus tersebut ialah, yang pertama kasus Tummak bin Khuzairi yang berselisih denga seorang yahudi, kemudian kasus Abu Bakar yang berpekara dengan seorang yahudi, karena sebahagian pohon kurma milik yahudi condong kehalaman rumah Abu Bakar. Subhanallah, dari sekian banyak kasus hanya dua kasus yang Rasullah putuskan, itupun perselisihan dengan yahudi bukan sesama Islam.
Tapi coba perhatikan sekarng, sedikit saja diatara kita sesama muslim, saling meyalahkan, saling melapor dan dipolisikan, sedikit masalah menjadi perkara, pertengkaran dan permusuhan begitu marak ditengah-tengah kita, padahal kita diikat dengan;
“Innaml Mukminu Ikwana” sesungguhnya mukmin itu bersaudar, kita sesama akidah saling berselisih, nauzubillahi min zalik.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ




CONTOH SAMBUTAN PULANG HAJI DARI TANAH SUCI, CERAMAH SAMBUTAN SYUKURAN PULANG HAJI, LENGKAP DOA

 SAMBUTAN DI ACARA PULANG HAJI DARI TANAH SUCI

Oleh: Ilham Mirsal, MA



Assalamualaikum Wr Wb...

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah, zat yang memberikan nikmat kepada kita semua, walau diri kita belum juga berkurang selalu berbuat dosa.

Pada siang hari yang berbahagia ini, kita juga sangat bersyukur kepada Allah, diberikan nikmat yang sangat besar, dapat berkumpul bersama dirumah guru kita yang penuh keberkahan ini, guna menyambut kepulangan beliau kembali dari tanah suci, menunaikan ibadah Haji ke baitullah di Mekah Al-Mukarramah. Dan Alhamdulillah, beliau sudah berada ditengah-tengah kita bersama.

Kehadiran beliau dengan selama ini, membuat kita semua bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT, dengan mengucapkan Alhamdulilah Rabbialmin.
Dan bersholawat kepada nabi yang agung, nabi besar Muhammad Saw, dengan lafadz Allahumma shalli ala Muhammad, waa'la Alihi washahbihi ajmain.

Saudaraku, pabak ibu dan para tamu yang berhadir pada kesempatan yang penuh berkah ini, kami ucapkan ribuan terimakasih atas kehadirannya, semoga silaturahmi kita hari ini mendapat Ridha dari Allah SWT.

Dan pada segenap yang berhadir, kami mengajak kita semua senantiasa mendoakan guru kita, Ust. H. Indra Hidayat, M.Ag beserta istri, atas apa yang sudah beliau lakukan dengan jerih payahnya, meninggalkan keluarga lebih dari satu bulan penuh, untuk menunaikan haji ke baitullah,, mendapat ganjaran setimpal dari Allah, yaitu Haji yang mabrur dan mabrurah. Aamiin ya Allah amiin.

Bersama dengan itu, kita juga berharap dapat keberkahan atas kembalinya beliau dari tanah suci, dan senantiasa berdoa diberikan rezki yang halal oleh Allah SWT, sehingga dapat melaksanakan rukun Islam yang ke-lima, menunaikan ibadah haji di masa-masa mendatang. Amiin.

Kita juga senantiasa mendoakan ustadz. H. Indra Hidayat, M.Ag dan Istri, terus diberikan umur panjang, sehat badan, sehingga dapat melaksanakan aktivitas dan kegiatannya pasca kembalinya dari tanah suci, dan semoga Allah memberikan kekuatan untuk menjaga Kualitas hajinya dengan baik ditengah-tengah masyarakat, sehingga beliau terus patut menjadi panutan kita semua, teladan bagi keluarga besar STAI, dan menjadi tauladan bagi umat.

Demikian yg dapat disampaikan, semoga kita senantiasa dalam Ridha Allah SWT, amiin ya Allah amiin...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh....

Dan terakhir mari kita tutup dengan membaca doa bersama:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىٰ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُبَلِّغُنَا بِهَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَزِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَاحَجًّامَبْرُوْرًا، وَعُمْرَتَنَاعُمْرَةًمَبْرُوْرًا،وَسَعْيَنَاسَعْيًامَشْكُوْرًا، وَذَنْبَنَاذَنْبًامَغْفُوْرًا، وَعَمَلَنَاعَمَلًاصَالِحًا مَقْبُوْلًا، وَتِجَارَتَنَاتِجَارَةً لَنْتَبُوْرَ، يَا عَالِمَ مَا فِى الصُّدُوْرِأَخْرِجْنَامِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ

للهم سَهِّلْ أُمُوْرَنَاوَحَصِّلْ مَقَاصِدَنَاوَبَلِّغْنَا إِلَيْكَ يَا اَللهُ. اللهم اجْمَعْنَاجَمْعًامَرْحُوْمًا اللهم إِنَّانَسْئَلُكَ النِّعْمَةَوَالرَّحْمَةَ وَحُسْنَ الْخَاتِمَة

رَبَّنَااَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّاِر. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ

Tuesday, February 20, 2024

KHUTBAH JUMAAT MANFAATKAN BULAN SYA’BAN KARENA BELUM TENTU KITA BERJUMPA RAMADHAN

 

KHUTBAH JUMAAT

MANFAATKAN BULAN SYA’BAN

KARENA BELUM TENTU KITA BERJUMPA RAMADHAN
 



Oleh: Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA.

(Penulis Merupakan Alumni Dayah Madinatuddiniya Babusa’adah/ Wakil Ketua IKABAS)

 

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

اعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر  وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

Mengawali Khutbah kita pada kesempatan yang sangat mulia ini, khatib mengajak kita semua untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ubudiyah kita kepada Allah SWT, atas berbagai kesempatan, kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semua, tidak ada alasan untuk tidak terus berta’abud kepada-Nya. Shalwat beriringan salam, mari sama-sama kita aturkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad saw, semoga dihari kebangkitan kelak, kita semua mendapatkan syafa’at dari Baginda Nabi, Aamin Ya rabbal ‘alamin...

Ma’asyaral muslimin rahimakumullah...!

Pada kesempatan yang ringkas ini, mari sama-sama kita dengar sebuah mau’idahah hasanah, dengan tema; MEMANFAATKAN BULAN SYA’BAN, KARENA BELUM TENTU KITA BERJUMPA RAMADHAN.

Jamaah Jumaat yang di muliakan oleh Allah SWT...

Senada dengan tema diatas, Rasulullah swa bersabda dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah mewasiatkan kepada kita semua, “jaga 5 perkara sebelum datang 5 perkara”, salah satu poinnya, “...jalah hidupmu sebelum datang masa maut menjemput mu”.

حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِك

Artinya: "... hidupmu sebelum datang matimu." (HR Al Hakim).

Hadits diatas merupakan hadits shahih menurut Syaik Al-Albani dan Syekh Al-Iraqi, dan juga dikuatkan imam Adz-Dzahabiy dalam at-Talkhsh dengan merujuk pada syarat yang yang ditentukan oleh Bukhari dan Muslim.

Nasehat Rasulullah dalam hadits ini, mengingatkan kita semua untuk dapat menggunakan masa hidup ini sebaik-baiknya, karena kematian itu sangat dekat dengan kehidupan kita manusia. Karena itu kita harus segera memanfaatkan hikmah dan kelebihan bulan Sya’ban ini, karena kita belum tentu dapat memasuki bulan Ramadhan.

Coba kita bayangkan jika tampa kita sadari, mungkin sebentar lagi atau esok dan lusa, tiba-tiba maut menjemput kita!, dan kita belum memnfaatkan keutamaan Sya’ban samaksimal mungikin, kerena berpikir kita akan menyambut bulan Ramadhan, dan berencana baru mulai taubat serta beribadah di bulan Ramadhan, sementara ajal menjeput??

Hadirin Yang dimuliakan oleh Allah...

Mari kita renungkan, dan betapa banyak saudara-saudara kita yang di jemput oleh maut di bulan Sya’ban ini, siapa sangka orang terdekat, sahabat, tetangga kita, yang masih muda dan sehat, tiba-tiba ajal memanggilnya. Padahal secara kasat mata, kita berpikir mereka pasti akan berjumpa dengan bulan Ramadhan, tetapi sebaliknya Allah mendatangkan kematian kepadanya.

Disisi lain, ada saudara kita yang sangat ta’at pada Allah, senantiasa beribadah, berbuat baik, bahkan kebaikannya meliputi kita semua, beliau gemar menolong sesama, mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ramadhaan yang agung, tapi siapa sangka, Allah terlebih dahulu menjemputnya di bulan Sya’ban ini.

Artinya, siapapun kita, apapun kedukan dan kedaan saat ini, tidak menjamin kita dapat berjumpa dengan bulan Ramdhan, untuk itu, pada momentum keagungan bulan Sya’ban ini, mari terus berlomba-lomba meningkatkan takwa dan ubudiyah kepada Allah SWT.

Lantas apa yang menjamin kita tidak akan mati sekaran, esok atau lusa?

Tanyakan pada diri kita masing bermasing, kenapa belum menyadari maut sudah disamping?

Mengapa kita tidak memanfaatkan bulan sya’ban yang istimewa ini, padahal Allah sudah memberikan kesempatan terbaik ini, Allah memberikan kita kesehatan, kesempatan, kelapangan untuk beribadah, tapi justru sebaliknya kita gunakan kejalan yang tidak dibenarkan oleh agama.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah...

