MANFAATKAN BULAN SYA’BAN
KARENA BELUM TENTU KITA BERJUMPA RAMADHAN
(Penulis Merupakan Alumni Dayah Madinatuddiniya Babusa’adah/ Wakil Ketua IKABAS)
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
اعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
Mengawali Khutbah kita pada kesempatan yang sangat mulia ini, khatib mengajak kita semua untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ubudiyah kita kepada Allah SWT, atas berbagai kesempatan, kenikmatan yang Allah berikan kepada kita semua, tidak ada alasan untuk tidak terus berta’abud kepada-Nya. Shalwat beriringan salam, mari sama-sama kita aturkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad saw, semoga dihari kebangkitan kelak, kita semua mendapatkan syafa’at dari Baginda Nabi, Aamin Ya rabbal ‘alamin...
Ma’asyaral
muslimin rahimakumullah...!
Pada kesempatan yang ringkas ini, mari sama-sama kita dengar sebuah mau’idahah hasanah, dengan tema; MEMANFAATKAN BULAN SYA’BAN, KARENA BELUM TENTU KITA BERJUMPA RAMADHAN.
Jamaah Jumaat yang di muliakan oleh Allah SWT...
Senada dengan tema diatas, Rasulullah swa bersabda dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah mewasiatkan kepada kita semua, “jaga 5 perkara sebelum datang 5 perkara”, salah satu poinnya, “...jalah hidupmu sebelum datang masa maut menjemput mu”.
حَيَاتَكَ
قَبْلَ مَوْتِك
Artinya: "... hidupmu sebelum datang matimu." (HR Al Hakim).
Hadits diatas merupakan hadits shahih menurut Syaik Al-Albani dan Syekh Al-Iraqi, dan juga dikuatkan imam Adz-Dzahabiy dalam at-Talkhsh dengan merujuk pada syarat yang yang ditentukan oleh Bukhari dan Muslim.
Nasehat Rasulullah dalam hadits ini, mengingatkan kita semua untuk dapat menggunakan masa hidup ini sebaik-baiknya, karena kematian itu sangat dekat dengan kehidupan kita manusia. Karena itu kita harus segera memanfaatkan hikmah dan kelebihan bulan Sya’ban ini, karena kita belum tentu dapat memasuki bulan Ramadhan.
Coba kita bayangkan jika tampa kita sadari, mungkin sebentar lagi atau esok dan lusa, tiba-tiba maut menjemput kita!, dan kita belum memnfaatkan keutamaan Sya’ban samaksimal mungikin, kerena berpikir kita akan menyambut bulan Ramadhan, dan berencana baru mulai taubat serta beribadah di bulan Ramadhan, sementara ajal menjeput??
Hadirin Yang dimuliakan oleh Allah...
Mari kita renungkan, dan betapa banyak saudara-saudara kita yang di jemput oleh maut di bulan Sya’ban ini, siapa sangka orang terdekat, sahabat, tetangga kita, yang masih muda dan sehat, tiba-tiba ajal memanggilnya. Padahal secara kasat mata, kita berpikir mereka pasti akan berjumpa dengan bulan Ramadhan, tetapi sebaliknya Allah mendatangkan kematian kepadanya.
Disisi lain, ada saudara kita yang sangat ta’at pada Allah, senantiasa beribadah, berbuat baik, bahkan kebaikannya meliputi kita semua, beliau gemar menolong sesama, mempersiapkan diri untuk menyambut bulan ramadhaan yang agung, tapi siapa sangka, Allah terlebih dahulu menjemputnya di bulan Sya’ban ini.
Artinya, siapapun kita, apapun kedukan dan kedaan saat ini, tidak menjamin kita dapat berjumpa dengan bulan Ramdhan, untuk itu, pada momentum keagungan bulan Sya’ban ini, mari terus berlomba-lomba meningkatkan takwa dan ubudiyah kepada Allah SWT.
Lantas apa yang menjamin kita tidak akan mati sekaran, esok atau lusa?
Tanyakan pada diri kita masing bermasing, kenapa belum menyadari maut sudah disamping?
Mengapa kita tidak memanfaatkan bulan sya’ban yang istimewa ini, padahal Allah sudah memberikan kesempatan terbaik ini, Allah memberikan kita kesehatan, kesempatan, kelapangan untuk beribadah, tapi justru sebaliknya kita gunakan kejalan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah...
Malaikat Maut tidak pernah bisa diajak kompromi, Malaikat Maut tak pernah peduli kita sudah siap atau belum, Malaikat Maut tidak pernah peduli kita sedang melakukan apa, kita lagi dimana, usia kita berapa, Malaikat Maut tidak pernah peduli pangkat dan jabatan kita apa, esalon berapa, Malaikat Maut tidak pernah peduli kita orang kaya ataupun miskin, Malaikat Maut takkan pernah peduli kita keturunan dan marga siapa, jika Allah telah berkata “pulang” seketika itu juga nama yang dihormati berubah menjadi zenazah.
Sungguh kita tidak bisa berlari dari maut/ kematian, Allah SWT berfirman dam Al-Quran sebagai berikut;
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِقُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah :8).
Dipenghujung Sya’ban baraakah ini, kita masih sibuk menyiapkan diri untuk kepentingan duniawi semata, dan masih menyusun berbagai rencana untuk melengkapi keinginan-keinginan syahwat semata, dengan melupakan persiapan utama untuk beribadah di bulan sya’ban, lupa juga untuk menyambut tamu agung kita, yakni bulan Ramadhan, padahal ramadhan hanaya mampir sebualan saja ditengah-tengah umat, kemudian berangkat kembali dengan membawa kemenangan dan kemulian bagi hamba yang berungtung.
Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah, disamping bulan Sya’ban ini merupakn bulan persiapan kita menyambut tamu agung Ramdhan, mari kita sama-sama belajar menjadi manusia manusia yang bermanfa'at bagi orang lain, dan usahakan masing-masing kita menjadi manusia yang paling cerdas, Rasulullah saw bersabda:
فْضَلُ المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُا
Artinya “Orang Mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang Mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian, dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematiannya. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya).” (H.R. At-Tirmidzi)
Terakhir, Sebagai sebuah kesimpulan penyampaian khutbah kita pada hari yang berbahagian ini, mari sama-sama lengkapi persiapan kita. Siap untuk berjumpa dengan Ramadhan dan siap juga berjumpa dengan kematian, karna kita semua tidak pernah tau, yang mana terlebih dahulu sampai kepada kita, diantara keduanya. Jika kita sampai berjumpa dengan bulan Ramadhan, sambut ia dengan indah dan hati yang senang, manfaatkan sebaik mungkin, karena belum tentu kesempatan yang sama akan berjumpa kembali.
Sebaliknya jika kita terlebih dahulu berjumpa dengan kematian, jangan sempat kita menyesal kelak dihari kemudian, kerena seyokyanya kematian adalah istirahat bagi orang mukmin, bukan penyesalan, namun betapa banyak diantara kita, menyesal setelah mati, karena tidak dapat mempersiapkan amal yang baik selagi masih hidup dipermukaan bumi. Rasulullah saw bersabda:
موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر
Artinya: "Kematian mendadak/seketika adalah istirahat bagi mukmin (orang beriman) dan penyesalan bagi orang kafir." (HR. Ahmad).
Semoga Allah memberikan kita semua, Taufiq dan hidayah-Nya, agar kita semua siap menyambut diantara keduanya, baik kematian ataupun bulan Suci Ramadhan. Amiin Allahhumma Amiin, amiin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ ال اَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ
MASUK KHUTBAH KE-II...