Dayah Madinatuddiniyah Babussa'adah Teupin Gajah, Pasie Raja, Aceh Selatan, didirikan oleh Alm. Abu. Tgk. H. Mhd. Daud Al-Yusufy Bin Gapi Bin Tgk. Yusufy.
Secara administrasi, Dayah Babussa'adah diresmikan pada pada tahun 1984, dengan 3 bilek dasar yang menjadi asrama santri pada tahun pertama diresmikan.
Kala itu kompleks Dayah hanya ada rumah Abu (rumah Pimpinan) dan bilek santri, Namum santri tahap awal sudah banyak, berasal dari Gampong Teupin Gajah, Krung Kalee dan sekitarnya.
Seiring waktu, Dayah Babussa'adah terus berkembang pesat, baik jumlah santri, fasilitas bangunan dan lokasi Dayah yang terus dilakukan peluasan untuk menampung daya jumlah santri yang makin hari semakin bertambah.
Setelah pendiri utama (Abu Teupin Gajah) meninggal dunia pada tahun 2018 lalu, Dayah Babussa'adah dilanjutkan oleh putra putri Alm. Abu. Sejak itu Dayah di pimpin oleh Putra ke-5 Abu, Tgk. H. Erli Safriza Al-Yusufy, Lc hingga saat ini.
Dibawah kendali Abati sebutan untuk Tgk. Erli,, Dayah Babussa'adah terus berbenah, baik fisik maupun non fisik, bagi beliau Dayah bermutu sesuai kontekstual era maju ini perlu dilakukan berbagai inovasi, karena itu Abati secara kontinyu terus melakukan berbagai inovatif untuk kemajuan Dayah Babussa'adah.
Hal ini beneran saja, dalam akreditasi Dayah yang di lakukan oleh Badan Akreditasi Dayah Aceh, Dayah Babussa'adah masih tetap meraih dan mempertahankan peringkat A, dan mencapai nilai mutu maksimum.
Dalam penjaminan mutu Dayah, Abati sangat fokus pada jalannya roda pendidikan Dayah, dalam hal ini Beut Semeubeut yang terus ditingkatkan. Pengajian rutin Dayah Babussa'adah terlaksana 4 waktu, yakni Shubuh, Dhuha, Dhuhur, dan malam hari, Beut dijadikan program unggulan Dayah, jadi santri dan guru wajib melaksanakan pengajian yang telah ditetapkan, hal ini senada dengan apa yang pernah dilakukan oleh Alm. Abu ketika beliau masih ada.
Output implementasi kedisiplinan di Dayah kembali membuahkan hasil, Dayah Babussa'adah kembali dapat juara terbaik, kali ini juara kedua tingkat kabupaten dalam hal lomba baca kita kuning, selain itu juga menjadi juara berbagai tingkatan baik tingkat provinsi dan tingkatan lainnya.
Dalam bidang dakwah, Dayah Babussa'adah kembali melakukan kaderisasi terbaik bagi santrinya, program khubah jumaat, khubah hari Raya, serta dakwah Islamiyyah pada hari besar Islam terus mendapat sambutan dan peluang ditengah masyarakat, santri Dayah Babussa'adah terus mengisi berbagai panggung dakwah di lingkungan kecamatan Pasie Raja dan Tingkat Kabupaten, bahkan antara kabupaten dalam provinsi Aceh.
Dalam meningkatkan SDM pengurus Dayah Babussa'adah, Abati tidak luput mengirimkan santri Dayah Babussa'adah dalam berbagai Pelatihan dan seminar tingkat Kabupaten dan Provinsi Aceh, segudang sertifikat sudah diraih oleh para santri. Seminar dan pelatihan serta kerjasama terus dilakukan penguatan, maka tidak heran disetiap kegiatan yang lakukan oleh Dinas Dayah baik tingkat satu dan dua, Dayah Babussa'adah selalu menghadirkan utusannya.
Tahun 2021-2022 ada sejumlah kegiatan satri Babussa'adah yang dilakukan, diantaranya; Bakti sosial keagamaan di Kota Subulussalam bekerjasama dengan Dinas Dayah Aceh, pelatihan Da'i, Khatib dan Imam, Pelatihan Thahsin, pelatihan Tahfiz, pelatihan Ekonomi Dayah, bahkan santri terlibat aktif dalam muzakarah dan batshul Masail dilingkungan Dayah dalam Kabupaten Aceh Selatan.
Dalam hal fisik, Dayah Babussa'adah juga melakukan inovasi besar-besaran, bukan saja dalam merawat dan menjaga fasilitas yang ada agar bersih, tapi Dayah Babussa'adah juga membangun satu unit gedung permanen yang baru, gedung asrama santri berlantai dua dengan ikon arsitektur Timur tengah berdiri megah di kompleks Dayah Babussa'adah.
Pada kegiatan Haul Abu ke-5 tanggal 21 November lalu, para jamaah berdecak kagum atas terwujudnya asrama baru ini, bukan hanya kagum, tapi gedung baru menjadi ikon baru yang merubah wajah Dayah Babussa'adah, segudang apresiasi terus mengalir dari berbagai tokoh, Bupati Aceh, Sekda dan para pejabat eselon dilingkungan Pemkab Aceh Selatan sengaja mampir dan melihat langsung gedung baru ini.
Begitu juga dengan para tokoh agama, baik ulama sepuh seperti Abuya Mawardi Wali dan Abati Balongan juga hadir sekedar mampir sejenak di gedung baru, memberikan semangat dan motivasi bagi pimpinan dan santri Dayah Babussa'adah.
Tgk. Irzaban M. Basri, Pimpinan Dayah Raudhatus Sa'adah Syik Awe Aceh Besar, menyampaikan apresiasi terhadap wajah baru Dayah Babussa'adah dibawah kepemimpinan Abati Erli, bukan saja mutu Dayah, tapi bangunan baru ini memberi gambaran Dayah Babussa'adah eksis dalam Menjaga Mutu Dayah, bahkan menjadi contoh bagi kemajuan Dayah di Barat Selatan, insyaallah bangunan seperti ini menjadi motivasi bagi Dayah lain untuk terus berkembang, bangga dan salut, tutup Abi. Irzaban.
Jamaah dan para santri, alumni dan tamu lain juga juga mengabadikan foto berlatarkan gedung asrama santri yang penuh kemegahan ala timur tengah ini.
Semoga Dayah Babussa'adah terus maju setelah peninggalan alm. Abu, menjadi ikon Dayah di barat Selatan, dan para santri terus belajar dengan giat, untuk masa depan agama dan bangsa, era globalisasi ini dibutuhkan para kader yang mampu berbuat ditengah umat, dan kader itu kelak akan lahir dari Dayah kebanggaan kita bersama. Amin ya Allah amiin. (Ayah Ilham).
MUSPIKA KECAMATAN PASIE RAJA BERTINDAK SEBAGAI PENERIMA TAMU DI HAUL ABU TEUPIN GAJAH.
Redaksi IKABAS.
Aceh Selatan, 21/11/2022. Ada yang berbeda dalam pelaksanaan Haul Abu. Tgk. H. Mhd. Daud Al-Yusufy, Pendiri Dayah Babussa'adah yang ke-5, pasalnya para tokoh masyarakat dalam kecamatan Pasie Raja ini bertindak sebagai penerima tamu yang hadir ke acara doa Haul Alm. Abu.
Camat, Polsek dan Imam Mukim bertindak selaku koordinator dengan beranggotakan Keucik dan Imam Cik Sekecamatan Pasie Raja, Para tokoh pemuka masyarakat ini berkumpul di halaman depan Dayah Madinatuddiniyah Babussa'adah dengan sigap menyambut para tamu yang datang.
Informasi yang diterima dari Tgk. Sulaiman Subhi (Ketua pelaksanaan Haul Abu ke-5), di Kecamatan Pasie Raja tidak dilaksanakan Acara apapun pada hari Haul Abu, baik acara adat di tingkat Gampong maupun acara lainnya di tingkat Kecamatan. Aktivitas lain di hentikan karena menghormati haul Abu, jadi semua pemuka kecamatan, Kemukiman dan Gampong, seluruhnya hadir pada acara haul dan aktif sebagai panitia inti, sebagai tuan rumah.
Terlihat sekcam dan para Keucik ikut membagikan buku raja shalawat pada tamu, setiap yang datang diarahkan ke lokasi berdoa, para tokoh masyarakat ini saling bergantian mengarahkan tamu.
Alisam, Keucik Gampong Teupin Gajah menjelaskan, para Muspika dan Keucik adalah tuan rumah, dan ini merupakan hal yang wajar, mengingat Alm. Abu adalah orang tua sekaligus Guru bagi Masyarakat Pasie Raja secara khusus, dan umumnya guru masyarakat Aceh. Dedikasi dan pengabdian Abu di tengah masyarakat tidak sanggup kita balas, untuk itu kami selaku murid almarhum akan memberikan penghormatan terbaik kepada beliau dengan cara ikut menyukseskan acara doa tahunan atau haul ini, tutur Keucik Alisam.
Acara doa pada Haul berjalan sukses, pelaksanaan doa sudah di mulai dari malam Minggu 20 November 2021, dan ditutup pada sore Senin Tgl 21 November 2022.
Rangkaian doa pada malamnya adalah, ba'da magrib Khatam Quran dan smadiah oleh santri dan santriwati Dayah Babussa'adah, kemudian Ba'da isya Khatam Quran dan smadiah oleh alumni Dayah Babussa'adah, ba'da shubuh oleh Santri Dayah Minhajussalam Subulussalam, pada waktu Dhuha dilakukan doa oleh Santri Dayah Najmul Hidayah Al-Aziziyah Bireun, dan doa penutup oleh segenap jamaah yang hadir, dengan membaca raja shalawat serta samadiah umum yang dipimpin oleh Abon. Armia (Ketua MPU Aceh Selatan) bersama Abungoh. Tgk. H. Mukhlis Al-Yusufy (pimpinan Dayah Nurul Fata Teupin Gajah).
Acara berakhir dengan sambutan pihak keluarga almarhum Abu, yang diwakili oleh Abucek. Tgk. Safrudin Al-Yusufy (pimpinan Dayah Minhajussalam Subulussalam) dan ditutup dengan Kenduri bersama (makan bersama).
REFLEKSI HAUL ABU KE-5, ABUCEK MARI KITA JAGA AMANAH ALMARHUM ABU.
Redaksi IKABAS, 21 Nov 2022.
Haul Abu. Tgk. H. Mhd. Daud Al-Yusufy yang ke-5, dilaksanakan di Kompleks Dayah Madinatuddiniyah Babussa'adah Teupin Gajah, Pasie Raja, Aceh Selatan, acara berjalan dengan penuh khidmat dan penuh kekeluargaan.
Sebagaimana diketahui bersama Abu pendiri Dayah Madinatuddiniyah Babussa'adah ini meninggal dunia pada tahun 2018 lalu di Hospital Sentosa Malaysia, atau 5 tahun yang lalu.
Hadir Ribuan jamaah dalam rangka doa bersama, jamaah yang hadir merupakan para santri, majelis Ta'lim, Masyarakat, Para pimpinan Dayah, Muspika dan Muspida Kabupaten Aceh Selatan serta Para Alumni Dayah Babussa'adah baik dari Aceh dan luar Aceh.
Dalam acara doa bersama di Khubah Abu, para Alumni juga melakukan silaturahmi dengan Keluarga Besar Alm. Abu, dalam hal ini diwakili oleh Abucek. Tgk. Syafruddin Al-Yusufy, Putra Sulung Abu Teupin Gajah yang juga Pimpinan Dayah Minhajussalam Kota Subulussalam.
Dalam kegiatan silaturahmi tersebut, Ketua umum Ikatan Alumni Dayah Babussa'adah, Tgk. Khairul Anwar Yakub, dalam sambutannya menyampaikan kehadiran alumni dalam haul ke-5 patut di apresiasi, jumlah alumni yang pulang ke Dayah sangat maksimal, kehadiran alumni memberi ruang khusus dalam menyukseskan acara haul Abu, pada kesempatan itu secara serimonial Alumni yang tergabung dalam IKABAS juga menyerahkan sumbangan Alumni kepada keluarga untuk kegiatan haul Abu.
Abucek dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Alumni IKABAS yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan haul Abu, baik itu pikiran, tenaga dan materi, atas nama keluarga besar Abu dan atas nama keluarga besar Dayah Babussa'adah kami menyampaikan ribuan terimakasih atas semua dukungan yang telah diberikan, hanya Allah yang mampu membalas semua kebaikan tersebut.
Lebih lanjut Abucek menyampaikan, hingga haul Abu yang ke-5, kita secara bersama masih komitmen menjaga amanah Abu, haul tidak dibesar-besarkan, tidak membuat acara secara berlebih-lebihan, tidak membuat papan bunga, tidak mencetak spanduk dan undangan, hanya memberitahukan kepada jamaah secara lisan, bukan di cetak dalam bentuk tulisan, karena itu semuanya merupakan amanah Alm. Abu, yang beliau harapkan hanyalah doa secara bersahaja, walau hanya kenduri "dua neuk boh manok".