Malaikat Maut tidak pernah bisa diajak kompromi, Malaikat Maut tak pernah peduli kita sudah siap atau belum, Malaikat Maut tidak pernah peduli kita sedang melakukan apa, kita lagi dimana, usia kita berapa, Malaikat Maut tidak pernah peduli pangkat dan jabatan kita apa, esalon berapa, Malaikat Maut tidak pernah peduli kita orang kaya ataupun miskin, Malaikat Maut takkan pernah peduli kita keturunan dan marga siapa, jika Allah telah berkata “pulang” seketika itu juga nama yang dihormati berubah menjadi zenazah.

Sungguh kita tidak bisa berlari dari maut/ kematian, Allah SWT berfirman dam Al-Quran sebagai berikut;

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah :8).

Dipenghujung Sya’ban baraakah ini, kita masih sibuk menyiapkan diri untuk kepentingan duniawi semata, dan masih menyusun berbagai rencana untuk melengkapi keinginan-keinginan syahwat semata, dengan melupakan persiapan utama untuk beribadah di bulan sya’ban, lupa juga untuk menyambut tamu agung kita, yakni bulan Ramadhan, padahal ramadhan hanaya mampir sebualan saja ditengah-tengah umat, kemudian berangkat kembali dengan membawa kemenangan dan kemulian bagi hamba yang berungtung.

Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah, disamping  bulan Sya’ban ini merupakn bulan persiapan kita menyambut tamu agung Ramdhan, mari kita sama-sama belajar menjadi manusia manusia yang bermanfa'at bagi orang lain, dan usahakan masing-masing kita menjadi manusia yang paling cerdas, Rasulullah saw bersabda:

فْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُا

Artinya “Orang Mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang Mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian, dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematiannya. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya).” (H.R. At-Tirmidzi)

Terakhir, Sebagai sebuah kesimpulan penyampaian khutbah kita pada hari yang berbahagian ini, mari sama-sama lengkapi persiapan kita. Siap untuk berjumpa dengan Ramadhan dan siap juga berjumpa dengan kematian, karna kita semua tidak pernah tau, yang mana terlebih dahulu sampai kepada kita, diantara keduanya. Jika kita sampai berjumpa dengan bulan Ramadhan, sambut ia dengan indah dan hati yang senang, manfaatkan sebaik mungkin, karena belum tentu kesempatan yang sama akan berjumpa kembali.

Sebaliknya jika kita terlebih dahulu berjumpa dengan kematian, jangan sempat kita menyesal kelak dihari kemudian, kerena seyokyanya kematian adalah istirahat bagi orang mukmin, bukan penyesalan, namun betapa banyak diantara kita, menyesal setelah mati, karena tidak dapat mempersiapkan amal yang baik selagi masih hidup dipermukaan bumi. Rasulullah saw bersabda:

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر

Artinya: "Kematian mendadak/seketika adalah istirahat bagi mukmin (orang beriman) dan penyesalan bagi orang kafir." (HR. Ahmad).

Semoga Allah memberikan kita semua, Taufiq dan hidayah-Nya, agar kita semua siap menyambut diantara keduanya, baik kematian ataupun bulan Suci Ramadhan. Amiin Allahhumma Amiin, amiin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ ال اَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ

MASUK KHUTBAH KE-II...

Tuesday, June 6, 2023

MASJID GUDANG BULOH (Dari Gudang Serdadu Belanda, Menjadi Masjid Keramat).

MASJID GUDANG BULOH

(Dari Gudang Serdadu Belanda, Menjadi Masjid Keramat).

Oleh:

Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I,. MA.

Khazanahacehnusantara: Jika berkunjung ke Nagan Raya, kurang lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Masjid Jamik Syaikhuna, sebuah Masjid yang terletak dijalan lintas Meulaboh-Tapaktuan, tepatnya terletak di Gampong Ujong Pasie, Kec. Kuala, Nagan Raya, Aceh. Masjid ini tidak jauh terletak dari Masjid Giok Nagan Raya yang di bangun sejak tahun 2010 dan diresmikan pada tahun 2022 silam.

Masjid Jamik Syaikhuna ini lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Masjid Gudang Buloh, Karena sejarah awalnya merupakan sebuah tempat yang digunakan oleh Serdadu Belanda ketika merekonstruksi jalan lintas Meulaboh-Tapaktuan lebih kurang abad 7 Masehi (1890-an). 

Gudang tersebut digunakan oleh Serdadu Belanda untuk menyimpan bahan material dan alat kerja, serta menjadi Kem tempat prajurit Belanda beristirahat. Seiring kekalahan Belanda di Meulaboh, gudang tersebut ditinggalkan begitu saja oleh para Serdadu Belanda pada tahun 1892 M.

