GAMPONG TEUPIN GAJAH
Keadaan Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Teupin Gajah.
Oleh
Ilham Mirsal, S.Pd,I, MA
Bila kita lihat kehidupan sehari-hari masyarakat desa Teupin Gajah baik dari segi sosial, budaya, adat istiadat masih sangat kental. Adat budaya yang mereka gunakan selalu berpedoman pada ajaran Islam. Segala kultur dan adat yang bertentangan ajaran Islam mereka tolak.
Bagi masyarakat desa Teupin Gajah ajaran Islam telah mewarnai berbagai tata cara kehidupan mereka. Hukum Islam bagi mereka memegang peranan penting dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, sehingga hukum adat begitu melekat sehingga menjadi suatu kebiasaan. Oleh karena itu apa yang dipandang baik oleh agama akan dilaksanakan secara adat.[1]
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa keadaan sosial masyarakat desa Teupin Gajah, baik dari segi adat istiadat, sosial budaya masih sangat kental, di samping itu sikap kebersamaan seperti gotong royong, saling membantu dan lain-lain juga masih sangat tinggi. Di samping itu ada kerja sama yang baik antara tokoh-tokoh desa dan agama sehingga kegiatan yang mereka laksanakan dapat berjalan dengan baik.
Jumlah penduduk desa Teupin Gajah sebanyak 1.015 jiwa yang terdiri dari 518 jiwa laki-laki dan 497 jiwa perempuan. Penduduk yang menetap di desa Teupin Gajah pada umumnya merupakan penduduk asli Rasio pembagian jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir sama.[2]
Mengenai mata pencarian, pada umumnya mata pencarian masyarakat desa Teupin Gajah bermata pencarian di sektor pertanian, jasa angkutan dan perdagangan. Sebahagian kecil mereka dalam sektor wiraswasta, pegawai negeri dan buruh bangunan. Aktivitas pendidikan yang berkembang di desa Teupin Gajah tidak terbatas pada pendidikan formal melalui lembaga pendidikan, akan tetapi juga pendidikan non formal melalui pengajian-pengajian agama yang diselenggarakan di menasah atau mesjid dan di Balai-balai pengajian.
Pendidikan yang dikembangkan tidak hanya pendidikan umum, akan tetapi juga pendidikan agama. Peningkatan pendidikan agama dilakukan dengan pengadaan sarana pendukung baik madrasah maupun pesantren. Warga masyarakat juga memberi dukungan terhadap peningkatan pendidikan, khususnya pendidikan agama. Hal ini dapat dilihat dengan tersedianya balai-balai pengajian yang dibuat oleh warga masyarakat baik secara pribadi maupun gotong royong. Kemudahan-kemudahan tersebut adalah bukti nyata dari semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk memperoleh pendidikan, juga disebabkan karena adanya perhatian pemerintah maupun kalangan swasta untuk memenuhi tanggung jawab pendidikan.
Indikasi perkembangan pendidikan di desa Teupin Gajah terlihat dari banyaknya sarana pendidikan yang tersedia. Untuk mengetahui keadaan sarana pendidikan dalam wilayah desa Teupin Gajah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.2: Sarana pendidikan yang ada di Desa Teupin Gajah.
No |
Jenis Sarana Pendidikan |
Jumlah |
1 |
Taman Kanak-Kanak |
1 |
2 |
Sekolah Dasar Negeri |
1 |
3 |
SLTP Negeri |
1 |
4 |
SLTA |
_ |
5 |
Pesantren |
1 |
6 |
TPQ-TPA-TQA |
3 |
7 |
Bale Beut (Balai Pengajian) |
2 |
|
Jumlah |
8 |
Sumber : Kantor Kepala Desa Teupin Gajah, tahun 2008
Data dokumentasi di atas menunjukkan bahwa keadaan sarana pendidikan baik umum ataupun agama tampaknya sangat mendukung terhadap program pengentasan kebodohan atau buta huruf di dalam masyarakat. Hal ini tentu saja tidak lepas dari perhatian pemerintah dengan mengadakan sarana pendidikan tersebut.
Keucik Teupin Gajah dari masa ke masa:
1. Tgk. Puteh (sampai tahu 1958).
2. Abdul Rani (1958 s/d 1968).
3. M. Din (1968 s/d 1974).
4. M. Ali (1974 s/d 1979).
5. Ansari (1979 a/d 1985).
6. M. Rasyid (1885 s/d 1991 – 1991 s/d 1997).
7. Baharuddin (1997 s/d 1999).
8. H. Angkasah (1999 s/d 2019).
9. Alisam AR (2019 s/d Sekarang)
- Organisasi Gampong
a. Kepemudaan
Oraganisasi pemuda merupakan sebuah hal urgen di di sebuah gampong, hampir sama pada gampong lain, desa teupin gajah juga membentuk organisasi kepemudaan sebagai wadah menyalurkan aspirasi pemuda, sebagai motto “Pemuda Pageu Gampong”. Kemajuan sebuah gampaog sangat dipengaruhi oleh pemudanya, Bung Karno mengatakan “berikan aku seorang pemuda maka akan ku goncang dunia ini”, begitu juga halnya dalam sebuah gampong pemuda hebat akan melahirkan gampong hebat.