Kemudian amanah lain yang harus dan wajib kita jaga bersama adalah permintaan Abu agar kita semua istiqamah dalam Beut dan Semeubeut, Abu juga berpesan Dayah ini (Dayah Babussa'adah) beliau tinggalkan untuk kita semua, Dayah yang Abu tinggalkan merupakan milik kita semua, untuk itu Alm. Abu mewasiatkan agar sering-sering berkunjung ke Dayah setelah Abu tiada lagi.
Lanjut Abucek, para alumni jangan hanya terjebak pada Acara serimonial semata, pada acara formal, tapi yang terpenting adalah sukseskan dan berkomitmen menjaga Beut dan Semeubeut sebagaimana harapan Abu "orang tua kita bersama".
Diakhir usia Abu, pada masa kondisi Abu sudah lanjut, berjalan harus dipapah, tapi beliau paksakan diri Mengisi Beut alumni, ini bahasa tubuh Abu yang harus mampu kita baca bersama, betapa pentingnya pengajian IKABAS, untuk itu momentum Haul Abu yang ke-5 ini, kami mengajak seluruh alumni agar aktif kembali menyelenggarakan pengajian IKABAS setiap sebulan sekali, ini merupakan amanah Beut sekaligus momen saweu Dayah sebagaimana harapan almarhum, pinta Abucek.
Subtansi lahirnya IKABAS itu untuk beut seumebeut, dan Alm. Abu tidak suka srimonial, beliau suka yang subtansi, haul hanya serimonial, sementara beut merupakan substansi dan bukti kecintaan kita kepada Abu.
Semasih Abu masih hidup, jika Anda kesalahan kita yang membuat Abu marah, kita cukup rajin beut dan Semeubeut, jika Abu melihat kita sudah rajin beut atau Semeubeut,maka dengan sendirinya Abu tidak lagi marah dan memaafkan kita, dan saya yakin (tutur Abucek), dengan yakin Beut dan pengajian IKABAS aktif, maka atas kesalahan kita dalam menjalankan amanah lain pasti akan Abu maafkan, dan Abu Ridha kepada kita semua.
Beut Semeubeut merupakan benteng tegaknya Islam di Aceh, selama aktivitas beut dan Semeubeut masih kokoh di Aceh, maka kristenisasi dan upaya lain dalam merusak agama di Aceh tidak akan mampu, karena itu mari terus kita budayakan Beut dan Semeubeut, kepada siapa?.. tentu kepada kita semua, tidak ada orang lain yang menjaga Beut Semeubeut selain orang-orang yang telah pernah menampakkan kakinya di Dayah, yaitu kita semua, tutup Abucek.
Haul Abu Teupin Gajah dari tahun ke tahun merupakan moment dan merefleksikan kembali amanah almarhum kepada seluruh anak rohaniah beliau, karena itu setiap tahun, Tampa di udang secara resmi dan tertulis, kegiatan haul ini selalu dipadati oleh ribuan jamaah, baik Majelis asuhan beliau, maupun simpatisan Dayah Babussa'adah yang berguru pada Alm. Abu secara langsung dan tidak langsung. (Ayah Ilham).
DAFTAR WISATA PULAU SIMEULUE (WISATA BAHARI, RELIGI DAN KULINER KHAS SIMEULUE)
Oleh: Ayah Ilham
PULAU SIMEULUE merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Aceh, terletak ditengah laut samudera Hindia, jarak 150 km dari daratan Aceh, atau semalam perjalanan menggunakan kapal laut.
Pengunjung dari arah Banda Aceh bagusnya melewati pelabuhan Calang, menggunakan Kapal Hebat Aceh 1, kapalnya besar dengan fasilitas mewah hanya 70 ribuan saja, jika memilih ruang VIP kelas A, hanya 106.000 untuk sebuah ranjang tidur yang sangat nyaman.
Atau via Labuhaji Aceh Selatan, ongkosnya lebih murah, untuk kelas VIP hanya 69 ribuan, juga boleh melalui pelabuhan Singkil dengan harga dibawah 100.000 an saja.
Pulau Simeulue dengan Ibu Kotanya Sinabang, Terkenal dengan Wisata Baharinya, selain wisata laut, Simeulue juga kaya dengan wisata religi dan Kuliner.
Berikut daftar kunjungan yang wajib anda kunjungi, bagi wisatawan perdana ke Pulau Simeulue Aceh.
1. Masjid Tua Baitussalihin.
Masjid tua Baitussalihin merupakan masjid tertua di pulau Simeulue, terletak di desa Selur Kecamatan Teupah Barat, didirikan sejak masa kerajaan Aceh oleh seorang Ulama asal Nias bernama Gafaleta, beliau merupakan kepala suku di Nias Sumatera Utara, sejak memeluk Islam berganti Nama Banurullah.
Setelah berhasil mengislamkan masyarakat Teupah Barat, beliau menginisiasi mendirikan rumah ibadah, sebagai pusat aktivitas umat.
Ketika itu beliau mengutus 7 orang kepala suku rakyat Simeulue untuk menghadap Raja Aceh, pada pasa pemerintah Raja Mahmudsyah II (1767-1787) guna meminta izin pembangunan masjid. Raja Aceh ketika itu menyambut baik niat Syekh Banurullah, dengan menghadiahi 8 sandi terbuat dari beton sebagai alas tempat meletakkan tiang pembangunan masjid, yang kemudian dikenal dikalangan masyarakat Simeulue dengan sebutan Sandi Salapan.
Hingga kini tahun 2022, usia masjid Baitussalihi diperkirakan berumur 235 lebih, berpijak pada tahun kepemimpinan Raja Mahmudsyah II.
2. Makam Banurullah
Banurullah termasuk tokoh pertama yang membawa Islam Kesimeulue sekitar Abad 18, beliau mampu mengembangkan dan mengislamkan seluruh masyarakat Teupah Barat. Cara Syekh Banurullah mendakwahkan Islam termasuk unik, tidak sedikitpun menggunakan kekerasan, tanpa pemaksaan.
Beliau berasal dari Nias, ingin memperdalam ilmu agam ke Aceh, namun diperjalanan beliau mampir di Simeulue. Setiba di Teupah Barat beliau menyaksikan masyarakat setempat belum memeluk Islam, terlintas dipikirannya untuk mengislamkan Masyarakat Simeulue, dan membatalkan musafir ke Kutaraja Aceh.
Dalam merangkul masyarakat, beliau sedikit kesulitan, karena masyarakat setempat masih terkesan primitif, takut berinteraksi dengan orang luar.
Kerena itu beliau merubah strategi dakwah, dengan cara bercocok tanam dengan berkebun tanaman palawija serta sayur-sayuran dan buah-buahan.
Setelah masa panen, hasilnya dibiarkan panen secara gratis kepada masyarakat setempat, dengan motode ini beliau dapat berbaur dan berdakwah kepada umat, ketika itu seluruh Teupah barat dapat diislamkan.
Kompleks makam Banurullah terletak tidak jauh dari masjid yang beliau bangun, sebelum meninggal dunia, beliau mewasiatkan kepada para muridnya untuk menguburkan jenazahnya di tempat yang tinggi dibawah pokok kayu, yang hari ini dikenal dengan sebutan makam bakudo.
Akses kemakam harus mendaki beberapa Anak tangga, Karena posisinya yang tinggi diatas akar-akar kayu yang sudah besar.
3. Makam Tengku Diujung
Syekh Khalilullah atau dikenal dengan sebutan Tengku Diujung, merupakan sosok ulama Asal Minang, Murid Syekh Bahaudin Ulakan, beliau merupakan utusan Raja Aceh, Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang diutus langsung oleh Sultan untuk Mengislamkan Pulau Simeulue.
Syekh Khalilullah merupakan peletak batu pertama dalam penyebaran Islam di Simeulue, beliau ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda pada abad 14-15 atau sekitar tahun (1607-1636) atau 386 tahun yang lalu, untuk mendakwahkan Islam di Simeulue.
Dalam perjalanan Syekh Khalilullah atau Tengku Diujung ini ditemani oleh seorang putri bernama Meulur sebagai penunjuk jalan, yang kemudian Putri tersebut dinikahinya sebagai Istri, dan kelak nama pulau ini berubah nama menjadi Pulau Simeulue bersal dari nama sang Putri Meulur yang mempunyai arti Pulau Si-Meulur/ atau Pulau Si Putri Meulur dengan ejaan Simeulue dalam bahasa Aceh.
