Tuesday, August 17, 2021

KHUTBAH JUMAAT MENSYUKURI 3 NIKMAT BESAR DI BULAN KEMERDEKAKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76

 

MENSYUKURI 3 NIKMAT BESAR

DI BULAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76

Oleh:

Tgk. Ilham Mirsal, S.Pd.I, MA

 

 
Hadirin Para Tamu Allah yang Khatib Muliakan...!

Alhamdulillah, pada jumaat hari ini tanggal 20 Agustus 2021 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 13 Muharram 1443 Hiriyah, Allah masih memberikan kita semua umur panjang, ketetapan iman dan Islam, ditengah banyaknya saudara kita, orang-orang terdekat yang kita kenali, satu persatu dijemput untuk kembali kepadanya, namun kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan ubudiyah disisi Allah, agar kelak mendapatkan keampunan dan balasan mulia disisi-Nya. Amin Ya Allah Amin.

Kita patut bersyukur, Agustus tahun ini ada 3 momen besar yang terjadi, yang patut dirayakan dan disyukuri, bukankah Allah menyampaikan kepada kita semua dalam firman-Nya:

لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “Barang siapa yang bersyukur, maka akan KAMI tambah-tambahkan nikmat kepdanya, dan Barang siapa yang kufur, maka akan kami timpa azab kepadanya”. (QS. Ibrahim: 7.).

Jamaah Jumaat Rahimakumullah....!

Tiga hal besar yang terjadi di Agustus ini adalah:

Pertama; Yang dirayakan oleh seluruh dunia...! yakni perayaan tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 11 Agustus kemarin, merupakan sebuah momen yang diperingati di seluruh dunia, merupakan bulan haram yang dimuliakan oleh Allah, yang didalamnya banyak peristiwa-peristiwa akhbar, Muharram bulan kemenangan bagi Nabi-nabi Allah, kemenangan bagi Para Shalih dan arifbillah, kemenangan bagi orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk mendapat kemuliaan-Nya. Serta bulan kemuliaan yang diberikan bagi umat Islam untuk meningkatkan amalan kebaikan sesama, meningkatkan kualitas dan kuantitas ubudiyah kepada Allah.

Diantara banyaknya dalil yang membicarakan kelebihan Muharam sebagai bulan meningkatkan amalan, salah satunya terdapat dalam Hadits Sahih Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Seutama-utamanya Shalat setelah Shalat Fardhu adalah shalat sepertiga Malam, dan seutama-tamanya puasa setelah Puasa wajib Bulan Ramdhan adalah puasa di bulan Muharram”. (HR. Muslim).

Bulan Muharram mendapat posisi kedua setelah ramadhan sebagai bulan terbaik untuk melaksanakan ibadah puasa, terutama pada hari asyura 10 Muharram yang jatuh pada hari Kamis ini tanggal 19 Agustus 2021, bertepatan hari kemerdekaan RI ke 76 ini, maka berbanggalah bagi kita yang melakukan puasa asyura. Rasulullah Muhammad SAW, tidak ada puasa yang paling beliau senangi (berpuasa dengan penuh gembira) selain puasa Asyura di bulan Muharram, hal ini diceritakan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas r.a, bahwa ia berkata:

قال:" ما رأيتُ النبي _صلى الله عليه وسلم يتحرّى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم يوم عاشوراء، وهذا الشهر يعني شهر رمضان"

Artinya: “Aku Tidak Pernah melhat (Nabi) begitu bersemangat (gembira) berpuasa, di hari yang paling beliau sukai, kecuali hari ini (Asyura)”. (H.R. Bukhari).

Jamaah yang di muliakan Allah...! kesempatan dan momentum hidup dan umur panjang ini, mari kita manfaatkan sebagai wujud syukur kehidupan yang masih tersisa ini, kita gunakan dan kita tingkatkan untuk terus berupaya sengenap kesempatan terus melaksanakan kebaikan dan Ubudiyah kepada Allah, karena belum tentu masih ada kesempatan untuk berjumpa dengan Muharram akan datang.

Hadirin Sidang Jumaat yang di Muliakan Allah...!

Kedua: Yang dirayakan di Seluruh Indonesia !! yang kedua terjadi di Bulan Agustus ini adalah; perayaan Hut RI ke- 76, hari kemerdekaan Republik Indonesia, yang diproklamirkan oleh Presiden RI pertama, yakni Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 lalu, pada tanggal tersebut rahmat terbesar bagi Bangsa dan Negara ini, dimana para Mujahidin Indonesia, para pahlawan dan segenap masyarakat telah mampu mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini.

