Wednesday, July 24, 2024

KHUTBAH JUMAAT 3 WASIAT SAIDINA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ.

 KHUTBAH JUMAAT
3 WASIAT SAIDINA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Oleh: Tgk. Ilham Mirsal, MA 


اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala Puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kudrah dan iradah-Nya kepada kita semua. Ditengah-tengah orang melakukan kema’siatan secara merajalela, meninggalkan perintah Allah begitu mudah saja, meninggalkan shalat dan puasa didepan mata kita, tidak ada rasa malu melakukan kemaksiatan terhadap Allah.

Namun pada Kesempatan ini Allah berikan pentunjuk bagi kita hamba pilihan-Nya, untuk menjunjung tinggi titah dan perintah-Nya, melakukan perintah shalat juma’at yang mulia ini, kita tinggalkan segala kesibukan pribadi, kita tinggalkan sejenak kesenangan duniawi, hanya karena untuk berUbudiyah kepada-Nya.

Semoga juma’at kita pada hari yang sangat mulia ini, dibulan yang penuh ampunan ini, Allah balas dengan keampunan-Nya serta menjadi amal penentu kelak, yang diberi gandaan dengan surga Jannatun Naim, Amiin ya Rabbal aamiin.

Shalawat dan salam kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw, panutan dan tauladan bagi kita semua, dimana setiap tindak tandunya menjadi contoh bagi kita semua, qaulan, fi’lan dan taqrirannya, dimana perkataannya, perbuatan dan diamnya menjadi suri tauladan bagi kita semua, semoga kelak kita mendapakan syafa’at baginda nabi besar di Yaumil akir. Amin ya Allah amiin...

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Ketika pasukan Abrahah datang dengan pasukannya yang sangat besar, pasukan yang gagah dan tangguh sangat luarbiasa, sehingga al-quran menggabarkannya dengan sebutan pasukan “Al-Fiil”, yang secara harfiah diartikan “gajah”, namun secara maknawiyah memiliki arti sebuah kekuatan besar, kekuatan kuat yang maha dahsyat, yaitu pasukan Abrahah.

Mejelang pasukan besar ini mau memasuki kota Mekkah untuk menghacurkan Ka’bah, ingin meluluhlantakkan Ka’bah, Abrahah terlebih dahulu menjumpai seorang tokoh bangsawan Mekkeh ketika itu, seorang yang nama besarnya sangat disegani, yang sangat karismatik dan berwibawa, seorang tokoh yang sangat arif dan bijak, dia adalah kakek Nabi kita bernama Abdul Muthalib.

Sebuah nama yang terbayang di benak Abrahah sangat karisma, yang ucapannya lantang, yang suaranya didengar dan dipatuhi oleh penduduk Mekkah, marwahnya dahsyat, seorang yang sangat disegani.

Setelah Abrahah berjumpa dengan Datuk Rasullah Abdul Muthalib, maka terjadilah dialog, Abrahah menyampaikkan tujuannya ingin menghacurkan Ka’bah, ia ingin membinasakan Baitullah.

Lantas Abrahah sangat terkejut mendengar jawaban dari Abdul Muthalib yang ia pandang seorang yang sangat bijaksana, lalu apa jawaban Abdul Muthalib?

Abdul Muthallib menjawab, Silakan.... silakan saja jika tuan ingin menghacurkan Ka’bah, silakan saja jika ingin meluluh lantakkan bangunan Ka’bah ini, tapi jangan enkau coba-coba sentuh penduduk Mekkah, jangan kau sakiti satupun para anak, istri dan keturunan kami, silakan saja kamu hancurkan Ka’bah... tapi jangan ganggu Onta-onta kami, jangan ganggu gembala dan harta kami, silakan saja kata Abdul Muthalib.

Cuman ingat wahai Abrahah, kata Abdul Muthalib...

“Inal haza Baiturrabbah”,
ingat,, ini rumah ada pemiliknya, ini rumah ada penjaganya, silakan saja kau robohkan, ia akan dijaga oleh pemiliknya, karena sesungguhnya Ka’bah ini ada yang miliki, dan saya yakin pemiliknya kan menjaga apa yang menjadi miliknya ucap Abdul Muthalib.

Saat hari menjelang kedatangan pasukan Abrahah, kakek Nabi Abdul Muthalib mengumpulkan seluruh penduduk Mekah, memindakan mereka dan hartanya ke sebuah bukit, untuk menyaksikan bagaimana sang Pemilik Ka’bah menjaga miliknya.

Akirnya Allah meluluh lantakkan pasukan Abrahah yang sombong itu, Allah binasakan, Allah hancurkan pasukan besar itu sehancur-hancurnya, dimana kisah ini diabadikan secara utuh dalam Al-Quran surah Al-Fill, yang berbunyi;

“Alam Tarakhaifa Fa’ala Rabbuka biasha bilfiil..... ilaq” (Qs. Al-Fil; 1-5).

Kenapa pasukan Abrahah Hancur?? “Fainna Hazal Baiturrabah”, karena ini merupakan Rumah Allah, dan Allah yang menjaganya.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Jangankan satu atau dua orang saja yang menghina Islam ini, jangankan satu bazer atau bahkan ribuan dan jutaan bazer menistakan agama ini, “Faina hazal dinurrabbah” agama ini ada pemiliknya, agama Islam ini ada penjaganya.

Silakan saja kita semua bermaksiat, silakan saya mungkar atas perintah Allah, kufur kepada-Nya, maksiat terus, silakan saja, tapi ingat, “Faina hazal dinulrabbah” agamani adalah milik Allah, dan Allah akan binasakan siapa saja yang mungkar terhadap perintahnya.