Karamah dan tuahnya Teungku Diujung diakui oleh masyarakat sekitar, berkat usaha dan dakwahnya, Pulau Simeulue sampai sekarang menganut agama Islam secara totalitas, pengamalan dan praktek kehidupan masyarakat disini sangat kental pengaruh ajaran Islam.
4. Masjid Teungku Khalilullah
Masjid Teungku Khalilullah terletak dipusat kota Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeulue, dibangun tahun 2009 silam dengan luas bangunan 1000 m. Masjid yang memiliki konstruksi perpaduan Timur Tengah dan Aceh ini diberi nam Masjid Agung Tengku Khalilullah, nama ulama besar yang membawa Islam ke Simeulue pada abad 14 lalu.
Masjid ini memiliki daya tampung 4000 orang jamaah, menjadi masjid kebanggaan masyarakat setempat.
5. Masjid Jamik Baiturahman
Masjid Jamik ini merupakan masjid raya kota Simeulue, terletak di Desa Abail kemukiman Delog Atengan, Kecamatan Simeulue Timur, merupakan tempat ibadah kebanggaan masyarakat setempat, masjid yang dibangun pada tahun 2008 ini memiliki luas bangunan 769 M2 dengan kapasitas jamaah 200 orang.
6. Kuliner Memek
Memek, sekilas terlintas negatif mendengarnya, tapi kuliner ini sudah mengharumkan nama Aceh dan Indonesia secara umum, karena makanan kas Simeulue ini sudah menjadi Khazanah Aceh tersendiri dan telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2019 lalu.
Memek merupakan makanan mirip bubur yang terbuat dari beras ketan yang dicampur pisang, santan, gula dan garam. Rasanya sangat dahsyat dengan sensasi renyah dimulut. Kalau Kesimeulue belum makan memek, artinya kunjungan anda belum sah, makanan kas kepulauan surga.
7. Kuliner Lopster (Mie Sinan)
Kuliner satu ini bukan kaleng-kaleng, makanan kelas dunia, yaitu Lopster Simeulue yang sudah mendunia, orang disini menyebutnya Lahok, atau udang laut berjenis besar. Diluar pulau, orang menyebut Simeulue pasti terus terbayang Lopster.
Lopster merupak komoditi laut paling andalan di Simeulue, harga jualnya sangat menjanjikan, Lopster Maradona bisa tebus 800.000 sampai satu jutaan, tapi jenis lainnya hanya di jual 300-500 ribu perkilo.
Wow, mahal?
Anda tidak perlu cemas, di Mie Sinan satu porsinya hanya 50-100 ribuan saja, harga segitu sudah dapat porsi besar, selain harga mie Lopster yang terjangkau, mie Aceh ini juga renyah dimakan, memanjangkan lidah, sama halnya dengan mie Aceh yang sudah terkenal diluar sana.
Mie Sinan terletak dipusat kota Sinabang, dipasar simpang 5 kota Sinabang. Mie Lopster bukan saja disajikan di mie Sinan, tapi tersedia di berbagai tempat wisata disana, mie Nanggroe, dan warung-warung lain di kabupaten Simeulue.
Karena itu, Pemkab setempat telah menjadikan Lopster sebagai ikon kota Simeulue dengan membangun tugu Lopster raksasa s bagai wujud kebanggaan masyarakat.
8. Pasir Putih Teupah Selatan
Wisata Pasir Putih ini tidak bisa anda lewatkan, destinasi alam yang menakjubkan, terletak di Kecamatan Teupah Selatan sebelah timur kota Sinabang, kurang lebih 45 menit dari ibu kota Simeulue.
Para pelancong seakan menjadikan pantai Pasir Putih sebagai kunjungan wajib di Simeulue, pantai ini sudah disediakan berbagai fasilitas, seperti tempat kuliner, mushalla, dan fasilitas yang disewakan untuk mengelilingi pantai.
9. Pulau Micau
Pulau Micau terletak di Teupah Barat Simeulue, sekitar 30 menit perjalanan darat dari kita sinabang. siap-siap anda akan dibuat takjub atas keindahan pulau ini, pasir yang bersih dan laut yang bersahabat membuat anda lupa pulang, pantai wisata ini sangat menantang bagi yang hobi berselancar.
10. Pulau Siumat
Pulau Siumat merupakan salah satu destinasi wisata di pulau Simeulue yang wajib anda kunjung, pesona bahari ini terletak terpencil di kecamatan Simeulue timur, aksesnya melalui laut lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan kapal nelayan.
