MENGGALI PETENSI STANDAR PERTAMA DI DAYAH ACEH
Sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Syarif Kabid SDM dan Manajemen Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh di harian Reprtase 31 Juli 2021, bahwa Badan Akreditasi Dayah Aceh telah menyusun Intrumen Suplemen Konvensi Dayah Aceh yang disingkat ISKD dalam penetuan tipologi dayah kedepan, BADA mengacu pada 8 standar penilaian. Sebenarnya kedelapan standar tersebut sudah ada dan sudah diterapkan di Dayah yang ada di Aceh, hanya saja belum terexpos dengan baik, sehingga oleh pelaku atau pimpinan dayah itu sendiri terkadang tidak menyadari bahwa yang sudah dikerjakan tersebut merupakan standar yang dimaksud.
Kita misalkan standar pertama, yang meliputi visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian Lembaga Pendidikan Dayah, ini menjadi penilai standar pertama dinilai oleh Badan Akreditasi, tentu jika berbicara Visi dan Misi, hampir semua dayah mencantumkan misinya, dan terkesan lucu jika sebuah lembaga pendidikan didirikan tidak memiliki visi, misi dan tujuan lembaga tersebut. Jika selama ini dayah belum mengaktualisasikan kedalam teks maka tinggal di lahirkan saja dalam bentuk tulisan yang ditempel di baliho atau papan informasi lainnya di dalam dayah, visi misi juga harus tertera di dalam kantor, atau brosur-brosur dayah yang dicetak.
MADA/BADA hadir untuk menggali hal tersebut, tentu bukan saja tulisan, harapan kita semua apa yang dicita-citakan dari misi tersebut terwujud hendaknya dan menjadi tujuan serta target oleh dayah untuk mewujudkannya.
Apa yang dimaksud visi, misi dalam standar pertama:
Visi adalah suatu gambaran besar atau gambaran secara keseluruhan yang ingin dicapai oleh sebuah Lembaga Dayah, sementara Misi adalah penjabaran (cara) apa yang akan dilakukan (langkah kerja) untuk mencapai/ mewujudkan visi tersebut.
Jadi pikirkan kembali apa tujuan Lembaga Dayah yang kita dirikan, kemudian jadikan tujuan tersebut dalam sebuah visi misi dan tuangkan dalam bentuk gagasan dan kemudian lahirkan dalam bentuk teks tulisan.
Contoh Visi, Misi, Tujuan Dayah.
YPI DAYAH RAUDHATUSSA’ADAH SYIK AWE
Menciptakan Generasi Islam yang memiliki Kesadaran Spiritual, Menjadikan Santri/i Memiliki Kemampuan/ Kecakapan Berkomunikasi Secara Lisan dan Tulisan, Mengembangkan Potensi anak didik berjiwa Mandiri, Kerja Keras, Wirausaha (Beumalem dan Beukaya).
Visi:
Dayah Raudhatussa’adah Syik Awe sebagai Pusat Pendidikan Islam yang menjawab tantangan Islam Masa depan.
Misi:
1. Membangkitkan Ghirah Islamiah Pemuda Islam yang berasaskan Ahlussunnah wal-Jamaah berdasarkan Al-Quraan & Sunnah.
2. Mencetak Budaya Kesalihan Individu dan Kesalihan Sosial, serta Budaya Intelektual dikalangan Santri dan Masyarakat.
3. Memelihara Khazanah Kitab Kuning serta mengembangkan ilmu-ilmu didalamnya di era digitalis modren.
4. Mencetak santri yang siap membela agama dan tanah air di segala bidang secara Proaktif, Dinamis, Ikhlas dan Bertanggung Jawab.
Tujuan:
1. Santri/i berjiwa Ilami dan Berwawasan Kebangsaan serta Berkepribadian Utuh.
2. Terbuka serta responsif terhadap kemajuan Ilmu-ilmu Keislaman, Kemajuan IPTEK, dan peka terhadap masalah kontekstual di tengah masyarakat.
3. Mengimplementasikan keilmuan dan ketrampilan yang dimiliki (dikuasai) ditengah-tengah masyarakat/ umat.
4. Menguasai Ilmu agama Islam dengan baik, menjelaskan dan merumuskan masalah yang diketahui, untuk penyelesain perkara-perkara umat sesuai dengan ilmunya masing-masing, serta mampu berfikir serta bersikap sebagaimana adab seorang ilmuan agama.
Lebih lanjut Dayah perlu ada upaya dan langkah untuk mengaktulisasi visi dan misi tersebut kedalam program, misal untuk mendukung terlaksanakan visi di atas dayah perlu meningkatkan pengajian di dayah dengan lebih instens, dengan inovasi kurikulum pengajaran, misalnya ditambah dengan bahan ajar yang mendukung santri atau dayahnya sebagai pusat pendidikan yang menjawab tantangan zaman, baik tambahan kitab klasik atau ditambah kitab-kitab moderen yang relevan. (dibuktikan dengan roster ajar/ bukti fisik kitab/ rekaman, dsb).
Begitu juga dengan mewujudkan misi Dayah, misalnya meningkatkan Ghirah Santri membela agama, ini harus ada upaya yang mengarakan kesana, misal ada dakwah kusu terkait ghirah agama, atau misalnya di intruksikan pada dewan guru sebelum mengajar BEUT KITAB diawali dengan cerita-cerita Islam selama 5 menit, atau juga didukung oleh bacaah tharikh Islam yang menceritakan pahlawan Islam tempoe dulu, atau lain sebagainya (ini juga bisa dibuktikan dengan jadwal Ceramah/ materi ceramah/ atauSK instruksi Pimpinan, rekaman, dsb).
Mengimplentasi pengetahuan ditengah masyarakat, misal bisa di dukung dengan kegiatan yang berbaur dengan masyarakat, peningkatan pengetahuan skil turun kemasyarakat, baik ceramah, khubah, zikir, dsb. (dibuktikan dengan kegiatan atau pembinaan). Jika dalam visi dan misi menjadikan santri BEUMALEM dan BEUKAYA, tentu harus ada upa yang mendukung kearah wirausahaan santri, misal ada kelompok tani, ternak, skil pekerjaan tangan, misal melukis, relip, pasang kramik dan kerja bangunan lainnya, koperasi, jahit, dll. (dibuktikan dengan SK sub usaha dayah, struktur unit usaha, dsb).
Kesimpulannya, apa pun yang menjadi Visi dan Misi dayah diiringi dengan program yang mendukung terwujudnya misi tersebut, kesalahan besar sebuah misi menjadikan santri berketrampilan mandiri tapi dalam praktiknya mereka tidak diajarkan skil, semoga uaraian ini bermanfaat untuk kita semua, apapun yang menjadi standar penilaian kedepan, sebenarnya selama ini sudah tersedia, hanya saja kita tidak mengarsipkannya, dengan hadir BADA kita harap dayah dapat tertip adminitrasi dan progaram, sebagaimana lembaga-lembaga lain yang ada di Indonesia ini, insyallah dayah yang selama ini dianggab tradisional ternyata program yang kita lakukan selama ini berkelas internasional, mari kita mulai sejak sekarang. Wallahua’alam. (AY).
No comments:
Post a Comment