Melihat kondisi gudang Sudah ditinggalkan oleh Belanda, oleh pemuka agama setempat memanfaatkan tempat tersebut untuk digunakan sebagai Masjid tempat beribadah, ketika itu masyarakat Ujong Pasie dan sekitarnya belum ada Masjid tempat beribadah, gagasan ini di inisiator oleh Tgk. Abdurrani atau lebih dikenal dengan sebutan Tgk. Putik (ulama), sejak itulah sejarah awal pembangunan Masjid Jamik Syaikhuna di mulai, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Masjid Gudang Buloh yang berarti GUDANG yang Terbuat dari BULOH (Bambu Runcing).

Sekilas masjid ini terlihat sama dengan kebanyakan Masjid lainnya di Aceh, namun ada keunikan tersendiri, selain lokasinya yang luas dan bersih, di komplek masjid tersebut terdapat banyak bangunan lainnya, ada asrama, musholla kecil, bak wudhu dan berbagai ornamen yang menjelaskan tapak tilas sejarah Masjid tersebut.

Masjid ini dibangun sangat indah dengan konstruksi arsitektur Timur Tengah, terdapat lima buah khubah melambangkan rukun Islam 5, empat buah kubah yang agak kecil terletak disampingnya, sementara khubah Besar terletak tepat ditengah masjid. Selain khubah masjid, juga terdapat sebuah menara yang melambung tinggi, kurang lebih 30 meter yang mempercantik kondisi masjid jika dipandang mata.


MASJID KERAMAT

Masyarakat sekitar sangat meyakini bahwa masjid ini Kharamah dalam logat Aceh dibaca dengan ejaan (Keuramat). Awal mulanya diyakini Keramat, karena peristiwa salah seorang warga setempat hilang saat menanam padi di sawah, sudah 3 hari 3 malam penduduk mencarinya tidak membuahkan hasil, secara spontan salah seorang warga bernazar (jika warganya di temukan maka akan di tunaikan nazar di masjid Gudang Buloh).

Setelah nazar (kaoy) tersebut di ikralkan, tidak lama selang waktunya, warga yang hilang tersebut ditemukan dengan selamat dalam kondisi sehat dan baik-baik saja, sejak peristiwa itu, hingga sekarang masyarakat meyakini Kharamah/ keramatnya masjid Buloh Gudang Nagan.

Keyakinan masyarakat setempat begitu melekat, hingga sekarang ritual NAZAR tersebut terus tumbuh dan hidup ditengah-tengah masyarakat Nagan Raya, hampir setiap hari ada saja masyarakat yang menunaikan nazarnya di Masjid Gudang Buloh, penulis mengamati terdapat beberapa panduan khusus tentang adab menunaikan nazar (Kaoiy) disini. Misalnya ada tulisan khusus bak air bagi pengunjung yang bernazar, terdapat caleng amal khusus untuk nazar, (caleng yang terpisah dengan caleng amal Masjid).

Selain itu juga sudah ada pemandu khusus yang disediakan oleh pihak masjid, yang menuntun tatacara menuaikan nazar. Penulis juga mengamati ada sebuah tiang masjid "khusus", tiang yang sudah diikat kain kuning, dan kain lainnya menandakan media menunaikan hajat, selain kain warna warni di tiang Tengah masjid, juga disediakan Kemeunyan (kemenyan) untuk di bakar, biasanya ada pemandu yang membantu menunaikannya seraya dibacakan doa-doa dan permohonan hajatnya.

Peristiwa ini tidak asing kita saksikan di masjid ini, masyarakat dari berbagai asal dan latar belakang hadir menunaikan hajatnya disini, ada yang membawa padi, buah, ayam dan kambing, di lokasi masjid sudah di sediakan kandang kambing kusus oleh panitia, dan juga tersedia dapur umum untuk masak kambing nazar.

Terlepas dari ritual dan keyakinan masyarakat Nagan Raya, bagi penulis semua masjid Kharamah tanpa kecuali, begitu juga dengan tradisi Nazar (kaoy) selama sesuai dengan tuntunan agama dan syar'i, apa salahnya, terpenting pemuka Agama di wilayah Nagan Raya mengawal serta mengajarkan tata cara bernazar dengan baik dan benar kepada umat, agar terjauh dari praktik syirik, nauzubillahi mindzalik. 

Terakhir, penulis merekomendasikan masjid Gudang Buloh sebagai salah satu tempat wisata religi di Nagan Raya dan Aceh, masjid yang penuh berkah ini sangat nyaman untuk beribadah serta aman untuk beristirahat sejenak bagi pelancong, selamat datang di Nagan Raya Aceh. (Ayah Ilham).