Dalam sebuah ayat, Allah berfirman;
“La ikraha fiddid, khadtabaiyanu rusydi ilal ghaiyi” tidak ada paksaan dalam agama, orang cerdas itu, atau orang yang bijak pasti menerima risalah ini.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Ditengah kondisi dunia saat ini, dapat kita lihat dan saksikan bersama, betapa semberautnya kondisi kita saat ini, sampai-sampai orang berani menistakan agama kita, orang kafir berani memerangi saudar seiman didepan mata kita sendir, kemaksiatan meraja lela, alfakir teringat sebuah wasiat yang disampaikan oleh Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a dalam sebuah khutbahnya, yaitu:

“Kalian suatu saat (pada suatu masa) akan berada dipersimpangan jalan, padahal kalian masih berada dalam nauangan Nubuwiyah (Kenabian) dan kalian mengaku umat Nabi Muhammad, tetapi kalian berada dipesimpangan jalan”. “Kalian saling fitnah, kalian saling menyakiti, kalian saling melemahkan, kalian saling merendahkan satu sama lain, kalian saling berdebat, kalian merasa paling benar, kalian dipersimpangan jalan”. “dan itu yang kalian saksikan nanti pada suatu masa”.

Sekarang kita lihat kondisinya, tatakelola amburadur, system kenegaraan  porak poranda,  nilai-nilai baik tercabut dari akarnya, akhlak tercela merajalela, malu hilang tanpa berakar, umat terkotak, akirnya kebenaran tidak lagi menjadi ukuran, salah jadi benar, benar jadi salah, pada titik ini umat terpecah belah, penyebab ini umat saling menyakiti, maka terjadilah pertumpahan darah, padahal diatara mereka diikat dengan “Fiikhwati Fillah” mereka seiman dan seakhidah.

Maka pada ketika kondisi ini datang, kata Saidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang-orang Bathil akan mencengkramkan kukunya, semua akan dikuasai oleh mereka, kita hanya menjadi boneka, betul apa yang Sabdakan oleh Rasulluallah “Umat Islam seperti hidangan di atas meja”, karena umat Islam dikuasai oleh yang bathil, dan umat Islam tidak berdaya.

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah...!

Lalu apa yang harus kita lakukan jika zaman ini sudah datang, Abu Bakar Ash-Shiddiq mewasiatkan kepada kita semua agar melakukan tiga perkara;

Solusi pertama yang diwasiatkan oleh Abu Bakar adalah:
“Falzimul Masjida”
Jadikan masjid sebagai akra rumput penggerakan kalian, jadikan masjid untuk merajud kasih sayang diatara kalian, gunakan masjid sebagai sumber inspirasi dan kekuatan kalian, jadikan masjid sebagai tempat mengokohkan nilai-nilai tahid kalian.
Para jamaah sekalian: solusi yang pertama yang harus kita kerjakan adalah, jangan pernah meninggalakn masjid kita, jangan pernah biarkan masjid kita sepi, masjid kita kotor dan kusam, mari bergandengan tangan memakmurkan masjid Allah agar kita terhidar dari kondisi yang sudah kita sampaikan diatas. Bangun, dan ajarkan anak-anak kita agar mencintai masjid, berikan contoh kepada mereka bagaimana kita menjcitai masjid ini, jika tidak, ingatlah “Innal haza baiturrabah”.

Kemudian solusi yang kedua:
“Wastasirul Quran”
Al-quran bukan sekedar kita baca, quran bukan sekedar di hafal, tapi “Istasyiru” tetapi kaji, pahami dan dalamilah al-quran, insyallah alquran akan menjadi solusi dan benteng bagi umat Islam. Apa lagi ini bulan ramdhan, suatu bulan yang didalamnya diturunkan Al-quran, untuk itu mari kita tadabburkan Al-quran sebagaimana yg diwasiatkan oleh Abu Bakar r.a.

Kemudian solusi yang ke tiga:
“Wa’tasimu Bitta’ah”
Bergandengan tangan, bersalaman, berpelukanlah diatara kalian dengan ta’at, bergandenga tangan dengat ta’at kepada Allah, hidari saling bermusuhan, saling menjatuhkan, saling curiga, mari bergandeng tangan untuk ta’at secara bersama-sama kepada Allah SWT. Hilangkan pernialai negative sema kita, karena hakikat pernialai kelak ialah dihapan Allah, kita tidak berhak menilai salah sesama muslim.

Dalam kitab Tarbiyatul Aula, dikisahkan bahwa bertahun-tahun Rasulullah saw diangakat menjadi hakim di Madinah, selurus perkara ditumpukan kepada baginda untuk diselesaikan, tapi dari sekian tahun Rasullah menjadi hakim di Madinah, hanya dua kasus saja perkara yang sampai dimeja Rasulluah, selebihnya selesai dengan baik diantara sesama sahabat.

Dua kasus tersebut ialah, yang pertama kasus Tummak bin Khuzairi yang berselisih denga seorang yahudi, kemudian kasus Abu Bakar yang berpekara dengan seorang yahudi, karena sebahagian pohon kurma milik yahudi condong kehalaman rumah Abu Bakar. Subhanallah, dari sekian banyak kasus hanya dua kasus yang Rasullah putuskan, itupun perselisihan dengan yahudi bukan sesama Islam.
Tapi coba perhatikan sekarng, sedikit saja diatara kita sesama muslim, saling meyalahkan, saling melapor dan dipolisikan, sedikit masalah menjadi perkara, pertengkaran dan permusuhan begitu marak ditengah-tengah kita, padahal kita diikat dengan;
“Innaml Mukminu Ikwana” sesungguhnya mukmin itu bersaudar, kita sesama akidah saling berselisih, nauzubillahi min zalik.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ




No comments:

Post a Comment