Organisasi pemuda dimulai sejak gampong Teupin Gajah terbentuk, yaitu dibawah kepemimpinan Keucik pertama Teupin Gajah Tgk. Puteh, namun tidak diketahui pasti siapa ketua pemuda perdana kala itu. Berawal dari sana, kepemudaan Teupin Gajah terus bertahan sampai hari, kepengurusan terus bergantian dari priode ke priode berikutnya, berikut urutan yang dapat penulis himpun.
1. Rusli AR (Abang Keucik Alisam).
2. Rusli M. Nur
3. M. Yusuf
4. M. Syahril
5. Samsuar
6. M. Yunani
7. Zarkasyi
8. Munawir
9. Zulfan, S.Pd
10. Zarmawi
b. Olah Raga
Sebagai wujud kesuksesan pemuda maka dibentuk sebuah organisasi olah raga sebagai wadah silaturrahmi pemuda, dalam hal olah raga gampong Teupin Gajah menitik beratkan pada olah raga bola kaki yang diberi nama Cobra FC.
Kehadiran grup bola kaki Cobra FC sangat diperhitungkan di Pantai Barat Selatan Aceh, sebuah grup yang sudah banyak menjuarai berbagai laga yang ada. Cobra berhasil menempati panggung papan atas yang samapi sekarang terus melahirkan kader-kader terbaik yang menjadi bintang lapangan hiajau bersinar hingga ketingkat Nasional dan Internasional.
M. Syahrial seorang tokoh Gampong Teupin Gajah menceritakan awal terbentunya tim bola kaki Teupin Gajah, sebelumnya bernama POTRAS, sebuah tim yang tergabung didalamnya kader terbaik Kemungkiman Rasian, tapi pemainya banyak dari Gampong Teupin Gajah. Melihat Potras FC begitu bersinar, maka beberapa tokoh gampong berinisiatif membuka lapangan bola kaki milik Teupin Gajah, dan sepakti membuka sebuah lokasi sekarang yang dulunya hanaya belantara, sawah, dan pohon-pohon besar. Hamzah Aziz, SH, MM, Menjelaskan Rusli AR merupakan iniasitor (tokoh) kunci lahirnya Protras FC, beliau (Rusli AR) pendiri Klop Bola Potras FC, sekaligus cikal bakal terbentuk Potras FC yang kemudian disukseskan oleh rekan-rekan seangkatannya.
Masyarakat Teupin Gajah berusaha keras gotong royong memuga Lapangan Cobra sekarang, pada malam hari mereka membawa Lampu Terongkeng sebagai penerang untuk mengangkat pokok kayu (utom kaye) secara bersama, kadang kala mereka memanfaatkan bulan purnama saat bulan terang, itu semua dipersembahkan oleh orang tua kita tempo dulu untuk Teupin Gajah tercintai ini.
Pak Syarial menambahkan, kala itu yang beliau ingat pemain inti terkuat Potras FC adalah M. Yusuf, Razali, Siam (Cut Am) cs, Beliau bersama Alm. H. Usman, Alm. Keucik Rasyid sebagai panitia bola seterusnya dilanjutkan oleh Alm. Yazaman Kandang dengan pemain inti dibawahnya seperti Abdullah Sani, Agamcut cs. Begitu juga panitia kemudia terus dilanjut oleh Hamzah Aziz, SH, MM (1998-2000) Jasman Rasyid, Safrida, Zarkasyi, dan sekarang Miftah Al-Zaqi Yazam.
Setelah lapangan hijau Teupin Gajah terbentuk, ini merupakan awal kekuatan bola di Gampong Teupin Gajah, hingga tersu melahirkan lagendaris terbaik milik Cobra FC, setidaknya banyak nama bintag yang mengharumkan Nama Cobra dar masa ke masa, mereka adalah Jasmi Balbo, Saffran, Burman, Amri, Muzaiyyan, Fauzi, Asrul, Yasir, Irsan, Jaili, Loloh, Zaiki, Candra, Andi, Eli, Edy, dll (akan kita lengkapi).
Pada era Jasmi Balbo transisi nama tim berobah ke Cobra FC, namum penulis tidak mengetahui secara konkrit, didasari pada filosofis Ular cobra yang berbisa, mampu melumpuhkan lawannya, maka nama tim berobah ke COBRA FC, dan benar saja, sejak nama itu disematkan tim COBRA terus bangkit bersinar, menggigit siapa saja lawannya tampa ampun, hingga sekarang Cobra ditakuti lawan, disenagi kawan.
c. Dalail Khairat
d. Remaja Masjid
e. Kelompok Yasin
f. Kelompok 12 (Tim Tadarus)