Kebahagian sekaligus haru menyambut hari kemerdekaan, penjajah meninggalkan bangsa mulia ini, sebagai seorang mukmin kita patut bersyukur kepada Allah seraya terus meningkatkan kecintaan kita pada tanah air, karena mencintai tanah air merupakan ajaran Rasulullah seperti doa yang terdapat dalam hadits sahih Bukhari sebagai berikut:

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

Artinya: “Ya Allah,, jadikanlah kami mencintai negeri Madinah seperti kami mencintai Mekah Al-Mukarramah, bahkan lebih (melampaui) kami mencintai negeri mekah”. (H.R. Bukhari).[1]

Dari kutipan doa di atas, Rasul mengajari kita mukmin yang baik untuk mencintai negeri tanah air kita, seumpama Rasulullah dengan tanah airnya Mekah dan Madinah, tanah air dimaksud adalah dimana kita dilahirkan ke bumi ini atau sebuah negeri dimana kita tinggal, hal ini sesuai dengan penjelasan al-jujarni:

اَلْوَطَنُ الْأَصْلِيُّ هُوَ مَوْلِدُ الرَّجُلِ وَالْبَلَدُ الَّذِي هُوَ فِيهِ

Artinya adalah “al-Wathan al-Asli” tempat kelahiran seseorang atau sebuah negeri dimana seseorang tinggal didalamnya”.[2]

Allah berfirman dalam surah al-hujarat ayat 13 tujuan Allah menciptakan kita berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan meningkatkan ketaqwaan, Firman-Nya dalam surah al-hujarat; 13: 

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

 

Artinya: “Wahai sekalian manusia, Kami ciptakan kamu sekalian berpasang-pasangan (pria dan wanita), kami jadikan kamu berbagai bangsa (suku), agar kamu saling mengenal antar sesama, Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di Sisi Allah adalah mereka yang paling Bertaqwa”. (QS. Al-hujarat; 13).

 

Sisi lain Imam Ghazali mengemukakan pendapatnya tetang agama dan negara tidak bisa dipisahkan, ia saling mengikat dan saling membutuhkan, hal ini diungkapkannya sebagai berikut:

المُلْكُ وَالدِّيْنُ تَوْأَمَانِ فَالدِّيْنُ أَصْلٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَصْلَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ

Kekuasaan/ Negara dengan agama merupakan saudara kembar, agama merupakan landasan sementara kekuasaan adalah pemeliharaan (penjagaan), sesuatu jika tiada landasan maka akan roboh, sebaliknya sesuatu tampa pemeliharaan akan lenyap.[3]

Hadirin, Sidang Jamaah Jumaat yang di Muliakan Oleh Allah...!

Ketiga: Yang dirayakan oleh seluruh Rakyat Aceh! yakni peringatan 16 tahun hari perdamaian Aceh, sebuah nikmat yang patut kita syukuri, ketika itu Allah menguji masyarakat Aceh dengan sebuah kondisi yang mencekam, ketakutan, perpecahan sesama, teror, dan suara ledakan senjata hampir di setiap penjuru. Tidak sedikit orang Aceh yang kehilangan nyawa, harta, kehilangan mata pencaharian, ekonomi merosot, fasilitas pendidikan dan lainnya hancur diledakkan dan dibakar seyogyanya sebuah kondisi komplik. 

Namun semua itu Allah cabut dan digantikan dengan sebuah nikmat kedamaian, ketentraman, serta kita kembali dapat beribadah dengan nyaman dan aman. Ujian ketakutan yang pada dasarnya hanya sebagai ujian Allah untuk hambanya yang beriman dan Allah ganti berita duka dengan gembira kepada orang-orang yang sabar, Firman-Nya:

 

v  وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

 الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.

Artinya: “dan Sungguh Kami berikan ujian kepada kalian (hamba) dengan sedikit rasa takut, lapar, kekurangan harta benda, kehilangan jiwa, serta kekurangan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada (orang) yang sabar, yaitu orang-orang yang ditimpakan musibah, mereka mengucapkan Innalilahi wa innailaihi rajiun”. (QS. Al-Baqarah: 55 dan 56).

Untuk itu, khatib mengajak kita pada kesempatan yang ringkas ini, mari disisa-sisa kesempatan yang Alah berikan ini, terus kita gunakan sebaik mungkin untuk bertakwa kepada Allah, seraya terus meningkatkan rasa syukur kepada-Nya, memperbaiki diri, mohon ampun pada Allah, mari kita cintai Allah dan Rasulnya, karna Allah Maha pengampun atas dosa-dosa yang sudah kita kerjakan.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Katakan lah wahai (Muhammad), jika kamu (kalian) mencintai Allah, Ikutilah aku (Muhammad), Niscaya Allah mencintai mu dan Allah maha pengampun atas dosa-dosamu. Allah maha Pengampun lagi maha penyayang”. (Q.S. Ali Imran: 31).

Demikian uraian singkat pada kesempatan kali ini, harapan bermanfaat bagi kita semua, semoga momen peringatan Agustus Tahun ini, terus kita tingkat rasa syukur kepada Allah semata, atas berbagai nikmat yang Allah berikan, terutama Nikmat dan kesempatan beribadah di bulan muharram 1443 H, Nikmat kemerdekaan RI ke-76 dan terkait Nikmat Perdamaian Aceh yang ke-16.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ



[1]Shahih Bukhari.

[2]Al-Jurjani, at-Ta’riffat, Beirut, Cet. I, Darul Kitab al-Arabi. hal. 327.

[3]Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumuddin.

2 comments: