SIMEULUE TAJMAHAL TERBESAR DI DUNIA
(Oleh Ayah Ilham)
Simeulue merupakan peninggalan dan Buah Cinta Teungku Diujung terbesar di dunia, lebih besar dari pada Tajmahal di India dan Gunungan Putro Phang di Kerajaan Aceh.
Banyak bentuk ungkapan cinta yang diabadikan dan menjadi peninggalan dalam sejarah, ungkapan cinta tersebut meninggalkan aura romantisme sepasang kekasih yang dijadikan ikon cinta di era modern sekarang ini.
Sebutkan saja yang sangat terkenal saat ini, yakni Tajmahal di India, Gunungan Putro Phang di Banda Aceh dan Pulau Simeulue di tengah laut Aceh.
TAJMAHAL DI INDIA
Tajmahal sebuah keajaiban dunia, dibangun untuk mengenang kepergian seorang putri Persia bernama Arjumand Banu Begum lebih dikenal (Mumtaz ul zamani atau Mumtaz Mahal) yang meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang ke 14.
Kepergian sang putri menyimpan kesedihan pada Raja India ketika itu, yakni Kaisar Mughal Shah Jahan, kesedihan tersebut diimplementasikan dalam sebuah pembalasan cinta yang menakjubkan, dengan membangun sebuah makam sang Puteri dengan bangunan yang mewah nan indah.
Monumen tersebut bergaya arsitektur Mughal, dibangun pada tahun 1634 dan dibuka pada tahun 1642, dengan ketinggian menara mencapai 73 meter, yang didalamnya terdapat makam sang kekasihnya.
Tajmahal meninggalkan berbagai cerita, haru dan sedih. Dibangun karena cinta, kesedihan karena sang kaisar tidak dapat mengunjungi Tajmahal karena dipenjara oleh putranya sendiri, sang Raja hanya dapat mengintipnya dari lobang gelap dari penjara tempat ia dikurung sampai ajal menjemputnya.
GUNUNGAN PUTROE PHANG
Gunungan Putro Phang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636 sebagai ungkapan cintanya pada permaisuri asal kerajaan Johor Pahang Malaysia.
Gunungan berketinggian 9.5 meter ini menjadi bukti cinta abadi sang Raja, dibangun dengan bentuk kelopak bunga yang bersusun dengan putik sari tertera setengah, bangunan berwarna putih ini memiliki pintu 1,5 meter sebagai tempat bersenang-senang permaisuri Raja.
Gunungan merupakan cerita romantis cinta kekasih pada pasa kerajaan Aceh Darussalam, yang terkenal sejagat raya, pengaruh kerajaan Aceh sampai ke Johor Malaysia dan Patani Thailand.
PULAU SIMEULUE
Selain dua peninggalan cerita sejarah di atas, masih tersimpan sebuah cerita yang tidak kalah romantisnya sepasang kekasih yang layak kita abadikan, cinta Teungku Diujung terhadap Putri Melur di abad 14 - 15 M.
Tengku Diujung bernama lengkap Tgk. Halilullah, seorang pemuda tampan berasal dari tanah Minang, ulama muda ini kemudian hijrah ke kerajaan Aceh Darussalam pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, guna memperdalam ilmu agama di Serambi Mekkah.
Kisah cintanya berawal dari tugas yang diberikan oleh Sultan untuk menyebarkan Islam ke Pulau U (pulau kelapa) sebutan untuk Kabupaten Simeulue Tempo Doeloe.
Ketika ilmu agamanya sudah mempuni, Teungku Diujung bercinta-cita menunaikan ibadah haji ke tanah suci, namun niatnya dibatalkan karena dua hal, pertama perintah Sultan untuk menyebarkan Islam, kedua karena kecintaannya kepada Putri Melur yang sudah ia kenal dilingkungan kerajaan Aceh Darussalam.
Niat dan tekadnya bulat menuju pulau U, atau Si Navang, sebuah negeri yang terletak 150 mil di tengah laut pantai Barat Selatan, dalam menjalankan misinya Teungku Diujung ditemani oleh sang kekasih Putri Meulur sebagai penunjuk jalan.
Putri Meulur merupakan seorang wanita cantik asal Simeulue, karena itu ia mendapat tugas sebagai penunjuk jalan, sebelum memulai mushafir kedua insan ini mengikat cintanya dipelaminan dengan ijab Kabul sebagai sebuah hubungan yang sah.
Sipak terjang Teungku Diujung di pulau U tidak memiliki kendala yang berarti, beliau dengan mudah mengislamkan masyarakat disana setelah mengalahkan sihir raja Simeulue, setelah itu tidak ada hambatan yang berarti.
Setelah hampir seluruh simeulue memeluk Islam, Teungku Halilullah juga tidak meninggalkan simeulue, beliau tidak melanjutkan menunaikan haji ke baitullah. Ini beliau lakukan hanya karena bentuk kecintaan nya pada permaisuri pendamping hidupnya.
Teungku Diujung dan Putri Melur terus menjalani rumah tangga sampai tua dengan penuh kasih sayang. Hari ini, dedikasikan dan persembahan cinta mereka, diabadikan dalam sebuah nama kabupaten yakni SIMEULUE, yang asal katanya Si-Melur. SI kata bantu yang menunjukkan penunjukan, seperti SI-Pulan, SI-Mawar, SI-Buyung, dsb.
Si Melur artinya Dia Melur, namanya di abadikan untuk nama pulau Ini (Simeulue) sebagai bentuk cinta si Teungku Halilullah kepada Permaisuri.
Simeulue nama baru menggantikan nama Pulau U, atau SI Navang, Si-Melur merupakan bukti cinta sepasang kekasih, yang jauh Lebih besar dari Tajmahal dan Gunungan Putro Phang.
Sebuah pulau dengan luas 1.838 M2,, dengan jumlah penduduk mendekati 100 ribu jiwa, memiliki 10 kecamatan dan 138 desa yang tersebar di seluruh daratan Simeulue.
Sebuah pulau yang ditinggalkan dijalan Allah, tersisa kasih sayang dan panduan agama yang kokoh, yang hari ini para generasi simeulue seluruhnya memeluk Islam, atas persembahan sepasang kekasih yang mencintai nama besar pulau SIMEULUE karena Allah.
Hanya saja kita luput merekam cerita indah ini, sebuah kisah yang patut kita jaga, warisan terbaik untuk regenerasi dalam mengenal datuknya putri Melur dan Tuangku Halilullah.
Kisah yang terdapat ibrah sebagai panduan hidup, bagaimana mencintai seseorang kekasih dengan baik, mengajarkan kita berjalan di jalan Allah, menjadi pedoman bagaimana berjalan seiring, saling mendampingi menggapai cita dan cinta dalam Ridha Allah.
Lahum, alfatihah...
Penulis Ayah Ilham
(Tgk. Ilham Mirsal, A.Pd.I,. MA).
No comments:
Post a Comment