11. Pulau Pinang
Jika mau menikmati sensasi ikan kakap bakar yang segar, langsung diambil dari pengairan Simeulue, maka anda wajib ke Pulau Pinang, selain keseruan dan keindahan, pulau ini dikenal dengan hasil tangkapan ikan nelayan.
Untuk menyeberang ke pulau pinang, salah satunya bisa melalui pelabuhan Desa Sambay Kecamatan Teluk Dalam, disini sudah ada jasa yang siap antar jemput anda kepulauan pinang Simeulue.
Pulau pinang menawarkan pantai yang indah, trumbuh karang masih sangat alami, bagi anda yang hobi diving atau snorkeling disinilah sorganya, pantai ini juga direkomendasikan untuk wisata keluarga.
12. Air Terjun Putra Jaya
Berikutnya daftar yang wajib anda kunjungi adalah Kecamatan Simeulue Tengah, alam yang sejuk menawarkan pada pengunjung destinasi wisata air Terjun Putra Jaya. Air terjunnya bukan kaleng-kaleng, Air jatuh dari tingkat tujuh, atau 7 tingkat ini dapat menguji nyali para pengunjung.
Selain sensasi air terjun, disini juga dilengkapi dengan persawahan yang asri, sawah terbentang hijau membuat kunjungan anda berbeza, persawahan yang menawarkan beras kampung asli dan wangi, beras asli Simeulue dapat Anda bawa sebagai oleh-oleh khas Sinabang.
13. Danau air tawar teluk dalam
Danau yang terletak Desa Kuala Bakti, Teluk Dalam, lebih kurang 53 KM dari pusat Kota Simeulue. Berbeda dengan lokasi lainnya, wisata ini menawarkan sensasi berbeda, yakni terdapat sebuah danau yang indah, dikelilingi oleh pegunungan yang hijau. Danau Lawik Tawar, begitu sebutan yang lebih dikenal oleh warga Simeuleu, sebuah danau yang memiliki ukuran panjang 800 m dan 500 m.
14. Pantai Ganting Simeulue.
Pantai Ganting terletak di Desa Kuala Makmur Simeulue Timur, jarak 11 km dari kota Sinabang, hanya 30 menit jalan darat menggunakan motor atau mobil.
Pantai ini menjadi idaman pengunjung, menawarkan keindahan alam, pasir dan pantai yang eksotis direkomendasikan sebagai tempat menyaksikan fenomena sunset yang indah disore hari.
Wisata Pantai Pasir Ganting sudah disediakan fasilitas pendukung untuk wisatawan, lokasi yang luas menjadi favorit bagi wisatawan baik lokal maupun wisatawan luar.
15. Pantai Busung.
Pantai Busung terletak di Desa Busung, Kec. Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue, pantai yang sering disebut oleh turis sebagai pantai Lembayung Senja, Karen disini tidak kalah indahnya sunset saat mata hari terbenam.
Pantai Busung menawarkan pasir putih, melihat sunset terbaik, tersedia penginapan, ombak besar nan indah, karang laut atau taman bawah laut yang keren.
16. Pantai Nancala.
Wisata pantai Nancala menawarkan Spot surfing sekelas dunia, bukan tidak beralasan, pantai ini sudah digunakan sebagai tempat perlombaan selancar air tingkat internasional pada tahun 2015 lalu.
Wisata ini tidak jauh dari pusat kota Simeulue, hanya 27 km perjalanan darat, tepatnya di Desa Nancala Teupah Barat.
Dilokasi juga sudah tersedia fasilitas terbaik untuk pengunjung, termasuk penginapan, dengan kisaran 90.000 sampai dengan 1 jutaan per malamnya.
17. Pantai Lantik
Wisata pantai Lantik patut kita rekomendasikan untuk para pengunjung, destinasi wisata yang kekinian, ramah dan murah ini selalu padat pengunjung, terutama saat libur hari besar atau libur sekolah.
Terletak di desa Lantik, Teupat barat, hanya 30 menit perjalanan dari kota Sinabang. Pantai ini paling banyak menyajikan makan khas Simeulue, mulai memek, lepong, dan lainnya disajikan disini.
Tentu masih banyak lokasi wisata lainnya, sebahagian yang telah diuraikan disini sudah terwakili melancong Anda ke pulau surga dunia ini, selamat menikmati. (Ayah Ilham)